Kristus Sang Pokok Anggur yang Benar
Oleh Romo John Cush
Baru-baru ini, dalam apa yang saya baca, saya mulai menelaah kehidupan dan karya Mgr. Reynold Hillenbrand, seorang imam dari Keuskupan Agung Chicago, mantan rektor Seminari Tinggi Mundelein dan pelopor Reformasi Liturgi pada tahun 1940-an dan 50-an di Amerika Serikat. Hillenbrand adalah seorang yang brilian, tetapi juga seorang yang berwatak keras. Ketika ia merenovasi gereja paroki Sacred Heart di Winnetka, Illinois, pada tahun 1957 sesuai dengan ensiklik dari Paus Pius XII, Mediator Dei, ia menulis beberapa kalimat ringkas kepada arsitek yang ia pekerjakan: Read the rest of this entry
Apa yang Dilakukan Yesus selama 40 Hari setelah Kebangkitan?
Oleh Jimmy Akin
Yesus bangkit dari kematian kemudian naik ke surga. Apa yang Dia lakukan di antara kedua peristiwa itu?
Apakah Yesus Harus Wafat bagi Kita?
Oleh Karlo Broussard
Jawaban singkatnya adalah ‘tidak.’ Tetapi ada sesuatu yang lebih dari sekadar jawaban itu.
Apakah Yudas Menerima Ekaristi pada Perjamuan Terakhir?
Oleh Clement Harrold
Doktrin Katolik dengan jelas mengajarkan bahwa seseorang yang berada dalam keadaan berdosa berat tidak boleh menerima Komuni Kudus. Seperti yang dijelaskan dalam Katekismus Gereja Katolik, “Tetapi bukan Ekaristi, melainkan Sakramen pengampunan ditetapkan untuk mengampuni dosa berat. Ekaristi adalah Sakramen bagi mereka, yang hidup dalam persekutuan penuh dengan Gereja” (#1395). Read the rest of this entry
Cara Menjelaskan Salib kepada Buah Hati Anda
Oleh Christine Ponsard
Jangan membahas detailnya, tapi kasih yang ada di baliknya
Alkitab Bertentangan dengan Tradisi?
Oleh Joe Hescmeyer
Umat Katolik dan Protestan sering kali saling menyalahkan tentang Tradisi. Ini alasannya.
Ajaran Gereja tentang Astrologi
Oleh Angelo Stagnaro
Astrologi bertentangan dengan rasa takwa, penghormatan, dan rasa takut yang penuh kasih yang hanya kita berikan kepada Allah.
“Segala macam ramalan harus ditolak: mempergunakan setan dan roh jahat, pemanggilan arwah atau tindakan-tindakan lain, yang tentangnya orang berpendapat tanpa alasan, seakan-akan mereka dapat ‘membuka tabir’ masa depan. Di balik horoskop, astrologi, membaca tangan, penafsiran pratanda dan orakel (petunjuk gaib), paranormal dan menanyai medium, terselubung kehendak supaya berkuasa atas waktu, sejarah dan akhirnya atas manusia; demikian pula keinginan menarik perhatian kekuatan-kekuatan gaib. Ini bertentangan dengan penghormatan dalam rasa takwa yang penuh kasih, yang hanya kita berikan kepada Allah” (Katekismus Gereja Katolik 2116). Read the rest of this entry
Mengapa Gereja Katolik Menghargai Keperawanan?
Oleh John M. Grondelski
Keperawanan mendapat citra buruk dalam budaya sekuler modern (khususnya di Barat). Tetapi Gereja Katolik jauh lebih memahaminya.
[…] Apakah Yudas Menerima Ekaristi pada Perjamuan Terakhir? […]