Maria Ratu Para Kudus dari Sudut Pandang Yahudi

Oleh Dr. Brant Pitre

Jika kita melihat Maria dari sudut pandang orang Yahudi kuno, kita akan mengerti mengapa Maria menjadi perantara doa favorit umat Katolik.

Pada tanggal 1 November, umat Kristiani di seluruh dunia merayakan Hari Raya Semua Orang Kudus.

Bagi umat Katolik, Perawan Maria dianggap sebagai orang kudus yang paling agung. Bahkan banyak orang menyebut Maria sebagai “Ratu Surga.” Meskipun Maria hidup 2.000 tahun yang lalu, jutaan orang menghormatinya dan memohon doa darinya setiap hari.

Mengapa umat Katolik melakukan hal ini? Mengapa membuat begitu banyak hal tentang Maria? Lagipula, bukankah dia hanya seorang wanita Yahudi biasa?

Itulah yang dipercayai banyak orang saat ini. Tetapi seperti yang saya tunjukkan dalam buku saya, Jesus and the Jewish Roots of Mary, bukan itu yang dikatakan oleh Alkitab.

Bacalah tanya jawab tentang buku ini di sini:

Jangan salah paham. Memang benar bahwa Perjanjian Lama mengatakan bahwa “ratu surga” adalah nama seorang dewi kafir, beberapa orang Israel kuno bahkan melakukan penyembahan berhala dengan mempersembahkan korban kepadanya-dan akibatnya mereka mendapatkan murka Tuhan melalui nabi Yeremia! (Lihat Yeremia 7:17-18).

Jadi mengapa orang Katolik menyebut Maria sebagai “Ratu Surga”? Bukankah itu penyembahan berhala juga?

Tidak. Karena Gereja Katolik tidak memperoleh kepercayaan tentang Maria dari paganisme. Gereja Katolik mendapatkannya dari agama Yahudi.

Untuk melihat hal ini dengan jelas, Anda harus melihat Maria melalui kacamata Yahudi kuno.

Anda harus melihat Maria dalam kaitannya dengan apa yang dikatakan Perjanjian Lama tentang Ratu Yahudi.

Di Israel kuno, raja tidak memerintah sendirian. Juga ada seorang ratu. Kendati demikian, ratu bukanlah istri raja, melainkan ibunya. Ratu ini dikenal sebagai “Ibu Suri/Bunda Ratu” – dalam bahasa Ibrani yaitu gebirah.

Untuk mendapatkan gambaran tentang betapa pentingnya Ibu Suri, perhatikan apa yang Alkitab katakan tentang Batsyeba, istri Raja Daud dan ibu Raja Salomo.

Untuk mendapatkan gambaran tentang betapa pentingnya Ibu Suri, perhatikan apa yang Alkitab katakan tentang Batsyeba, istri Raja Daud dan ibu Raja Salomo.

Ketika Batsyeba datang ke hadapan Daud, dia bersujud kepadanya sebagai rajanya (1 Raja-raja 1:15-16). Namun, setelah Daud meninggal dan Salomo, putranya, menjadi raja, keadaan berbalik. Sekarang, ketika Batsyeba datang ke hadapan Salomo, Salomo yang bersujud kepadanya! (1 Raja-raja 2:19). Raja menghormati ibunya karena dia adalah ratu.

Namun tidak cukup sampai di situ. Raja Salomo juga memiliki “takhta” yang dibawakan, sehingga ibunya dapat duduk di sebelah “kanan”-nya (1 Raja-raja 2:19). Semua orang tahu apa artinya ini. Ibu Suri adalah orang yang paling berkuasa di kerajaan itu – orang kedua setelah raja sendiri.

Itulah sebabnya ketika Ibu Suri memohon pertolongan kepada Salomo, dia menjawab: “Mintalah, ya ibu, sebab aku tidak akan menolak permintaanmu” (1 Raja-raja 2:20).

Apa artinya semua hal ini bagi sosok Maria, dan bagaimana orang Kristen memandangnya saat ini?

Pertama, jika Yesus benar-benar adalah Raja Yahudi yang sudah lama dinanti-nantikan – sang Mesias – maka ibunya adalah Ratu Yahudi.

Itulah arti bagi seorang gadis Yahudi seperti Maria ketika malaikat Gabriel memberitahukan kepadanya bahwa putranya akan “mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya” (Lukas 1:33). Sebagai ibu dari Raja yang baru, Maria akan menjadi Ibu Suri yang baru.

Itu juga sebabnya kitab Wahyu menggambarkan ibu Sang Mesias sebagai seorang wanita “di surga” yang mengenakan “mahkota dari dua belas bintang” (Wahyu 12:1-2). Mahkota itu menunjukkan bahwa Maria adalah seorang ratu, dan dua belas bintang melambangkan bangsa Israel.

Kedua, jika Maria adalah Ibu Suri yang baru, maka sangatlah masuk akal untuk menghormatinya. Lagipula, “Hormatilah ayahmu dan ibumu” merupakan salah satu dari Sepuluh Perintah Allah (Keluaran 20:12).

Menghormati ratu bukanlah penyembahan berhala. Jika ratu dari kerajaan duniawi saja dihormati dan dikasihi oleh rakyatnya, apalagi Bunda Maria dari Kerajaan Allah?

Kesimpulannya, jika Maria adalah Ibu Suri Kerajaan Yesus, maka dia tentu saja bukan wanita biasa. Secara harfiah, dia adalah wanita yang paling berkuasa di alam semesta. Dialah Ratu Surga yang sesungguhnya.

Dan Maria masih hidup di surga. (Bagaimanapun juga, kita menyebutnya “hidup kekal” – bukan kematian). Sebagai Ibu Suri, Maria duduk di sebelah kanan Yesus. Dan, seperti Raja Salomo, Yesus tidak akan menolak permintaannya.

Itulah sebabnya, sejak zaman kuno, umat Kristiani sudah memohon doa kepada Maria bagi mereka. Perhatikanlah kata-kata dari doa Kristen paling kuno kepada Maria yang kita punya, yang ditulis dalam bahasa Yunani dan ditemukan pada awal abad ke-20 pada secarik papirus:

“Ya Bunda Allah, di bawah belas kasihanmu, kami berlindung. Janganlah mengabaikan doa bila kami dirundung nestapa, bebaskanlah kami dari segala mara bahaya, ya Perawan Maria yang terpuji.” (Doa Kristen Anonim, abad ke-3 dan ke-4).

Saat ini, kita memang hidup di masa-masa yang penuh gejolak. Bahaya ada di mana-mana, mengancam seluruh umat manusia.

Jika Yesus sungguh-sungguh adalah Raja seperti yang dikatakan-Nya, dan Maria sungguh-sungguh adalah Ibu Suri, maka masuk akal jika kita memohon kepadanya untuk menjadi perantara bagi Putra-Nya bagi kita dan bagi dunia yang membutuhkan.

Bagaimanapun juga, Maria adalah wanita yang paling berkuasa di alam semesta.

 

Sumber: “A Jewish perspective on the queen of all these saints we’re celebrating”

Advertisement

Posted on 22 May 2023, in Kenali Imanmu and tagged , . Bookmark the permalink. Leave a comment.

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: