Ajaran Gereja tentang Astrologi

Oleh Angelo Stagnaro

Ramalan Shio (Sumber: womanblitz.com)

Astrologi bertentangan dengan rasa takwa, penghormatan, dan rasa takut yang penuh kasih yang hanya kita berikan kepada Allah.

“Segala macam ramalan harus ditolak: mempergunakan setan dan roh jahat, pemanggilan arwah atau tindakan-tindakan lain, yang tentangnya orang berpendapat tanpa alasan, seakan-akan mereka dapat ‘membuka tabir’ masa depan. Di balik horoskop, astrologi, membaca tangan, penafsiran pratanda dan orakel (petunjuk gaib), paranormal dan menanyai medium, terselubung kehendak supaya berkuasa atas waktu, sejarah dan akhirnya atas manusia; demikian pula keinginan menarik perhatian kekuatan-kekuatan gaib. Ini bertentangan dengan penghormatan dalam rasa takwa yang penuh kasih, yang hanya kita berikan kepada Allah” (Katekismus Gereja Katolik 2116).

Gereja Katolik mengajarkan bahwa membaca horoskop, berkonsultasi dengan tukang ramal, dan membuat ramalan, menafsirkan pertanda, serta berkonsultasi dengan cenayang atau paranormal  semua itu “terselubung kehendak supaya berkuasa atas waktu, sejarah dan akhirnya atas manusia.” Hal-hal tersebut dianggap sebagai pelanggaran terhadap Perintah Pertama karena “bertentangan dengan penghormatan dalam rasa takwa yang penuh kasih, yang hanya kita berikan kepada Allah” (KGK 2116).

Katekismus Gereja Katolik dengan jelas menyatakan penolakannya terhadap dosa-dosa berat seperti itu, dan mengajarkan bahwa astrologi sebagai penolakan terhadap Allah dan kedaulatan-Nya. Dengan menolak akses ke masa depan, kita pada akhirnya bergantung pada-Nya. Beberapa orang mungkin memilih untuk bebas dari Allah, tetapi itu bukanlah keputusan yang baik.

Tertulianus mengingatkan kita, “Tidak ada sesuatu pun dari Allah yang memerlukan bayaran.” Mengapa ada orang yang mengaku memiliki talenta yang diberikan Tuhan, untuk menjadi sempurna secara rohani dan menjalankan misi yang diarahkan oleh Tuhan, ingin memungut bayaran dari orang lain untuk menggunakan talenta tersebut? Kita hanya bisa menduga dua kesimpulan, yaitu orang ini adalah (1) penipu yang tidak memiliki hubungan dengan Tuhan dan tertarik untuk melecehkan tanda-tanda-Nya, atau (2) dia orang yang sinting dan tidak mengerti tentang Tuhan dan “kemampuan dirinya.”

Ketika seseorang mencari informasi atau solusi melalui cara-cara gaib, maka ia (1) membuang-buang waktu, (2) mempermalukan dirinya sendiri, dan (3) berusaha keras untuk mengelabui Tuhan dan ini menjadi ide terburuk dari semua ide buruk. Orang-orang yang berpikir bahwa mereka dapat menentang Tuhan akan mengalami kejutan dalam hidup mereka. Bayangkan jenis dewa yang plin-plan yang dipercayai oleh para astrolog dan para pengikutnya. Big Bang terjadi 13,4 miliar tahun yang lalu dan Allah mengetahui posisi dan sifat setiap kuark dan foton di seluruh alam semesta, maka konyol jika Anda mengeluarkan uang $500 untuk membayar Maggy si Cenayang di Turnpike Mall yang katanya bisa membaca pikiran, telapak tangan, dan bahkan berbicara dengan anjing Anda yang sudah mati.

Namun ada masalah lain:

  • Jika Gereja sampai mengecam sedemikian kerasnya sebuah perbuatan, mengapa ada orang yang mengaku Kristen mengabaikan peringatan yang begitu keras? Dengan kata lain, selain dosa, mengapa egoisme atau keingintahuan seseorang bisa menjadi pertimbangan dalam membuat keputusan seperti itu? Bagaimana mungkin seseorang dengan sengaja mengabaikan nasihat dari banyak orang kudus bahkan Tuhan sendiri?
  • Allah bisa membuat Anda menjadi orang kudus. Yang dapat dilakukan oleh seorang astrolog hanyalah menguras isi rekening bank Anda dan menyesatkan Anda.
  • Alih-alih mengandalkan Tuhan, para pencinta astrologi berlutut di depan altar astrologi, hal seperti itu bukan tempat atau posisi yang patut ditiru.
  • Kepercayaan pada astrologi tidak pernah menuntun kita kepada Allah. Praktisi astrologi pasti akan mengabaikan dan melecehkan Allah.
  • Kesombongan selalu muncul sebelum kejatuhan. Tidak pernah ada orang kudus dalam sejarah Kristen yang pernah berkata, “Tidak! Gereja salah dan saya lebih kudus dan lebih pintar daripada siapa pun yang bisa menghasilkan sesuatu dengan cara yang berbeda!” Jika Gereja telah mengenali serangkaian perilaku tertentu sebagai dosa, hanya orang yang sangat bodoh akan berkata, “Jangan khawatirkan hal itu! Saya tahu Tuhan akan memberi saya kelonggaran untuk yang satu ini!”
  • Para astrolog modern dan para pengikutnya cenderung memusuhi Kekristenan. Ego mereka pasti membuat mereka menempatkan diri mereka di atas Allah dan Gereja-Nya. Sekali lagi, posisi yang tidak mengenakkan pasti akan berakhir dengan buruk. Jalan Menuju Kebinasaan selalu tampak seperti permainan yang menyenangkan dan membahagiakan pada awalnya.
  • Pastinya, astrologi adalah tentang rayuan dan selalu memberikan pembacaan parsial tentang kepribadian. Saya belum pernah melihat buku astrologi atau bacaan yang mengatakan bahwa seseorang memiliki kebiasaan berbohong, malas, suka menipu, dan sebagainya. Tidak ada pembacaan bagan astrologi yang dapat membantu menyembuhkan pecandu alkohol atau penggila judi, menyembuhkan gangguan kecemasan, atau mengobati penyakit mental. Dan karena para astrolog menolak gagasan tentang kebajikan dan dosa, bahkan mereka tidak dapat memahami dasar-dasar karakter yang baik dan pilihan moral. Para astrolog adalah penjilat profesional, meyakinkan klien dan orang yang dibaca nasibnya, betapa unik dan menariknya mereka sambil memeras uang mereka.
  • Manakah orang-orang yang pernah mendapatkan manfaat dari astrologi? Di sisi lain, banyak orang justru dituntun untuk membuang-buang waktu dan uang, membuat pilihan-pilihan buruk, dan menghindari terapi dan bahkan menghindari Tuhan dan Gereja karena astrologi. Banyak orang lain telah dituntun menuju keputusasaan dan fatalisme (suatu pandangan filsafat, yang meyakini bahwa seseorang sudah dikuasai oleh takdir dan tidak bisa mengubahnya), atau lebih dalam lagi ke dalam praktik okultisme.
  • Kekristenan menjelaskan mengapa kita tahu bahwa kita memiliki tujuan dan menunjukkan kepada kita bagaimana cara menemukannya. Dan menempatkan semua ini dalam konteks hubungan dengan Allah yang mengasihi kita. Bintang, planet, dan benda-benda langit lainnya tidak memberikan dampak gaib dan tidak ilmiah kepada kita.
  • Haruskah kita berkonsultasi dengan setan untuk mengetahui masa depan? Kita hidup karena percaya, bukan karena melihat. Inilah rencana Allah. Paulus menghardik seorang peramal (bdk. Kisah Para Rasul 16:16-18). Allah tidak berbicara melalui para peramal. Para malaikat dan orang-orang kudus sangat bungkam dalam hal membisikkan rahasia-rahasia tentang masa depan. Siapa lagi yang bisa membisikkan hal ini selain setan? Firman Allah seharusnya lebih dari cukup untuk menuntun kita. Yesus berkata, “Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup” (Yohanes 6:63 TB2).
  • Astrologi mengajarkan bahwa kita tidak bertanggung jawab atas tindakan dan nasib kita. Mengalami hari yang buruk? Itu karena Sagitarius [atau karena shio babi sedang sial tahun ini –red.]. Apakah ini bagian dari rencana Tuhan untuk membuat kita tunduk pada sekumpulan batu tak berakal yang terapung triliunan mil jauhnya? Jika benar, Yesus telah mati untuk kita sehingga kita bisa mengabaikan omong kosong astrologi.

