[…] atau diakon kadang-kadang akan mengatakan, atau paduan suara menyanyikan, “Kyrie eleison” (“Tuhan, kasihanilah kami”): Kata-kata dalam bahasa Yunani ini…
Santa Agatha Yi Kyong-i
Agatha Yi Kyong-i (1814-1840) lahir di sebuah keluarga Katolik, namun dia menikah dengan seorang kasim. Setelah dia memberitahukan keadaan yang sebenarnya kepada Uskup Imbert, beliau menyuruh supaya dia berpisah dengan suaminya. Setelah perpisahan dengan suaminya, Agatha Yi pergi untuk tinggal bersama Agatha Kwon Chin-i, karena ibunya terlalu miskin untuk menghidupinya.
Agatha Yi ditangkap bersama dengan Agatha Kwon pada tanggal 17 Juli 1839. Mereka pernah satu kali dibebaskan oleh para polisi yang mengasihani mereka, namun mereka ditangkap kembali di sebuah rumah orang Katolik yang miskin di Seoul dan kemudian mereka dipenjarakan. Mereka disiksa dan dipukuli dengan kejam, namun mereka tidak menyerah dari iman mereka.
Berdasarkan laporan pemerintah, Agatha Yi mengkristenkan keluarganya, mengunjungi banyak tempat untuk membantu umat Katolik, dan ingin mati bagi imannya.
Akhirnya, Agatha dibawa ke suatu tempat yang disebut Tangkogae, di dekat Seoul, dan dia dipenggal di sana pada tanggal 31 Januari 1840 bersama dengan lima orang Katolik lainnya. Ketika dia menjadi martir, Agatha berusia 27 tahun.
Sumber: cbck.or.kr
Posted on 28 November 2017, in Orang Kudus and tagged Korea, Martir, Orang Kudus. Bookmark the permalink. 2 Comments.
Pingback: Santa Agatha Kwon Chin-i | Terang Iman
Pingback: Santa Magdalena Han Yong-i | Terang Iman