Perbedaan Saudara (Friar), Rahib dan Imam

oleh Elizabeth Scalia

Sumber: Juaned Flickr dan aleteia.org

“Imamat mereka setara, namun panggilan mereka tidak sama persis.”

Seorang pembaca menulis surat kepada Aleteia: “Bisakah Anda membantu saya untuk memahami perbedaan antara saudara (friar), rahib dan imam? Terima kasih atas perhatian Anda. [Tertanda] Lorena F.”

Istilah-istilah itu agak fleksibel; semua istilah itu lebih populer dipahami sebagai keterlibatan dengan kehidupan pengorbanan dan kemiskinan. Tapi semua bentuk imamat mungkin setara, namun panggilan mereka tidak sama persis, kecuali mereka ditujukan untuk menjalani kehidupan dalam pelayanan. Seorang imam bisa jadi monastik, atau religius, atau “sekuler” (juga disebut “diosesan”), namun semuanya adalah klerus.

Seorang imam di Gereja Katolik adalah seorang pria yang menerima sakramen Tahbisan Suci dan oleh karena itu dia memiliki tugas untuk merayakan Kurban Misa, mendengarkan pengakuan dosa, memberikan absolusi dan sakramen-sakramen lainnya “in persona Christi” (bertindak sebagai Kristus) dan melaksanakan tugas-tugas lainnya dalam pelayanan pastoral dan kadang-kadang tugas administrasi.

Seorang imam ada hubungannya dengan sebuah keuskupan atau ordo religius atau juga rumah monastik (pertapaan atau biara). Semua imam, baik diosesan atau religius bersumpah selibat dan taat kepada atasan mereka:

  • Seorang imam diosesan berjanji taat kepada uskupnya.
  • Seorang imam religius (seperti imam Dominikan atau Fransiskan) mengucapkan kaul untuk taat kepada atasannya, biasanya disebut seorang provinsial.
  • Seorang imam monastik mengucapkan kaul untuk taat kepada abbasnya (jika tinggal di pertapaan) atau prior (di biara).

Imam diosesan tidak mengucapkan kaul (atau janji) kemiskinan dan mungkin mempunyai dan mewarisi harta benda.

Imam-imam yang mengucapkan kaul kepada ordo religius (seperti Fransiskan, Dominikan, dll.) ataupun komunitas monastik (seperti Benediktin atau Sistersien) mengucapkan kaul kemiskinan, dengan menyerahkan semua pendapatan yang mereka dapatkan melalui karya mereka kepada atasannya. Sehingga seorang penulis dari ordo Dominikan mendapatkan keuntungan dari buku-bukunya akan menyerahkan cek royaltinya kepada Ordo Pengkhotbah. Seorang penulis Trappist akan menyerahkan pendapatannya kepada abbas atau priornya, untuk kepentingan seluruh komunitas.

Kata friar (diterjemahkan menjadi saudara –red.) berasal dari kata fraire (dari Abad Pertengahan – fraire Provençal), yang berarti “saudara laki-laki.” Kata itu muncul dengan terbentuknya ordo-ordo mendikan (mengembara/berkhotbah) pada akhir Abad Pertengahan, sebagian besar diprakasai oleh Santo Fransiskus dari Assisi (Ordo Fransiskan) dan Santo Dominikus (Ordo Pengkhotbah atau Dominikan). “Ordo religius baru” ini tidak lagi terikat dalam suatu pertapaan atau biara, tapi berkeliling di antara masyarakat untuk berkhotbah dan berdoa, untuk mengajar dan melayani orang sakit.

Seorang imam yang menjadi anggota suatu ordo religius mendikan juga adalah seorang saudara (friar); seorang imam yang menjadi anggota komunitas biara/monastik (kontemplatif/stasioner atau menetap) juga adalah seorang rahib. Namun rahib dan saudara ini tidak perlu menjadi imam. Beberapa rahib dan saudara memilih panggilan mereka sebagai seorang religius, tetap menjadi seorang saudara (biasanya seorang saudara yang tidak menjadi imam disebut bruder –red.) dalam ordo atau komunitas mereka; mereka tidak mengejar imamat.

Kata “monk” (diterjemahkan menjadi rahib –red.) berasal dari bahasa Latin yaitu monachus, suatu kata untuk para pertapa, yang berakar dari istilah “kesendirian.” Hal ini berhubungan dengan munculnya peristiwa pertama pria dan wanita kontemplatif, seperti para Bapa dan Ibu Gurun. Santo Benediktus dari Nursia (480-547) dianggap sebagai pendiri Monastik Barat.

Akhirnya, seorang imam mungkin bukan “sekuler/diosesan” ataupun “saudara/friar” ataupun “rahib” tapi tetap menjadi seorang religius (bagian dari ordo atau kongregasi tertentu). Seorang imam Yesuit (Serikat Yesus / SJ.), atau seorang imam Pauline (Serikat Santo Paulus / S.S.P.), ataupun seorang imam Selesian (Serikat St. Fransiskus de Sales, dikenal juga dengan Selesian Don Bosco) sepenuhnya seorang imam dan akan mengucapkan kaul yang sama yaitu kemiskinan, kemurnian dan ketaatan kepada atasan religiusnya, sama seperti saudara dan rahib, namun mereka hanyalah imam dari komunitasnya masing-masing.

Sumber: What Is the Difference Between a Friar, a Monk and a Priest?

Advertisement

Posted on 10 May 2018, in Panggilan and tagged , , , , , . Bookmark the permalink. Leave a comment.

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: