Blog Archives
Kenapa dan Bagaimana Saya Jadi Katolik – Kisah B. A. Lewis

B. A. Lewis (Sumber: chnetwork.org)
Ketika orang-orang bertanya kepada saya mengenai keputusan saya bergabung dengan Gereja Katolik, saya suka membagi pertanyaan itu menjadi dua bagian. Pertanyaan, “Kenapa Anda jadi Katolik? Dan pertanyaan lainnya, “Bagaimana Anda jadi Katolik?” Pertanyaan pertama bisa dijawab dengan satu kalimat saja: Saya masuk Gereja Katolik karena saya yakin baik dalam pikiran dan hati saya bahwa Gereja Katolik itu seperti yang dinyatakan olehnya: satu-satunya Gereja yang didirikan oleh Tuhan kita Yesus Kristus untuk melakukan misi-Nya di dunia ini dan juga yang dibimbing oleh Roh Kudus untuk mewartakan dan mengajar kepenuhan Injil. Read the rest of this entry
Magnet Kebenaran – Kisah Noel Culbertson

Noel Culbertson (Sumber: EWTN YouTube Channel)
Gereja Katolik tidak pernah ada dalam perhatian saya. Saya tidak punya kebencian dan dendam dengan Gereja, lebih dari ketidaktahuan dan sikap apatis orang Amerika terhadap Gereja. Namun, sepertinya banyak jalan menuju Roma, saya sudah berada di sana jauh sebelum saya menyadarinya. Kami bahagia di jemaat Baptis kami, kami ikut terlibat dalam karya pelayanan, pelajaran Alkitab, dan dikelilingi teman-teman Kristen yang luar biasa, tapi di sepanjang jalan hidup, kami dirayu oleh Mempelai Kristus yang agung. Seperti yang dikatakan G. K. Chesterton, “Seseorang yang sudah datang terlalu dekat dengan kebenaran, dan lupa bahwa kebenaran adalah magnet, dengan daya tarik dan tolaknya.” Read the rest of this entry
Seorang Sekuler Datang kepada Kristus – Kisah David McHugh

David McHugh (Sumber: chnetwork.org)
Saya lahir dari seorang ibu Lutheran dan seorang ayah Katolik. Saya dibesarkan di Bavaria, Jerman, dan dibaptis Katolik sejak bayi. Orang tua saya bercerai ketika saya berusia 9 tahun. Karena ibu saya yang mengambil hak asuh, saya tidak dibesarkan sebagai seorang Katolik, saya juga tidak menerima Sakramen Penguatan Katolik. Sebaliknya, saya dan saudari saya ikut dan dibesarkan di sebuah gereja Lutheran. Setelah SMA, saya pindah ke Los Angeles untuk menjalin hubungan dengan ayah saya. Di sana saya berjumpa dengan Dina yang menjadi istri pertama saya. Saya mengadopsi putrinya yang bernama Olivia, dan kami punya dua anak lagi, mereka bernama Anya dan Quentin. Karena gereja tidak punya peran penting dalam kehidupan kami, kami hanya menikah dalam upacara sipil. Akhirnya kami mulai ke gereja Methodist, tempat Dina dan anak-anak dibaptis. Read the rest of this entry
You must be logged in to post a comment.