Blog Archives

Masalah-masalah di Era Reformasi

Oleh Casey J. Chalk

95 Dalil Luther (Sumber: stpaulcenter.com)

Tidak mengherankan, begitu Reformasi menyingkirkan otoritas penafsiran yang diterima untuk menengahi perselisihan teologis, gagasan-gagasan teologis dan penafsiran yang saling bersaing bertambah banyak, tanpa ada cara untuk menyelesaikannya. Masalah-masalah ini dimulai tak lama setelah pemikiran Luther menyebar ke seluruh Jerman dan kemudian ke seluruh benua Eropa. Erasmus, seorang humanis Katolik dan kritikus Gereja, yang menulis hanya beberapa tahun sesudah Reformasi, bertanya kepada Luther:

Mengapa “saudara-saudara”-mu sangat tidak saling sependapat satu sama lain? Semuanya mempunyai Kitab Suci yang sama, semuanya mengaku mempunyai roh yang sama. Namun, [Andreas] Karlstadt sangat tidak setuju dengan Anda. Begitu juga dengan Zwingli, Oecolampadius dan Captio, yang menerima pendapat Karlstadt meskipun tidak memberikan alasan-alasannya. Kemudian lagi, Zwingli dan Balthazar [Hubmaier] berbeda pendapat dalam banyak hal … Karena kalian semua membahas pokok bahasan Kitab Suci, jika ada kejelasan di dalamnya, mengapa ada begitu banyak ketidaksepakatan di antara kalian? Read the rest of this entry

Apakah Misa itu Kurban?

Oleh Dr. Brant Pitre

Holy Sacrifice of the Mass – A painting inside the chapel of St. Benedict’s Monastery in Corte, Carmen, Cebu, Philippines karya Jun Rebayla (Sumber: flickr.com)

Ada satu pertanyaan tentang Misa, di mana ada perikop yang dijadikan kontroversi di abad ke-16 oleh para reformator Protestan, terutama Martin Luther. Ketika kebanyakan umat Katolik masa kini membicarakan tentang Reformasi Protestan maka seringkali membahas perdebatan mengenai Kehadiran Nyata – misalnya tentang Transsubstansiasi.

Ada teori-teori yang berbeda mengenai Kehadiran nyata pada zaman Reformasi. Apakah Yesus hanya hadir secara rohani dalam roti dan anggur, seperti pendapat Calvin? Atau konsubstansiasi seperti pendapat Luther, di mana roti dan anggur hadir bersama dengan Tubuh dan Darah Kristus? Dan itu semua salah. Maka, apa itu transsubstansiasi yang diajarkan Konsili Trente? Yaitu tidak ada roti dan anggur setelah konsekrasi atau tidak ada lagi substansi roti dan anggur setelah konsekrasi – yang masih tetap adalah rupanya, tetapi yang hadir di altar adalah Yesus Kristus, Tubuh, Darah, Jiwa dan Keilahian-Nya. Read the rest of this entry

Luther dan Pemisahan Umat Awam dari Pengetahuan Kitab Suci

Oleh Scott Hahn dan Benjamin Wiker

Martin Luther (Sumber: stpaulcenter.com)

Martin Luther menolak otoritas yang dinyatakan oleh Gereja Katolik sebagai penafsir Kitab Suci karena dua alasan.

Pertama, dalam pandangan Luther, bukti korupsi Gereja khususnya kepausan, sepenuhnya meruntuhkan klaim Gereja yang diperintahkan oleh Tuhan sebagai pemelihara ortodoksi yang punya wewenang melalui tradisi (traditio) tafsirannya. Read the rest of this entry

Kenapa Alkitab Sahabat Protestan Lebih Kecil?

Oleh Jimmy Akin

Alkitab Kecil (Sumber: catholic.com)

Sebuah wawancara singkat dengan seorang Apologet Senior Catholic Answers, ia adalah Jimmy Akin yang akan membicarakan mengapa Alkitab itu sebuah kitab Katolik. Read the rest of this entry

Sejarah Aneh Sinterklas

Oleh Trent Horn

Santa Claus (Sumber: factretreiver.com)

Sewaktu saya manjadi seorang penginjil pro-life, organisasi tempat saya bekerja terdiri dari orang-orang Katolik dan Protestan. Dalam satu acara yang kami adakan di bulan Desember, saya bertanya kepada seorang rekan kerja yang Protestan tentang apa yang hendak dia rencanakan buat Natal.

Dia menjawab, “Saya tidak merayakan Natal.”

“Oh, kenapa?”

Kemudian dia melanjutkan alasannya dengan nada yang sederhana dan lugas: “Karena merayakan Natal tidak ada dalam Alkitab.” Setiap orang Protestan lainnya yang berada di tim kami masih merayakan Natal, namun wanita muda yang satu ini menolak Natal. Penolakan ini mengingatkan saya pada orang-orang Protestan mula-mula. Read the rest of this entry

Menemukan Gereja Katolik Melalui Sejarah– Kisah Dr. David Anders, Ph.D.

Dr. David Anders Ph.D (Sumber: chnetwork.org)

Saya tumbuh sebagai seorang Protestan Injili di Birmingham, Alabama. Kedua orang tua saya itu penuh kasih dan pengabdian, tulus dalam iman, dan sangat terlibat dalam gereja kami. Dalam diri saya, mereka menanamkan penghormatan terhadap Alkitab sebagai Firman Allah, dan menginginkan saya supaya hidup dalam iman akan Kristus. Para misionaris (penginjil Protestan –red.) sering mengunjungi rumah kami dan mereka membawa antusiasme untuk pekerjaan mereka. Rak-rak buku di rumah kami dipenuhi dengan buku teologi dan apologetika. Sejak usia dini, saya meresapkan keinginan bahwa panggilan hidup tertinggi saya adalah mengajarkan iman Kristen. Saya kira tidak mengherankan jika saya kemudian menjadi seorang sejarawan Gereja, tapi saya tidak mengira menjadi seorang Katolik. Read the rest of this entry

5 Tokoh Protestan yang Mempertahankan bahwa Maria Tetap Perawan Selamanya

L' Annonciation de 1644, Philippe de Champaigne (Sumber: wikipedia.org)

L’ Annonciation de 1644, Philippe de Champaigne (Sumber: wikipedia.org)

Dogma dari iman Katolik menyatakan bahwa Perawan Maria yang Terberkati bukan hanya seorang perawan ketika dia mengandung dan melahirkan Yesus namun dia tetap sebagai seorang perawan selamanya. Pada saat ini, banyak tokoh Protestan menolak hal ini, namun apakah mereka tahu bahwa tokoh mula-mula Protestan justru mempercayainya? Read the rest of this entry