Sakramen: Karya Agung Allah

Oleh Dr. Lawrence Feingold

Baptisan Bayi (Sumber: stpaulcenter.com)

Inkarnasi merupakan pusat dari semua rencana Allah bagi umat manusia. Dua ribu tahun yang lalu, Sang Sabda menjadi manusia. Ia tinggal di antara kita selama 30 tahun, menggenapi misteri Paskah-Nya, bangkit dari antara orang mati dan selama empat puluh hari kemudian Ia meninggalkan bumi ini dalam peristiwa Kenaikan-Nya ke surga. Kendati demikian, Ia masih menghendaki untuk tetap berada di antara kita sehingga kita bisa menjumpai-Nya dalam kemanusiaan-Nya dengan kuasa yang memberikan hidup dan kuasa untuk menyembuhkan. Oleh karena itu, Ia menetapkan sakramen-sakramen Gereja untuk menjadi sarana utama perjumpaan dengan kemanusiaan-Nya dari peristiwa Kenaikan-Nya sampai pada Kedatangan-Nya yang Kedua. St. Leo Agung berkata demikian: “Apa yang harus dilihat dari Sang Penebus kita sudah masuk dalam Sakramen-sakramen,” sehingga “iman menjadi lebih sempurna dan teguh.”

Dua ribu tahun yang lalu, Sang Sabda yang menjadi manusia itu mewartakan kata-kata penuh kuasa dalam pelayanan publik-Nya. Dengan sabda-Nya itu, angin kencang dan laut yang bergejolak ditenangkan, penderita kusta dan lumpuh disembuhkan, yang mati dibangkitkan, dan mengampuni dosa. Sabda-Nya menggenapi apa yang menjadi tanda karena Putra Manusia yang juga adalah Putra Allah yang oleh firman-Nya itu segala sesuatu tunduk pada-Nya.

Mukjizat Kristus berbeda dengan mukzijat yang dilakukan orang lain karena mukjizat yang Yesus lakukan dilakukan atas nama-Nya sendiri. Contohnya, dalam Markus 1:40-42, seorang kusta menghampiri Yesus dan berkata: “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Yesus tergerak oleh karena belas kasihan dan menjawab: “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Peristiwa serupa terjadi dengan seorang pria yang dirasuki roh jahat, kepadanya Yesus berkata: “Diam, keluarlah dari padanya!” Maka roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya (Markus 1:25-26). Perkataan Yesus ini menggenapi apa yang orang banyak katakan, sabda-Nya membuat orang kusta tahir dan mengusir setan. Oleh karena alasan ini, orang banyak berkata: “Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahatpun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya (Markus 1:27).” Kita bisa melihat kuasa Yesus yang ditekankan juga dalam peristiwa mukjizat kepada orang lumpuh dalam Matius 9:5-8:

Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah dan berjalanlah? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” *–lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu–:/”Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!” Dan orang itupun bangun lalu pulang. Maka orang banyak yang melihat hal itu takut lalu memuliakan Allah yang telah memberikan kuasa sedemikian itu kepada manusia.

Mukjizat ini punya perhatian khusus dari sudut pandang teologis sakramental karena Yesus menyembuhkan orang lumpuh melalui kuasa sabda-Nya untuk menunjukkan bahwa Yesus punya kuasa untuk menyembuhkan tubuh tetapi juga untuk mengampuni dosa melalui sabda-Nya.

Kuasa seperti ini juga bisa dilihat dalam Matius 10:1, di mana Kristus memberikan kuasa-Nya kepada para Rasul-Nya untuk bekerja melalui sabda-Nya: “Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan.” Dan seorang perwira di Kapernaum membuat Yesus kagum karena imannya seperti Yesus mampu memerintah alam dengan kekuatan-Nya, seperti perwira itu mampu memerintahkan pasukannya dan “berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang (Matius 8:9).” Jika sabda Yesus adalah salah satu kuasa atas alam, kuasa-Nya setidaknya adalah kuasa adikodrati yang berhubungan dengan kuasa mencurahan rahmat, pengampunan dosa, dan mendirikan Gereja.

Sakramen bukanlah sesuatu yang tidak diperhatikan dalam karya Kristus. Tapi menjadi sarana persatuan yang istimewa antara Kristus dan kita. Melalui sakramen itu yang membangun Gereja sebagai saraf dan urat yang melaluinya rahmat dari Sang Kepala sampai kepada anggota tubuh dan Bapa dimuliakan. Tanpa adanya sakramen maka tidak ada Tubuh Mistik Kristus di muka bumi ini. Karena sakramen adalah saluran yang menyambungkan kehidupan Sang Kepala kepada anggota Tubuh.

Sakramen adalah buah dari Sengsara Kristus. Sengsara Kristus memampukan penebusan yang sangat melimpah untuk semua dosa manusia, baik dosa asal maupun dosa pribadi, dan rahmat yang pantas bagi semua manusia. Tata cara sakramental berlaku untuk umat manusia yaitu rahmat yang telah dilayakkan di Kalvari, rahmat yang memulihkan dengan cara yang masuk akal dengan kodrat manusia, yaitu keadilan adikodrati dan rahmat yang telah hilang karena dosa.

Katekismus Gereja Katolik menggambarkan bahwa sakramen sebagai saluran Gereja yang menghidupkan dan “karya-karya agung Allah” dalam Perjanjian Baru, yaitu dalam artikel 1116: Sakramen-sakramen adalah “kekuatan-kekuatan” yang datang dari Tubuh Kristus yang tetap hidup dan menghidupkan. Mereka adalah tindakan-tindakan Roh Kudus yang bekerja di dalam Tubuh-Nya, Gereja. Mereka adalah “karya-karya agung Allah” dalam perjanjian baru dan kekal.

 

Dr. Lawrence Feingold adalah Profesor Madya dalam bidang Teologi dan Filsafat di Kenrick-Glennon Seminary di St. Louis. Ia adalah penulis berbagai buku ilmiah termasuk buku “Touched by Christ: The Sacramental Economy.”

 

Sumber: “The Sacraments: God’s Masterworks”

Advertisement

Posted on 15 June 2021, in Kenali Imanmu and tagged , , , , . Bookmark the permalink. Leave a comment.

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: