Category Archives: Kisah Iman

Pendeta Pentakosta Oneness Menjadi Katolik – Kisah Michael Garcia

Michael Garcia (Sumber: chnetwork.com)

Didikan dan Sejarah Keluarga

Saya dilahirkan di sebuah keluarga Katolik pada bulan Mei 1953, dibaptis saat masih bayi, lalu melakukan pengakuan dosa, menerima Komuni Kudus pertama, dan menerima Sakramen Penguatan dari Uskup Buswell di gereja Our Lady of Guadalupe, paroki tertua di Colorado. Saya sangat menyukai segala sesuatu tentang Tuhan dan Gereja. Bahkan, saya sempat membayangkan diri saya menjadi seorang imam suatu hari nanti, tetapi akhirnya saya mengurungkan niat itu karena saya ingin menikah dan memiliki anak. Ibu saya akan meminta kami berdoa Rosario setiap kali ada masalah, dan memastikan kami mengikuti Misa; tetapi ayah saya jarang ke gereja dan tidak pernah berdoa Rosario bersama kami, meskipun saya tahu dia mengasihi Tuhan. Read the rest of this entry

Seorang Pendeta Protestan Berhenti Protes – Kisah James Whittaker

James Whittaker (Sumber: chnetwork.org)

Perjalanan iman saya menuju Gereja Katolik membawa saya melewati beberapa denominasi yang berbeda juga melintasi negara bagian yang berbeda. Saya dibesarkan di Gereja Southern Baptist di Sophia, West Virginia. Kakek saya adalah salah satu anggota pendiri jemaat tersebut. Para anggota pendiri membangun gereja tersebut dengan meletakkan dinding batu bata sebagai fondasi. Di sanalah saya belajar ayat-ayat Alkitab, mengikuti sekolah Alkitab liburan dan sekolah minggu. Kasih saya kepada Tuhan terbentuk melalui jemaat ini. Read the rest of this entry

Dari Asbury, menjadi Pastor Anglikan-Wesley, hingga menjadi Katolik – Kisah Brook Thelander

Brook Thelander (Sumber: chnetwork.org)

Saya dibesarkan di sebuah kota kecil di selatan Nebraska. Orang tua saya bercerai ketika saya masih sangat kecil, dan ibu saya menikah lagi ketika saya berusia enam tahun. Keluarga saya adalah keluarga yang cukup normal untuk ukuran keluarga campuran, tetapi kami tidak pernah terlibat di gereja.

Tak lama sebelum saya masuk SMA, kakak laki-laki saya mengalami pertobatan yang mendalam kepada Kristus di gereja Nazaret di komunitas kami. Saya penasaran dengan apa yang menyebabkan perubahan dalam diri kakak saya. Tak lama kemudian saya bertemu dengan pendeta muda di gereja tersebut, seorang veteran Vietnam dan pemegang Sabuk Hitam dalam bela diri. Dengan cepat ia menghancurkan pandangan saya tentang pendeta sebagai orang yang lemah. Beberapa minggu kemudian, saya berlutut di depan gereja, berdoa kepada Kristus dan memohon kepada-Nya untuk menjadi Tuhan atas hidup saya. Read the rest of this entry

Menemukan Kembali Ekaristi – Kisah Diakon Dennis Lambert

Diakon Dennis Lambert (Sumber: chnetwork.org)

 

Kisah perjalanan iman ini diadaptasi dari buku Diakon Dennis Lambert yang berjudul For Real? Christ’s Presence in the Eucharist (Liguori Publications 2022).

Awal yang Baik

Saya seorang Katolik sejak kecil yang dibesarkan dalam lingkungan yang penuh dengan cinta dan kesetiaan pada iman. Keluarga saya menghadiri Misa setiap hari Minggu dan setiap hari raya. Seperti kebanyakan umat Katolik, dulu dan sekarang, keluarga Lambert memiliki tempat duduk yang favorit. Bangku kami berada di bagian tengah, bangku kedua dari altar. Saya masih ingat kebiasaan ayah saya yang suka mencondongkan tubuhnya ke depan dan ke belakang setiap tiga detik. Saya yakin dia tidak menyadari kebiasaan ini, atau menyadari kalau saya pun suka menirukannya. Read the rest of this entry

Menemukan Gereja Selama Berada di Seminari Protestan – Kisah David Sears

David Sears (Sumber: chnetwork.org)

Saya lahir pada tahun 1985 dari pasangan orang tua yang tidak terlalu aktif dalam iman. Namun, nenek saya (semoga ia beristirahat dengan tenang) selama bertahun-tahun mengajar kelas TK di Sekolah Minggu di gereja Baptisnya. Kenangan rohani pertama saya adalah duduk di kelas Sekolah Minggu sambil mendengarkan kisah-kisah Alkitab. Saya senang mendengar bagaimana Kristus mengasihi saya sebagai anak-Nya. Sekitar waktu itu, ibu saya mulai terlibat dalam sebuah gereja Disciples of Christ yang kecil, jadi untuk sementara waktu, setiap dua minggu sekali saya pergi bersamanya untuk beribadah bersama jemaat gereja itu. Pada akhirnya, keterlibatannya di gereja tersebut berakhir, dan kami kembali ke gereja Baptis secara penuh waktu. Kami akan melewati Gereja Katolik yang besar setiap kali kami pergi ke rumah kakek-nenek saya. Pada masa itu, saya tidak tahu perbedaan antara Baptis dan Katolik, tetapi saya bertanya-tanya mengapa selalu ada mobil di tempat parkir itu, bukan hanya pada hari Minggu. Saya juga penasaran dengan perbedaan antara kami dan mereka. Saya tidak tahu bahwa, bertahun-tahun kemudian, ketika saya berusia pertengahan dua puluhan, saya tidak hanya menjadi Katolik, tetapi juga menjadi anggota paroki tersebut. Read the rest of this entry

Dari Bar Mitzvah ke RCIA – Kisah Phillip Seeberg

Phillip Seeberg (Sumber: chnetwork.org)

Saya lahir pada tahun 1960 di wilayah barat daya jauh kota Chicago. Kedua orang tua saya adalah orang Yahudi, maka tentu saja, saya dibesarkan sebagai orang Yahudi. Ada sekitar 40 rumah di kompleks besar kami, tiga di antaranya dihuni keluarga Yahudi. Sisanya kebanyakan orang Irlandia dan Polandia. Saya pikir mereka beragama Katolik, tetapi saat itu saya benar-benar tidak tahu perbedaan antara Katolik dan Protestan. Bahkan, saya tidak tahu apa-apa tentang agama Kristen. Saya tahu bahwa orang Kristen percaya pada Yesus tetapi tidak benar-benar tahu apa makna atau seluk-beluk dari Perjanjian Baru. Read the rest of this entry

Damai Sejahtera Kristus Menaklukkan Hati Seorang Ateis yang Gelisah – Kisah Peter Laffin

Peter Laffin (Sumber: chnetwork.org)

“Karena itu, Aku berkata kepadamu: Janganlah khawatir tentang hidupmu, mengenai apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah khawatir tentang tubuhmu, mengenai apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih daripada makanan dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian? Pandanglah burung-burung di udara, yang tidak menabur, tidak menuai, dan tidak mengumpulkan dalam lumbung, namun Bapamu yang di surga memberi mereka makan. Bukankah kamu jauh lebih berharga daripada burung-burung itu?” (Matius 6:25-27 TB2)

Saya seorang yang mudah gelisah. Inilah kondisi yang diwariskan setidaknya selama dua generasi, dan mungkin lebih dari itu. Saya juga seorang ekstrovert yang senang berbagi, yang juga menjadi ciri khas keluarga saya. Read the rest of this entry

Gereja Katolik, Inilah Daftar Pertanyaanku – Kisah Jennifer Southers

Jennifer Southers (Sumber: chnetwork.org)

Marilah kita bersahabat

Saya menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, dan kemudian dibaptis pada musim semi tahun 1980. Di sepanjang hidup saya, saya ikut di berbagai gereja-gereja Protestan, saya menjadi anggota gereja Sahabat (Friends church) lebih dari 30 tahun sebelum pindah keyakinan ke Katolik. Tahun terakhir di gereja Sahabat, rasanya Tuhan memberi tahu saya kalau sudah saatnya saya untuk masuk lebih dalam lagi, melihat ke luar dari tempat saya berada.

Gereja itu penuh dengan kenangan. Suami saya bernama Denny, kami menikah di sana, pemakaman suami saya juga di gereja itu. Tempat berlutut di depan altar didirikan dan dipasang dengan tempat dana kedukaan dari pemakaman suami saya. Sahabat saya pergi ke gereja itu, dan kami duduk bersama setiap hari Minggu. Inilah keluarga gereja saya. Apa yang Tuhan minta dari saya yaitu dengan mengatakan saya harus pergi lebih dalam lagi, yang menuntun saya untuk melihat melampaui tempat ini? Read the rest of this entry

Produser TV Protestan jadi Katolik – Kisah Andrea Garrett

Andrea Garrett (Sumber: chnetwork.org)

Saya dibesarkan di New England di sebuah keluarga yang beragama Kristen. Ayah saya adalah mantan Katolik yang menikahi ibu saya, mantan Methodist.

Pada mulanya, Tuhan …

Ketika mereka mulai dikaruniai anak, orang tua saya membaptis kami di Gereja Methodist. Mereka berpikir bahwa kami harus memperoleh pendidikan dasar Kristiani, sehingga ketika kami pindah ke kota yang tidak ada jemaat Methodist, mereka membawa kami ke gereja Protestan arus utama terdekat, yaitu United Church of Christ. Mereka mendaftarkan kami ke Sekolah Minggu dan mengantar kami pada hari Minggu pagi, sementara itu mereka sendiri jarang menghadiri kebaktian di gereja. Read the rest of this entry

Dari Master Reiki ke Katolik – Kisah Shannara Johnson

Shannara Johnson (Sumber: chnetwork.org)

Saya lahir dan dibesarkan di Jerman pada pertengahan tahun 1960-an. Keluarga angkat saya beragama Protestan, tetapi tidak terlalu religius. Kami adalah Kristen Napas (Natal dan Paskah saja), dan di rumah kami saya tidak ingat pernah berdoa atau membaca Alkitab.

Di Jerman sekuler, semua orang yang saya kenal adalah Protestan atau Katolik, tetapi tidak ada seorang pun yang saya kenal yang benar-benar beriman. Kebanyakan orang patuh membayar pajak gereja bulanan – pajak 10 persen dari gaji –  seakan-akan menjadi polis asuransi supaya tidak masuk neraka.

Sebagai anak tunggal, saya cukup dimanjakan, suatu hak istimewa yang harus dibayar mahal ketika saya masuk sekolah dasar. Saya tidak tahu bagaimana cara bergaul dengan anak-anak lain, bagaimana cara bertengkar atau bermain dalam kelompok, dan saya adalah seorang siswa dengan nilai A semua, namun saya tidak memperoleh penghargaan apapun dari teman-teman saya. Read the rest of this entry