[…] atau diakon kadang-kadang akan mengatakan, atau paduan suara menyanyikan, “Kyrie eleison” (“Tuhan, kasihanilah kami”): Kata-kata dalam bahasa Yunani ini…
Dimanakah Bunda Maria Berada Setelah Kebangkitan Tuhan Yesus?
Oleh Philip Kosloski
Kitab Suci dan Tradisi memberikan kita beberapa kemungkinan
Setelah Tuhan Yesus bangkit dari kematian dan naik ke Surga, kemanakah ibu-Nya pergi? Sementara itu Kitab Suci tidak memberikan kita keberadaanya yang pasti, namun ada sedikit petunjuk tentang itu.
Secara umum diterima bahwa ketika Tuhan Yesus wafat, ayah angkat-Nya yaitu St. Yusuf telah terlebih dahulu meninggal dari dunia ini dan beralih ke kehidupan berikutnya. Oleh karena itu, Tuhan Yesus sebagai anggota keluarga menjadi yang paling bertanggung jawab akan ibu-Nya yang sudah berumur.
Ketika Dia akan wafat di kayu salib, Tuhan Yesus menunjuk salah satu murid-Nya untuk merawat ibu-Nya.
Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: “Ibu, inilah, anakmu!” Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya. (Yohanes 19:26-27)
Kebanyakan para sarjana kitab suci setuju dengan tradisi bahwa “murid yang dikasihi-Nya” adalah St. Yohanes Penginjil.
Awalnya tampak bahwa Yohanes merawat Bunda Maria di Yerusalem, seperti yang disebutkan di kitab Kisah Para Rasul.
Maka kembalilah rasul-rasul itu ke Yerusalem dari bukit yang disebut Bukit Zaitun, yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya dari Yerusalem. Setelah mereka tiba di kota, naiklah mereka ke ruang atas, tempat mereka menumpang. Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes, Yakobus dan Andreas, Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan Matius, Yakobus bin Alfeus, dan Simon orang Zelot dan Yudas bin Yakobus. Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus. (Kisah Para Rasul 1:12-14)
Ini berarti setidaknya setelah wafat, kebangkitan, dan kenaikan Tuhan Yesus, Bunda Maria tinggal bersama dengan para rasul di Yerusalem. Berdasarkan satu tradisi, di sinilah Bunda Maria menghabiskan sisa-sisa hidupnya, menjalani “jalan salib” setiap hari, menapaki jejak-jejak Putranya. Pada tradisi ini pula, pengangkatan Maria ke Surga terjadi di Yerusalem dan disaksikan oleh para rasul.
Sampai hari ini ada sebuah gereja yang dibangun di dekat Bukit Zaitun yang dikatakan sebagai tempat Bunda Maria dimakamkan dan tempat ini dihormati oleh Gereja Ortodoks Timur. Di sana juga ada tempat lain di Yerusalem yang disebut Gereja Tertidur (Church of Dormition atau Hagia Maria Sion –red.), yang dikelola oleh para rahib Benediktin. Kedua tempat itu dinyatakan sebagai tempat Bunda Maria diangkat ke Surga.
Di sisi lain, ada juga tradisi yang menempatkan Yohanes Penginjil di kota Efesus. Banyak orang percaya bahwa sejak Yohanes tinggal di kota itu, Bunda Maria juga tinggal bersamanya dan pengangkatan Bunda Maria ke Surga terjadi di sana juga. Hal ini juga diperkuat oleh wahyu pribadi tertentu oleh Beata Anne Catherine Emmerich pada abad ke-19, yang mengatakan rumah Perawan Maria berada di Efesus.
Sebuah rumah dari abad pertama ditemukan di Efesus oleh Suster Marie de Mandat-Grancey pada tahun 1891, bersamaan dengan reruntuhan gereja yang dibangun di atasnya pada abad ke-4. Situs ini sudah menjadi tempat ziarah populer bagi banyak orang, termasuk beberapa paus di abad terakhir.
Pada akhirnya, dimanapun Bunda Maria tinggal di hari-hari terakhirnya, ketika dia diangkat ke Surga, dia menjadi bunda kita dan tetap menjadi Bunda Gereja, yang selalu menjadi perantara bagi kita di hadapan Putranya.
Selamat Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Gereja
(Senin setelah Pentakosta, 21 Mei 2018)
Posted on 21 May 2018, in Kenali Imanmu and tagged Anne Catherine Emmerich, Efesus, Maria, St. Yohanes Penginjil, Yerusalem. Bookmark the permalink. Leave a comment.
Leave a comment
Comments 0