[…] atau diakon kadang-kadang akan mengatakan, atau paduan suara menyanyikan, “Kyrie eleison” (“Tuhan, kasihanilah kami”): Kata-kata dalam bahasa Yunani ini…
Jika Aku Bukan Katolik …
(Kata Pengantar Radio Replies Vol. 1 [1938])
Oleh Venerabilis Fulton J. Sheen

Archbishop Fulton J. Sheen (Sumber: goodshepherdcatholicradio.org)
Tidak lebih dari seratus orang di Amerika Serikat yang membenci Gereja Katolik. Namun, ada jutaan orang yang membenci apa yang mereka yakini secara keliru sebagai Gereja Katolik – yang tentu saja merupakan hal yang sangat berbeda. Jutaan orang ini tidak dapat disalahkan karena membenci Katolik karena umat Katolik “memuja patung”; karena mereka “menempatkan Bunda Maria sejajar dengan Allah”; karena mereka berkata bahwa “indulgensi adalah izin untuk melakukan dosa”; karena Paus “adalah seorang Fasis”; karena “Gereja adalah pembela Kapitalisme.” Jika Gereja mengajarkan atau mempercayai salah satu dari hal-hal tersebut, maka Gereja harus dibenci, tetapi kenyataannya Gereja tidak mempercayai atau mengajarkan salah satu dari hal-hal tersebut. Oleh karena itu, kebencian jutaan orang itu ditujukan kepada kesalahan dan bukan kepada kebenaran. Kenyataannya, jika kita umat Katolik mempercayai semua ketidakbenaran dan kebohongan yang dikatakan terhadap Gereja, kita mungkin akan membenci Gereja lebih dari seribu kali lipat daripada yang mereka lakukan.
Seandainya saya bukan Katolik, dan sedang mencari Gereja yang sejati di dunia pada zaman sekarang, saya akan mencari Gereja yang tidak bersahabat dengan dunia; dengan kata lain, saya akan mencari Gereja yang dibenci oleh dunia. Alasan saya melakukan hal ini adalah, jika Kristus berada di dalam salah satu gereja pada zaman sekarang, Dia pasti masih dibenci seperti pada waktu Dia masih hidup di dunia ini dalam rupa manusia. Jika Anda ingin mencari Kristus pada hari ini, carilah Gereja yang tidak bersahabat dengan dunia. Carilah Gereja yang dibenci oleh dunia, sebagaimana Kristus dibenci oleh dunia. Carilah Gereja yang dituduh ketinggalan zaman, sebagaimana Tuhan kita dituduh sebagai orang dungu dan tidak pernah belajar. Carilah Gereja yang dicemooh oleh orang banyak karena dianggap rendah secara sosial, sebagaimana mereka mencemooh Tuhan kita karena Dia berasal dari Nazaret. Carilah Gereja yang dituduh dirasuki setan, sebagaimana Tuhan kita dituduh dirasuki oleh Beelzebul, Pangeran Setan. Carilah Gereja yang, pada masa-masa fanatisme, orang banyak mengatakan harus dihancurkan atas nama Allah, seperti orang-orang yang menyalibkan Kristus dan berpikir bahwa mereka telah melakukan pengabdian kepada Allah. Carilah Gereja yang ditolak oleh dunia karena menyatakan dirinya tidak dapat salah, sebagaimana Pilatus menolak Kristus karena Dia menyebut diri-Nya sebagai Kebenaran. Carilah Gereja yang ditolak oleh dunia sebagaimana Tuhan kita ditolak oleh manusia. Carilah Gereja yang di tengah-tengah kebingungan berbagai opini yang saling bertentangan, para anggotanya mengasihi sebagaimana mereka mengasihi Kristus, dan menghormati Suaranya sebagai suara Pendirinya, dan kecurigaan akan tumbuh, bahwa jika Gereja tidak disukai oleh roh dunia, maka berarti bukan dari dunia ini, dan jika bukan dari dunia ini, maka Gereja berasal dari dunia yang lain. Karena berasal dari dunia yang lain, maka ia dikasihi tak terhingga sekaligus dibenci tak terhingga, seperti Kristus sendiri. Tetapi hanya yang Ilahi yang dapat dibenci dan dikasihi tanpa batas. Oleh karena itu, Gereja bersifat Ilahi.
Jika demikian, kebencian terhadap Gereja didasarkan pada kepercayaan-kepercayaan yang keliru, maka kebutuhan dasar pada masa itu adalah pengajaran. Kasih bergantung pada pengetahuan, karena kita tidak dapat bercita-cita atau menginginkan sesuatu yang tidak diketahui. Negara kita yang besar ini [Amerika Serikat] dipenuhi dengan apa yang dapat disebut sebagai orang-orang Kristen marjinal, yaitu mereka yang hidup di pinggiran agama dan yang merupakan keturunan dari orang tua yang masih beragama Kristen, tetapi sekarang mereka adalah orang-orang Kristen hanya dalam nama [Kristen KTP]. Mereka mempertahankan beberapa dari idealisme karena kemalasan dan paksaan dari kebiasaan; mereka mengenal sejarah kekristenan yang gemilang hanya melalui bentuk-bentuk tertentu yang sudah dikebiri, yang telah dikawinkan dengan roh zaman dan kini mereka sekarat bersamanya. Mengenai Katolik dan sakramen-sakramennya, pengampunannya, anugerahnya, kepastian dan kedamaiannya, mereka tidak tahu apa-apa kecuali beberapa prasangka yang diwariskan. Meskipun demikian, mereka adalah orang-orang baik yang ingin melakukan hal yang benar, namun tidak memiliki filosofi yang pasti mengenai hal itu. Mereka mendidik anak-anak mereka tanpa agama, namun mereka membenci moral anak-anak mereka yang melenceng. Mereka akan marah jika Anda mengatakan kepada mereka bahwa mereka bukan orang Kristen, namun mereka tidak percaya bahwa Kristus adalah Allah. Mereka benci disebut kafir, namun mereka tidak pernah menyadari keberadaan Allah secara praktis. Hanya ada satu hal yang mereka yakini, yaitu bahwa segala sesuatu tidak benar sebagaimana adanya. Hanya satu kepastian itulah yang membuat mereka menjadi apa yang bisa disebut sebagai “potensi” besar, karena mereka siap untuk ditarik ke salah satu dari dua arah. Dalam waktu singkat mereka harus berpihak; mereka harus berkumpul dengan Kristus atau mereka harus tercerai-berai; mereka harus bersama-Nya atau menentang-Nya; mereka harus berada di atas kayu salib seperti para Kristus yang lain, atau seperti para algojo yang ada di bawah kayu salib. Ke arah manakah orang-orang Kristen yang terpinggirkan ini akan condong? Jawabannya tergantung pada mereka yang memiliki iman. Seperti orang banyak yang mengikuti Tuhan kita ke padang gurun, mereka seperti domba-domba yang tidak memiliki gembala. Mereka menunggu untuk digembalakan, entah dengan domba atau kambing. Hanya ini yang pasti. Sebagai manusia dan memiliki hati, mereka menginginkan lebih dari sekadar perjuangan kelas sosial dan ekonomi; mereka menginginkan Kehidupan, mereka menginginkan Kebenaran, dan mereka menginginkan Kasih. Singkatnya, mereka menginginkan Kristus.