Ketertarikan terhadap astrologi berkembang di Barat karena manusia membutuhkan sesuatu untuk dipercaya,terutama bagi mereka yang menolak untuk percaya dan memang perlu mempercayainya. Astrologi itu bagaikan narkotika. Ketika tidak memberikan efek yang diinginkan, seseorang akan beralih ke narkoba berikutnya. Orang-orang ini akan menghancurkan diri mereka sendiri atau bisa juga sadar dan kembali kepada Kristus. Astrologi sudah lama dianggap sebagai kejahatan yang memikat, dan seolah-olah memberikan jawaban bagi kita, tetapi sebenarnya jalan buntu. Astrologi adalah jalan yang lebar dan mulus yang mengarah pada kesengsaraan, kehinaan, kebinasaan, dan keterpisahan dengan Tuhan.

Dengan berkonsultasi dengan horoskop untuk menunjukkan jalan hidup kita, kita mengambil alih tempat Tuhan yang seharusnya jalan hidup kita diserahkan dalam tangan-Nya, sehingga Dia dapat menuntun kita ke jalan kekudusan untuk mengetahui kehendak-Nya bagi kita. Astrologi, ramalan, kartu tarot, dan sejenisnya tidak dapat menggantikan penyelenggaraan Allah. Untuk memperjelas, meramal tidak sama dengan nubuat, tetapi orang yang meminta uang dalam jumlah yang sangat besar kepada Anda itu tidak ada hubungannya dengan Allah dan harus dihindari (KGK 2115).

 

Angelo Stagnaro (“Erasmus”) berprofesi sebagai pesulap pentas dan mentalis dan membagi waktunya antara Eropa dan Amerika Utara. Dia adalah editor “Smoke & Mirrors,” majalah elektronik terbesar di internet untuk pesulap profesional. Dia juga merupakan ketua Catholic Magicians’ Guild dan anggota dari Fransiskan Sekuler (Ordo Ketiga). Angelo telah menerbitkan artikel di sebagian besar jurnal Katolik utama di Amerika Serikat dan Inggris dan pernah bekerja sebagai koresponden untuk Catholic News Service dan menjadi penghubung utama untuk layanan hubungan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Kantor Tahta Suci di Perserikatan Bangsa-Bangsa. Angelo telah menulis enam buku tentang mentalisme/cold reading termasuk “Conspiracy,” “Something from Nothing,” “The Other Side,” “Shibboleth,” dan buku terbarunya yang akan terbit, “Spur of the Moment.” Selain itu, ia juga menulis sebuah buku pengajaran untuk para katekis yang menggunakan sulap panggung sebagai alat pengajaran untuk anak-anak dan orang dewasa muda yang berjudul “The Catechist’s Magic Kit” (Crossroad). Buku-bukunya yang lain termasuk “How to Pray the Dominican Way” (Paraclete) dan “The Christian Book of the Dead” (Crossroad). Buku terbarunya dirilis melalui Tau Publishing dan berjudul “A Lenten Cookbook for Catholics.”

 

Sumber: “What the Catholic Church Teaches About Astrology”

Posted on 9 February 2024, in Apologetika and tagged , , . Bookmark the permalink. Leave a comment.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.