Allah Mengubah Nama Saulus Menjadi Paulus?
Oleh Catholic Answers Staff

Ananias restoring the sight of Saint Paul (Sumber: wikipedia.com)
Pertanyaan: Mengapa Allah mengubah nama Saulus menjadi Paulus?
Jawaban:
Tidak begitu. Banyak orang keliru menganggap Tuhan mengubah nama Saulus menjadi Paulus beberapa saat setelah Saulus bertobat dari agama Yahudi dan menjadi Kristen, yang terjadi selama perjumpaannya dengan Kristus di Jalan menuju Damsyik (Kisah Para Rasul 9:1-19). Contoh yang berbeda dengan Yesus yang mengubah nama Simon menjadi Kefas (Yunani: Petros) sebagai cara yang menandakan peran istimewa yang akan dijalaninya dalam Gereja (Matius 16:18; Yohanes 1:41-42). Dalam kasus Paulus, tidak ada perubahan nama seperti itu.
Saulus dari Tarsus dilahirkan sebagai seorang Yahudi, “disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat dan seorang Farisi” (Filipi 3:5). Kedua orang tuanya memberikan nama Ibrani yaitu Saulus, tetapi karena ayahnya seorang warga negara Romawi (dan karena itu pula, Saulus mewarisi kewarganegaraan Romawi), Saulus juga punya nama Latin yaitu Paulus (Kisah Para Rasul 16:37, 22:25-28). Kebiasaan memiliki nama ganda merupakan hal yang lumrah pada zaman itu. Karena ia diberarkan dalam lingkungan orang Farisi yang ketat, maka nama Saulus menjadi nama yang lebih tepat digunakan. Namun setelah pertobatannya, Saulus memutuskan untuk mengabarkan Injil kepada bangsa bukan Yahudi, maka ia menggunakan nama yang sudah lama tidak digunakannya dan lebih dikenal sebagai Paulus, yaitu sebuah nama yang biasa dipakai oleh orang bukan Yahudi.
Mengambil nama Romawi merupakan ciri khas dari gaya misionaris Paulus. Caranya yaitu dengan membuat orang lain merasa nyaman berada di dekatnya dengan pesannya dalam bahasa dan tata cara yang bisa mereka terima. Kita harus bisa memetik teladan dari Paulus bahwa saat kita terlibat dalam karya apologetika. Bukan dengan mengambil nama baru, tetapi harus menempatkan diri kita sendiri dengan lawan bicara kita. Kita ingin berbicara kepada orang banyak dengan gaya mereka sendiri, sejauh yang kita mampu, dan kita ingin membahas masalah tertentu dengan mereka.
Seperti yang dijelaskan Paulus,
Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang. Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat. Bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku tidak hidup di luar hukum Allah, karena aku hidup di bawah hukum Kristus, supaya aku dapat memenangkan mereka yang tidak hidup di bawah hukum Taurat. Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka. Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya. (1 Korintus 9:19-23; lihat juga 1 Korintus 10:33, Roma 15:1)
Posted on 9 June 2021, in Kenali Imanmu and tagged St. Paulus. Bookmark the permalink. Leave a comment.
Leave a comment
Comments 0