Kepada jutaan orang yang mempercayai hal-hal yang keliru tentang Gereja dan kepada orang-orang Kristen yang terpinggirkan inilah, buku kecil ini dikirimkan. Bukan untuk membuktikan bahwa mereka “salah”; bukan untuk membuktikan bahwa kita “benar”; hanya untuk menyajikan kebenaran supaya kebenaran dapat menang melalui kasih karunia Allah. Ketika orang kelaparan, seseorang tidak perlu mendatangi mereka dan mengatakan kepada mereka untuk menghindari racun; atau untuk makan roti karena ada vitamin di dalam roti. Kita hanya perlu mendatangi mereka dan mengatakan bahwa mereka sedang kelaparan dan ini ada roti, dan hukum alam akan melakukan yang selebihnya. Buku “Radio Replies” yang berisi 1.588 pertanyaan dan jawaban ini memiliki misi yang sama. Tugas utamanya bukanlah untuk merendahkan orang yang salah; bukan untuk mengagungkan Gereja Katolik sebagai intelektual dan merasa benar sendiri, tetapi untuk menyajikan kebenaran dengan cara yang tenang dan jelas supaya melalui rahmat Allah, jiwa-jiwa dapat datang ke pelukan Kristus yang penuh kebahagiaan.
Tujuan dari “Radio Replies” bukan hanya untuk membuktikan bahwa Gereja adalah satu-satunya Gereja yang sepenuhnya memuaskan jiwa yang ada pada masa kini; tetapi juga untuk menunjukkan bahwa Gereja Katolik adalah satu-satunya Gereja yang ada saat ini yang berasal dari zaman Kristus. Sejarah sangat jelas dalam hal ini, sungguh mengherankan bahwa banyak orang yang mengabaikan kejelasannya. Oleh karena itu, ketika Anda, para pembaca “Radio Replies” di abad ke-20, ingin mengetahui tentang Kristus dan tentang Gereja-Nya yang mula-mula, dan tentang misteri-misteri-Nya, kami meminta Anda untuk tidak hanya pergi ke catatan-catatan tertulis tetapi juga ke Gereja yang hidup, yang dimulai dengan Kristus sendiri. Gereja atau Pribadi Mistik yang sudah hidup selama berabad-abad ini adalah dasar dari iman kita dan bagi kita umat Katolik, Gereja berbicara seperti ini: “Aku hidup bersama Kristus. Aku melihat Bunda-Nya dan aku tahu bahwa Dia adalah seorang Perawan dan yang paling cantik dan paling murni dari semua wanita di surga maupun di bumi; Aku melihat Kristus di Kaisarea-Filipi, tatkala sesudah Dia mengganti nama Simon menjadi Batu Karang, Dia berkata kepadanya bahwa dia adalah batu karang yang di atasnya Gereja akan dibangun dan bahwa Gereja akan bertahan sampai akhir zaman. Aku melihat Kristus tergantung di kayu salib dan aku melihat Dia bangkit dari kubur-Nya; aku melihat Magdalena bergegas berdiri di kaki-Nya; aku melihat para malaikat berpakaian putih di samping batu besar; aku berada di ruang Senakel ketika Thomas yang ragu-ragu menaruh jari-jarinya ke tangan-Nya; aku ada di atas pohon Zaitun ketika Dia naik ke surga dan berjanji untuk mengirimkan Roh-Nya kepada para rasul untuk membuat mereka menjadi fondasi Tubuh Mistik-Nya yang baru di bumi. Aku berada di tempat perajaman Stefanus, melihat Saulus memegang pakaian orang-orang yang membunuhnya, dan kemudian aku mendengar Saulus, sebagai Paulus, mengkhotbahkan Kristus dan Dia yang disalibkan; aku menyaksikan pemenggalan Petrus dan Paulus di Roma, dan dengan mata kepalaku sendiri melihat puluhan ribu martir memerahkan pasir dengan darah mereka, daripada menyangkal iman yang telah diberitakan oleh Petrus dan Paulus kepada mereka; Aku hidup ketika Bonifasius diutus ke Jerman, ketika Agustinus ke Inggris, Sirilus dan Metodius ke Polandia, dan Patrick ke Irlandia; pada awal abad kesembilan, aku ingat melihat Karel Agung dimahkotai sebagai raja dalam hal-hal yang bersifat duniawi, sementara wakil Petrus diakui sebagai yang tertinggi dalam hal-hal yang bersifat rohani; pada abad ke-13 aku melihat batu-batu besar berseru sebagai penghormatan kepadaku, dan menjelma menjadi Katedral-katedral Gotik; di balik bayang-bayang tembok yang sama, aku melihat para ‘Katedral’ pemikir besar muncul dalam prosa Aquinas dan Bonaventura, dan dalam puisi Dante; pada abad keenam belas aku melihat anak-anakku dilunakkan oleh roh dunia dan keluar dari rumah Bapa dan mereformasi iman, alih-alih mereformasi disiplin yang seharusnya membawa mereka kembali ke dalam pelukanku; di abad terakhir dan di awal abad ini, aku mendengar dunia berkata bahwa mereka tidak dapat menerimaku karena aku ketinggalan jaman. Aku tidak ketinggalan zaman, aku hanya berada di belakang layar. Aku telah menyesuaikan diri dengan segala bentuk pemerintahan yang pernah dikenal dunia; aku pernah hidup dengan Kaisar dan raja, tiran dan diktator, parlemen dan presiden, monarki dan republik. Aku sudah menyambut setiap kemajuan ilmu pengetahuan, dan jika bukan karena aku, catatan-catatan besar dari dunia kafir tidak akan dilestarikan. Memang benar aku tidak mengubah doktrinku, tetapi itu karena doktrin itu bukan milikku, tetapi milik Dia yang mengutus aku. Aku mengganti jubahku yang adalah milik waktu, tetapi tidak dengan Rohku yang adalah milik kekekalan. Dalam perjalanan sejarah hidupku yang panjang, aku telah melihat begitu banyak pemikiran modern yang menjadi tidak modern, Dalam perjalanan hidupku yang panjang, aku sudah melihat begitu banyak gagasan modern menjadi tidak modern, sehingga aku tahu bahwa aku akan hidup untuk melantunkan lagu kematian atas gagasan-gagasan modern pada zaman ini, seperti yang telah kulantunkan untuk gagasan-gagasan modern pada abad yang lalu. Aku merayakan ulang tahun kesembilan belas ratus dari wafatnya Penebusku, namun aku tidak lebih tua dari saat itu, karena Rohku adalah Kekal, dan yang Kekal tidak pernah menua. Aku adalah Pribadi yang hidup selama berabad-abad. Aku adalah kekinian dari semua peradaban. Aku tidak pernah ketinggalan zaman, karena aku tidak mengenal waktu; tidak pernah kehabisan waktu, karena aku tidak mengenal waktu. Aku memiliki empat tanda agung: aku adalah Satu, karena aku memiliki Roh yang sama dengan yang kumiliki pada mulanya; aku Kudus, karena Roh itu adalah Roh Kekudusan; aku Katolik, karena Roh itu meliputi setiap sel hidup dari Tubuhku; aku Apostolik, karena asal-usulku identik dengan Nazaret, Galilea dan Yerusalem. Aku akan menjadi lemah ketika anggota-anggota tubuhku menjadi kaya dan berhenti berdoa, tetapi aku tidak akan pernah mati. Aku akan dianiaya sebagaimana aku dianiaya sekarang di Meksiko dan Rusia; Aku akan disalibkan sebagaimana aku disalibkan di Kalvari, tetapi aku akan bangkit kembali, dan akhirnya ketika waktu tidak ada lagi, dan aku telah bertumbuh dalam keutuhan, maka aku akan dibawa ke surga sebagai mempelai perempuan dari Kepalaku, Kristus, di mana perkawinan surgawi akan dirayakan, dan Allah akan menjadi semua di dalam semua, karena Roh-Nya adalah Kasih dan Kasih adalah Surga.”
Posted on 10 May 2023, in Apologetika and tagged Fulton J. Sheen, Gereja. Bookmark the permalink. Leave a comment.
Leave a comment
Comments 0