Allah Tidak Pernah Memasukkan Kita ke dalam Pencobaan

Oleh Scott Hahn

The Creation of Adam (Sumber: stpaulcenter.com)

Doa Bapa Kami ibarat lintasan maraton yang medan akhirnya menaiki bukit yang curam. Atau seperti pegunungan Himalaya yang puncaknya berupa permukaan batu vertikal dan terjal.

Ketika kita mendekati akhir dari doa Bapa Kami, kita menghadapi permohonan yang telah terbukti menjadi batu sandungan bagi banyak pemikir besar dalam sejarah agama Kristen. Salah satu penafsiran yang salah mengenai permohonan ini ditafsirkan oleh seorang psikoanalisis yang bernama Carl Gustav Jung, yang membuat dirinya meninggalkan Kekristenan yang ortodoks. Dia mengutip perkataan Yesus sebagai bukti bahwa Allah itu bukan hanya “kasih dan segala yang baik,” namun juga “penggoda dan penghancur.”

Lagipula, mengapa Allah memasukkan kita ke dalam pencobaan? Ketika Kitab Suci berbicara tentang “penggoda” maka akan merujuk kepada si Iblis  (Matius 4:3; 1 Tesalonika 3:5). Pencobaan adalah ciri khas dari tindakan Iblis dalam kehidupan kita. Jadi, mengapa kita berdoa kepada Allah dengan berkata “Bapa Kami … di Surga” janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan?

Kita harus membaca sabda Yesus dengan sangat hati-hati, karena Ia memilih kata-kata itu dengan ketepatan yang sempurna dan juga maha tahu.

Doa Bapa Kami bukan satu-satunya saat ketika Yesus mengajarkan para pengikut-Nya untuk berdoa melawan godaan. Di Taman Getsemani, dua kali Yesus menyuruh para murid untuk melawan godaan, berikut ini penggalan ayatnya “Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan. … Bangunlah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan” (Lukas 22:40, 46).

Jadi kita dapat menyimpulkan bahwa pencobaan adalah sesuatu yang sangat harus dihindari. Di sisi lain, Yesus berkata bahwa pencobaan itu tidak dapat dihindari: “Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya!” (Matius 18:7). Dalam konteks ini, jelas sekali bahwa Allah bukanlah sumber dari pencobaan. Allah tidak mencobai kita. Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: “Pencobaan ini datang dari Allah!” Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun (Yakobus 1:13). Namun, pencobaan datang dari sesama manusia seperti yang dimaksudkan Yesus di atas; dan juga dari si Iblis, sebagaimana yang kita lihat dalam kisah perjumpaan Yesus dengan Iblis di padang gurun (Matius 4:1-11); dan juga dari kemalangan hidup seperti penyakit fisik, kegagalan, dan penghinaan.

Allah tidak menghendaki penderitaan kita ataupun Ia menghendaki dosa-dosa orang lain menyebabkan penderitaan bagi kita. Penderitaan dan maut datang ke dunia sebagai akibat dari dosa Adam dan Hawa. Namun kehendak Allah akan terpenuhi walaupun semua hal itu terjadi, dan Ia telah menjadikan setiap kesempatan pencobaan menjadi kesempatan rahmat juga. Tergantung kita menanggapinya.

Hal ini adalah masalah sepele, namun sangat penting, dan mudah sekali bagaimana hal ini menjadi skandal dalam seorang pemikir besar seperti Jung sekalipun. Karena hal ini melibatkan kerja sama antara kehendak Allah Yang Mahakuasa dengan kehendak bebas manusia.

Allah tidak memaksa Adam dan Hawa untuk mengasihi dan menaati Allah. Allah membebaskan mereka dengan pilihan. Allah menempatkan mereka dalam taman yang penuh dengan kebahagiaan dan mempersilakan mereka untuk makan dari pohon apapun kecuali satu pohon. “Tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati” (Kejadian 2:17).

Pencobaan menghampiri pasangan pertama dalam wujud seekor ular – seekor binatang buas dengan kecerdasan malaikat. Iblis itu memberikan ancaman tersembunyi melalui kata-kata piciknya, dia merusak kepercayaan Adam dan Hawa kepada Allah. Karena merasa takut akan hidup mereka, mereka merasa gengsi untuk meminta pertolongan, mereka setuju dengan godaan itu. Mereka menjadi berdosa, dan dalam kondisi berdosa mereka gagal dalam ujian yang Allah izinkan demi kebaikan mereka. Jika mereka takut akan Allah lebih dari takut terhadap si ular, mereka akan menerima kemartiran pada saat itu, dan mereka akan memasuki suatu kehidupan yang lebih besar dari firdaus. Dengan mempersembahkan pengorbanan yang total dari kehidupan mereka, mereka mungkin akan memulai untuk hidup dalam kehidupan yang mulia. Karena Allah adalah kasih, dan kasih itu menuntut pemberian diri secara total. Dalam kehidupan kekal, pemberian diri yang utuh ada dalam kehidupan inti Tritunggal. Maka, gambaran kehidupan ilahi adalah pengorbaan, dan kasih yang memberi hidup. Kita harus mati terhadap diri kita sendiri demi orang lain. Dan itulah yang gagal dilakukan oleh Adam dan Hawa.

Mengapa Allah mengizinkan hal ini terjadi? Katekismus mengutip seorang teolog kuno yaitu Origenes mengenai hal ini: “Allah tidak memaksakan kebaikan, tetapi Ia menghendaki makhluk bebas” (KGK 2847). Allah menciptakan pria dan wanita untuk menjadi makhluk bebas. Itulah kehendak bebas yang memungkinkan terjadinya pencobaan. Karena kasih tidak dapat dipaksakan, maka kasih memerlukan suatu tindakan kehendak bebas. Dengan adanya kebebasan maka timbullah potensi untuk kasih yang paling luhur, namun di sisi lain timbul juga bahaya yang paling buruk.

Dr. Scott Hahn adalah Pendiri dan Presiden dari St. Paul Center. Dia seorang penulis lebih dari empat puluh judul buku. Bukunya yang berjudul “Understanding “Our Father”: Biblical Reflections on the Lord’s Prayer adalah salah satu dari karya-karyanya yang paling populer, yang selangkah demi selangkah menjelaskan doa yang memilki kuasa namun sering kita doakan begitu saja.

Sumber: God Never Leads Us into Temptation”

Advertisement

Posted on 18 June 2019, in Kenali Imanmu and tagged , , , . Bookmark the permalink. Leave a comment.

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: