Category Archives: Kisah Iman
Damai Sejahtera Kristus Menaklukkan Hati Seorang Ateis yang Gelisah – Kisah Peter Laffin

Peter Laffin (Sumber: chnetwork.org)
“Karena itu, Aku berkata kepadamu: Janganlah khawatir tentang hidupmu, mengenai apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah khawatir tentang tubuhmu, mengenai apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih daripada makanan dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian? Pandanglah burung-burung di udara, yang tidak menabur, tidak menuai, dan tidak mengumpulkan dalam lumbung, namun Bapamu yang di surga memberi mereka makan. Bukankah kamu jauh lebih berharga daripada burung-burung itu?” (Matius 6:25-27 TB2)
Saya seorang yang mudah gelisah. Inilah kondisi yang diwariskan setidaknya selama dua generasi, dan mungkin lebih dari itu. Saya juga seorang ekstrovert yang senang berbagi, yang juga menjadi ciri khas keluarga saya. Read the rest of this entry
Gereja Katolik, Inilah Daftar Pertanyaanku – Kisah Jennifer Southers

Jennifer Southers (Sumber: chnetwork.org)
Marilah kita bersahabat
Saya menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, dan kemudian dibaptis pada musim semi tahun 1980. Di sepanjang hidup saya, saya ikut di berbagai gereja-gereja Protestan, saya menjadi anggota gereja Sahabat (Friends church) lebih dari 30 tahun sebelum pindah keyakinan ke Katolik. Tahun terakhir di gereja Sahabat, rasanya Tuhan memberi tahu saya kalau sudah saatnya saya untuk masuk lebih dalam lagi, melihat ke luar dari tempat saya berada.
Gereja itu penuh dengan kenangan. Suami saya bernama Denny, kami menikah di sana, pemakaman suami saya juga di gereja itu. Tempat berlutut di depan altar didirikan dan dipasang dengan tempat dana kedukaan dari pemakaman suami saya. Sahabat saya pergi ke gereja itu, dan kami duduk bersama setiap hari Minggu. Inilah keluarga gereja saya. Apa yang Tuhan minta dari saya yaitu dengan mengatakan saya harus pergi lebih dalam lagi, yang menuntun saya untuk melihat melampaui tempat ini? Read the rest of this entry
Produser TV Protestan jadi Katolik – Kisah Andrea Garrett

Andrea Garrett (Sumber: chnetwork.org)
Saya dibesarkan di New England di sebuah keluarga yang beragama Kristen. Ayah saya adalah mantan Katolik yang menikahi ibu saya, mantan Methodist.
Pada mulanya, Tuhan …
Ketika mereka mulai dikaruniai anak, orang tua saya membaptis kami di Gereja Methodist. Mereka berpikir bahwa kami harus memperoleh pendidikan dasar Kristiani, sehingga ketika kami pindah ke kota yang tidak ada jemaat Methodist, mereka membawa kami ke gereja Protestan arus utama terdekat, yaitu United Church of Christ. Mereka mendaftarkan kami ke Sekolah Minggu dan mengantar kami pada hari Minggu pagi, sementara itu mereka sendiri jarang menghadiri kebaktian di gereja. Read the rest of this entry
Dari Master Reiki ke Katolik – Kisah Shannara Johnson

Shannara Johnson (Sumber: chnetwork.org)
Saya lahir dan dibesarkan di Jerman pada pertengahan tahun 1960-an. Keluarga angkat saya beragama Protestan, tetapi tidak terlalu religius. Kami adalah Kristen Napas (Natal dan Paskah saja), dan di rumah kami saya tidak ingat pernah berdoa atau membaca Alkitab.
Di Jerman sekuler, semua orang yang saya kenal adalah Protestan atau Katolik, tetapi tidak ada seorang pun yang saya kenal yang benar-benar beriman. Kebanyakan orang patuh membayar pajak gereja bulanan – pajak 10 persen dari gaji – seakan-akan menjadi polis asuransi supaya tidak masuk neraka.
Sebagai anak tunggal, saya cukup dimanjakan, suatu hak istimewa yang harus dibayar mahal ketika saya masuk sekolah dasar. Saya tidak tahu bagaimana cara bergaul dengan anak-anak lain, bagaimana cara bertengkar atau bermain dalam kelompok, dan saya adalah seorang siswa dengan nilai A semua, namun saya tidak memperoleh penghargaan apapun dari teman-teman saya. Read the rest of this entry
Mencari Keseimbangan – Kisah Cara Valle

Cara Valle (Sumber: chnetwork.org)
Perjalanan iman saya dimulai dengan mendengarkan Tuhan. Beberapa kenangan masa kecil saya adalah gereja dan doa. Orang tua saya adalah jemaat setia dari komunitas Protestan karismatik non-denominasi. Bagi mereka, gereja adalah tempat doa yang berapi-api baik dalam bentuk berbicara dalam bahasa roh, menari, bertepuk tangan, dan bernyanyi, atau menangis dalam keheningan. Saya didorong untuk mencari Tuhan dan mengungkapkan kasih saya kepada-Nya selama ekspresi itu spontan. Kedua orang tua saya menolak sesuatu yang formal dan liturgis. Mereka menyebut umat Katolik sebagai orang Kristen “KTP” yang melakukan ritual hampa tapi tidak punya kerohanian yang sejati. Read the rest of this entry
Dari Wicca menjadi Katolik – Kisah Nora Jensen

Nora Jensen (Sumber: chnetwork.org)
Saya dibesarkan oleh kedua orang tua yang penuh kasih di pegunungan Colorado yang indah. Sama sekali kami bukan orang yang religius, sebenarnya kami punya sikap anti-Kristen. Saya percaya pada Tuhan yang impersonal dan punya devosi mendalam kepada para malaikat, meskipun saya tidak yakin dari mana asal kepercayaan itu. Kedua orang tua saya bekerja keras untuk menafkahi saya dan saudara laki-laki saya, dan mereka menanamkan perasaan benar dan salah yang kuat dalam diri kami. Kami adalah keluarga yang kompak.
Urusan Keluarga, Wicca
Waktu saya berumur 11 tahun, saya dan saudara saya sedang bermain di halaman rumah. Kami menemukan lingkaran batu yang belum pernah kami lihat sebelumnya, jelas sekali kalau batu dan lingkaran itu diletakkan oleh manusiam dalam suatu pola yang menunjukkan tujuan ritual mereka. Kami berpikir bahwa para pemuja setan sudah menyelinap masuk halaman rumah kami dan membuat benda itu, kemudian kami menghancurkannya dengan menendang sebanyak mungkin batu besar supaya tidak berada di tempat asalnya. (Mengapa pemuja setan? Sampai hari ini kami bertanya-tanya mengapa kami berpikir seperti itu.) Sesudah itu, kami berlari ke rumah untuk memberi tahu betapa hebat apa yang sudah kami perbuat. Read the rest of this entry
Facebook Menjadikanku Katolik – Kisah Meghan Foshay

Meghan Foshay (Sumber: chnetwork.org)
Saya dibesarkan di Gereja Katolik oleh kedua orang tua yang mencintai imannya. Kami mengikuti Misa setiap hari Minggu, saya menerima sakramen, tetapi saya tidak pernah sungguh-sungguh menganggap diri saya sebagai seorang Kristiani. Bahkan, saya tidak tahu apakah saya mempercayai Tuhan. Saya tidak suka ikut Misa untuk menyembah Tuhan yang saya bahkan tidak yakin Tuhan itu ada. Dan Alkitab tampaknya bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh sains di sekolah negeri. Intinya: agama tampak konyol dan membuang-buang waktu.
Sikap skeptis dan tempat bagi Tuhan
Pada tahun 2016, perubahan keyakinan saya kepada Kristus dimulai. Saya menyadari bahwa kejahatan benar-benar ada di dunia ini dan juga ada di banyak institusinya. Kemudian saya mengalami perjumpaan dengan Roh Kudus. Tak lama kemudian saya mengalami perubahan hati yang drastis dan penyesalan mendalam atas dosa-dosa yang saya lakukan, dan saya merasa “tahu” (melalui anugerah yang diberikan) bahwa Tritunggal dan Alkitab itu benar adanya. Saya tahu kalau kebingungan yang saya alami mengenai Alkitab bertentangan dengan ilmu pengetahuan hanyalah: kebingungan dari diri saya sendiri. Saya langsung tahu bahwa Iblis adalah penguasa dunia ini. Maka, saya memesan Alkitab pertama saya dan mulai membada Perjanjian Baru dengan sungguh-sungguh dan bergaul dengan orang yang lebih unggul secara rohani. Read the rest of this entry
Lingkaran Adven Menjadikanku Katolik – Kisah Mary Pomeroy

Mary Pomeroy (Sumber: chnetwork.org)
Pada hari Minggu Adven pertama tahun 2017, untuk pertama kalinya saya ikut Misa Katolik, menjadi Katolik tak pernah terlintas di benak saya. Satu-satunya alasan ada di sana untuk Misa adalah untuk melihat karangan lingkaran Adven dan penyalaan lilin. Saya tidak tahu apa-apa tentang iman Katolik kecuali berbagai hal yang diberitahukan oleh orang Protestan anti-Katolik. Sedikit yang saya ketahui bahwa saya berada di sana untuk salah satu kejutan terbesar dalam hidup saya – dan sesuatu dirancang oleh Tuhan. Read the rest of this entry
Berjumpa dengan Yesus di Kapel Adorasi – Kisah Lori Ann Mancini

Lori Ann Mancini (Sumber: chnetwork.org)
Ketika saya bertumbuh besar, iman adalah sesuatu yang serius. Orang tua saya termasuk golongan pasangan muda di akhir tahun 1950-an yang merantau dari wilayah pertambangan batu bara di Kentucky untuk mencari pekerjaan di Ohio dengan melakukan perjalanan melalui Rute 23. Saya lahir pada tahun 1969, anak bungsu dari tiga anak perempuan, orang tua saya umat dari Church of Christ. Banyak keluarga dari keluarga besar di kota kecil yang kami tempati punya iman yang sama. Sampai saat ini, saya masih menghargai lagu-lagu dan nyanyian akapela yang menjadi ciri tradisi iman ini. Ajaran dari Church of Christ yaitu baptisan selam, baptisan bagi orang dewasa saja, dan ajaran hanya Alkitab, semuanya kelihatan benar dan masuk akal bagi saya. Read the rest of this entry
Pencarian Gereja Universal – Kisah Dr. G. Lloyds Raja

Dr. G. Lloyds Raja (Sumber: chnetwork.org)
Masa kecil
Saya lahir dan dibesarkan dalam keluarga yang menjadi anggota CSI (Church of South India / Gereja India Selatan), yang dibentuk oleh persatuan gereja-gereja Episkopal dan non-Episkopal pada tahun 1940-an. Nenek dari pihak ayah adalah seorang guru Alkitab di CSI, dan kakek dari pihak ibu adalah seorang penginjil. Menurut norma CSI, saya dibaptis sewaktu masih bayi dan diikutsertakan ke Sekolah Minggu dan Christian Endeavor Union di usia yang sangat dini. Saya memenangkan banyak hadiah dalam kompetisi pengetahuan Alkitab yang diadakan oleh Keuskupan CSI Kanyakumari. Ibu saya mendorong saya supaya membaca Alkitab dan berdoa, tapi sebagian besar belajar dan berdoa tidak ada artinya selain untuk mendapatkan hadiah dalam kontes tanya jawab Alkitab. Read the rest of this entry
[…] atau diakon kadang-kadang akan mengatakan, atau paduan suara menyanyikan, “Kyrie eleison” (“Tuhan, kasihanilah kami”): Kata-kata dalam bahasa Yunani ini…