Gereja Katolik Anti dengan Ilmu Pengetahuan, Benarkah?

Pontifical palace and Vatican Observatory, Castel Gandolfo (Sumber: wikipedia.org)

“Tidak semua yang dapat dihitung diperhitungkan, dan tidak semua yang diperhitungkan dapat dihitung.” – Albert Einstein

Banyak orang berpendapat bahwa ilmu pengetahuan dan agama adalah dua hal yang bertentangan. Bahkan ada yang secara ekstrim berpendapat bahwa Gereja menolak ilmu pengetahuan. Banyak mitos keliru yang beredar demikian. Dalam buku “The Seven Big Myths about the Catholic Church: Distinguishing Fact from Fiction about Catholicism” karangan Christopher Kaczor ada dua kutipan menarik dari tokoh Gereja tentang ilmu pengetahuan, yang pertama dari seorang Paus dan yang kedua dari seorang ilmuwan Katolik, selengkapnya berikut ini:

  • St. Paus Yohanes Paulus II

St. Yohanes Paulus II (Sumber: wikipedia.org)

Ilmu pengetahuan dapat memurnikan agama dari kesalahan dan takhayul. Agama dapat memurnikan ilmu pengetahuan dari penyembahan berhala dan kemutlakan palsu. Masing-masing dapat menarik satu sama lain ke dunia yang lebih luas lagi, suatu dunia di mana keduanya bisa berkembang bersama-sama. (Surat kepada Pastor George V. Coyne SJ. Direktur Observatorium Astronomi Vatikan tahun 1988)

  • Joseph Edward Murray

Joseph Murray (Sumber: wikipedia.org)

Apakah Gereja menentang ilmu pengetahuan? Bertumbuh sebagai seorang Katolik dan juga seorang ilmuwan – saya tidak melihatnya demikian. Kebenara yang satu adalah kebenaran yang diwahyukan, dan kebenaran yang satu lagi adalah kebenaran ilmiah. Jika Anda benar-benar percaya bahwa penciptaan itu baik, maka tidak ada salahnya mempelajari ilmu pengetahuan. Semakin banyak kita belajar tentang ilmu pengetahuan – bagaimana pengetahuan itu muncul – hanyalah menambah kemuliaan Allah. Secara pribadi saya tidak pernah melihat adanya konflik diantaranya. (Beliau adalah Pemenang Nobel dalam bidang Fisiologi atau Kedokteran tahun 1990 dikenal atas keberhasilan tranplantasi ginjal dan akademisi di Akademi Kepausan untuk Ilmu Pengetahuan)

Dalam bidang astronomi, Gereja Katolik memiliki insitusi Akademi Kepausan untuk Ilmu Pengetahuan (Pontificia Academia Scientiarum) dan Observatorium Vatikan yang ikut serta mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang itu. Dan dalam buku itu pula, Kaczor mengutip sebuah buku Thomas Woods yang berjudul “How the Catholic Church Built Western Civilization” bahwa gedung gereja bukan hanya digunakan untuk keperluan rohani saja tetapi juga dirancang dalam rangka mengembangkan pengetahuan ilmiah. Berikut ini kutipannya:

“Katedral di Bologna, Florence, Paris dan Roma dirancang pada abad ke-17 dan ke-18 yang berfungsi sebagai observatorium matahari kelas dunia. Tak ada tempat lain di muka bumi yang bisa menjadi alat yang tepat untuk mempelajari matahari. Setiap katerdal tersebut terdapat lubang-lubang di mana sinar matahari bisa masuk ke dalam dan menunjukkan suatu ukuran di garis-garis di lantai (garis meridian). Dengan mengamati jejak yang dilalui oleh sinar matahari pada garis-garis itu sehingga para peneliti bisa mendapatkan pengukuran waktu yang tepat dan memperkirakan ekuinoks (waktu siang dan malam yang panjangnya sama –red.).

Kita bisa lihat beberapa gambar di bawah ini tentang fungsi observatorium dalam bangunan gereja di bawah ini.

Lubang Matahari Katedral Bologna oleh Geoff Manaugh (Sumber: atlasobscura.com)

Garis Meridian Katedral Bologna oleh Geoff Manaugh (Sumber: atlasobscura.com)

Winter Solstice Katedral Bologna oleh Geoff Manaugh (Sumber: atlasobscura.com)

Garis Meridian Katedral Santa Maria degli Angeli e dei Martiri di Roma (Sumber: atlasobscura.com)

Dalam hal finansial, Gereja Katolik juga ikut serta melakukan bantuan untuk kemajuan ilmu pengetahuan secara khusus dalam bidang astronomi. John Lewis Heilbron seorang sejarawan tentang ilmu pengetahuan dan profesor dari University of California, Berkeley berkata demikian:

J. L. Heilbron (Sumber: librarything.com)

“Gereja Katolik Roma telah memberikan lebih banyak bantuan finansial dan dukungan sosialuntuk mempelajari astronomi selama lebih dari enam abad, sejak pemulihan pembelajaran kuno selama akhir Abad Pertengahan sampai Zaman Pencerahan, dibandingkan insitusi lain, dan mungkin juga dibandingkan dengan semua institusi lainnya.”

Sepanjang sejarah banyak putera-puteri Gereja yang sekaligus juga ilmuwan, sebut saja Blaise Pascal, Gregor Mendel, Louis Pasteur, Alexander Flemming, Nicolaus Copernicus, René Descartes, Georges Lemaître, dan masih banyak lagi. Jadi masih masih berpikir bahwa Gereja Katolik itu anti ilmu pengetahuan?

Posted on 29 November 2018, in Apologetika and tagged , , , , . Bookmark the permalink. Leave a comment.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.