Blog Archives

Gereja Katolik, Inilah Daftar Pertanyaanku – Kisah Jennifer Southers

Jennifer Southers (Sumber: chnetwork.org)

Marilah kita bersahabat

Saya menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, dan kemudian dibaptis pada musim semi tahun 1980. Di sepanjang hidup saya, saya ikut di berbagai gereja-gereja Protestan, saya menjadi anggota gereja Sahabat (Friends church) lebih dari 30 tahun sebelum pindah keyakinan ke Katolik. Tahun terakhir di gereja Sahabat, rasanya Tuhan memberi tahu saya kalau sudah saatnya saya untuk masuk lebih dalam lagi, melihat ke luar dari tempat saya berada.

Gereja itu penuh dengan kenangan. Suami saya bernama Denny, kami menikah di sana, pemakaman suami saya juga di gereja itu. Tempat berlutut di depan altar didirikan dan dipasang dengan tempat dana kedukaan dari pemakaman suami saya. Sahabat saya pergi ke gereja itu, dan kami duduk bersama setiap hari Minggu. Inilah keluarga gereja saya. Apa yang Tuhan minta dari saya yaitu dengan mengatakan saya harus pergi lebih dalam lagi, yang menuntun saya untuk melihat melampaui tempat ini? Read the rest of this entry

Advertisement

Produser TV Protestan jadi Katolik – Kisah Andrea Garrett

Andrea Garrett (Sumber: chnetwork.org)

Saya dibesarkan di New England di sebuah keluarga yang beragama Kristen. Ayah saya adalah mantan Katolik yang menikahi ibu saya, mantan Methodist.

Pada mulanya, Tuhan …

Ketika mereka mulai dikaruniai anak, orang tua saya membaptis kami di Gereja Methodist. Mereka berpikir bahwa kami harus memperoleh pendidikan dasar Kristiani, sehingga ketika kami pindah ke kota yang tidak ada jemaat Methodist, mereka membawa kami ke gereja Protestan arus utama terdekat, yaitu United Church of Christ. Mereka mendaftarkan kami ke Sekolah Minggu dan mengantar kami pada hari Minggu pagi, sementara itu mereka sendiri jarang menghadiri kebaktian di gereja. Read the rest of this entry

Dari Master Reiki ke Katolik – Kisah Shannara Johnson

Shannara Johnson (Sumber: chnetwork.org)

Saya lahir dan dibesarkan di Jerman pada pertengahan tahun 1960-an. Keluarga angkat saya beragama Protestan, tetapi tidak terlalu religius. Kami adalah Kristen Napas (Natal dan Paskah saja), dan di rumah kami saya tidak ingat pernah berdoa atau membaca Alkitab.

Di Jerman sekuler, semua orang yang saya kenal adalah Protestan atau Katolik, tetapi tidak ada seorang pun yang saya kenal yang benar-benar beriman. Kebanyakan orang patuh membayar pajak gereja bulanan – pajak 10 persen dari gaji –  seakan-akan menjadi polis asuransi supaya tidak masuk neraka.

Sebagai anak tunggal, saya cukup dimanjakan, suatu hak istimewa yang harus dibayar mahal ketika saya masuk sekolah dasar. Saya tidak tahu bagaimana cara bergaul dengan anak-anak lain, bagaimana cara bertengkar atau bermain dalam kelompok, dan saya adalah seorang siswa dengan nilai A semua, namun saya tidak memperoleh penghargaan apapun dari teman-teman saya. Read the rest of this entry

Mencari Keseimbangan – Kisah Cara Valle

Cara Valle (Sumber: chnetwork.org)

Perjalanan iman saya dimulai dengan mendengarkan Tuhan. Beberapa kenangan masa kecil saya adalah gereja dan doa. Orang tua saya adalah jemaat setia dari komunitas Protestan karismatik non-denominasi. Bagi mereka, gereja adalah tempat doa yang berapi-api baik dalam bentuk berbicara dalam bahasa roh, menari, bertepuk tangan, dan bernyanyi, atau menangis dalam keheningan. Saya didorong untuk mencari Tuhan dan mengungkapkan kasih saya kepada-Nya selama ekspresi itu spontan. Kedua orang tua saya menolak sesuatu yang formal dan liturgis. Mereka menyebut umat Katolik sebagai orang Kristen “KTP” yang melakukan ritual hampa tapi tidak punya kerohanian yang sejati. Read the rest of this entry

Lingkaran Adven Menjadikanku Katolik – Kisah Mary Pomeroy

Mary Pomeroy (Sumber: chnetwork.org)

Pada hari Minggu Adven pertama tahun 2017, untuk pertama kalinya saya ikut Misa Katolik, menjadi Katolik tak pernah terlintas di benak saya. Satu-satunya alasan ada di sana untuk Misa adalah untuk melihat karangan lingkaran Adven dan penyalaan lilin. Saya tidak tahu apa-apa tentang iman Katolik kecuali berbagai hal yang diberitahukan oleh orang Protestan anti-Katolik. Sedikit yang saya ketahui bahwa saya berada di sana untuk salah satu kejutan terbesar dalam hidup saya – dan sesuatu dirancang oleh Tuhan. Read the rest of this entry

Pencarian Gereja Universal – Kisah Dr. G. Lloyds Raja

Dr. G. Lloyds Raja (Sumber: chnetwork.org)

Masa kecil

Saya lahir dan dibesarkan dalam keluarga yang menjadi anggota CSI (Church of South India / Gereja India Selatan), yang dibentuk oleh persatuan gereja-gereja Episkopal dan non-Episkopal pada tahun 1940-an. Nenek dari pihak ayah adalah seorang guru Alkitab di CSI, dan kakek dari pihak ibu adalah seorang penginjil. Menurut norma CSI, saya dibaptis sewaktu masih bayi dan diikutsertakan ke Sekolah Minggu dan Christian Endeavor Union di usia yang sangat dini. Saya memenangkan banyak hadiah dalam kompetisi pengetahuan Alkitab yang diadakan oleh Keuskupan CSI Kanyakumari. Ibu saya mendorong saya supaya membaca Alkitab dan berdoa, tapi sebagian besar belajar dan berdoa tidak ada artinya selain untuk mendapatkan hadiah dalam kontes tanya jawab Alkitab. Read the rest of this entry

Dipanggil untuk Bermisi – Kisah Lani Bogart

Pada bulan Juni 1990, saya diterima oleh lembaga misi independen, dengan izin dari pendeta dan anggota gereja Karismatik Independen kami, kami menjual semua furnitur yang kami punya, memberikan hewan-hewan peliharaan kami, mengemasi beberapa barang kami yang tersisa, dan kami pindah ke Antigua, Guatemala untuk belajar bahasa Spanyol. Read the rest of this entry

Seorang Sekuler Datang kepada Kristus – Kisah David McHugh

David McHugh (Sumber: chnetwork.org)

Saya lahir dari seorang ibu Lutheran dan seorang ayah Katolik. Saya dibesarkan di Bavaria, Jerman, dan dibaptis Katolik sejak bayi. Orang tua saya bercerai ketika saya berusia 9 tahun. Karena ibu saya yang mengambil hak asuh, saya tidak dibesarkan sebagai seorang Katolik, saya juga tidak menerima Sakramen Penguatan Katolik. Sebaliknya, saya dan saudari saya ikut dan dibesarkan di sebuah gereja Lutheran. Setelah SMA, saya pindah ke Los Angeles untuk menjalin hubungan dengan ayah saya. Di sana saya berjumpa dengan Dina yang menjadi istri pertama saya. Saya mengadopsi putrinya yang bernama Olivia, dan kami punya dua anak lagi, mereka bernama Anya dan Quentin. Karena gereja tidak punya peran penting dalam kehidupan kami, kami hanya menikah dalam upacara sipil. Akhirnya kami mulai ke gereja Methodist, tempat Dina dan anak-anak dibaptis. Read the rest of this entry

Kepada Siapa Ku Harus Pergi? – Kisah Douglas Beaumont Ph.D.

Douglas Beaumont (Sumber: douglasbeaumont.com)

Saya tidak menerima pendidikan yang sangat religius dari keluarga. Tetapi, secara tidak langsung saya diajarkan bahwa Tuhan itu ada, dan saya memegang kepercayaan yang samar-samar mengenai hal itu sampai sekolah menengah (setara SMA –red.), saat itu saya menjadi seorang agnostik praktis. Dengan adanya ribuan agama di dunia, dan juga ilmu pengetahuan yang terus mengubah pemikiran tentang “kebenaran.” Saya merasa tidak butuh untuk berkomitmen pada keyakinan apa pun. Lebih penting lagi, saya suka akan hidup saya tanpa aturan agama. Lebih jauh lagi, kelihatannya setiap orang Kristen yang berusaha menginjili saya, mereka tidak mampu memberikan jawaban yang memuaskan. Saya tidak akan mengubah hidup saya jika saya tidak punya alasan yang kuat untuk mengubahnya. Read the rest of this entry

Kepenuhan Kehidupan – Kisah Christine Hall

Christine Hall (Sumber: chnetwork.org)

Saya lahir di Schenectady, New York pada tahun 1957 di sebuah keluarga Katolik yang sangat tradisional. Saya anak bungsu dari empat bersaudara. Empat bersaudara itu terdiri dari dua orang anak laki-laki dan dua orang anak perempuan. Kami semua bersekolah di sekolah Katolik dan setiap hari Minggu kami ikut Misa sebagai satu keluarga. Di rumah kami, kami punya satu gambar Yesus, sebuah patung Maria, dan beberapa salib (ber-corpus) yang diselipi daun palem dari perayaan Minggu Palma. Kami seperti keluarga Katolik Amerika pada biasanya. Kota tempat tinggal kami sangat Katolik. Hampir semua teman saya beragama Katolik, dan di setiap bagian wilayah kota ada sebuah paroki dan sekolah Katolik. Read the rest of this entry

%d bloggers like this: