[…] Catholic Answers Staff, Terang Iman: Allah Mengubah Nama Saulus Menjadi Paulus? […]
Keilahian Roh Kudus dalam Alkitab
Oleh Clement Harrold

Pentakosta (Sumber: stpaulcenter.com)
Pada abad keempat, Gereja Katolik berjuang keras melawan ajaran sesat yang dikenal dengan sebutan Makedoniaisme. Dipopulerkan oleh mantan uskup Konstantinopel bernama Makedonius, ajaran sesat Makedonianisme menyangkal keilahian Roh Kudus secara penuh, dengan alasan bahwa Roh Kudus adalah entitas ciptaan yang memiliki peran yang lebih rendah daripada Bapa dan Putra.
Karena alasan ini, para pengikut ajaran sesat Makedonianisme dikenal sebagai Pneumatomakhi, yang berarti “Pelawan Roh.” Ajaran mereka ditentang oleh tokoh-tokoh seperti St. Athanasius dari Aleksandria dan St. Basil dari Kaisarea. Pada Konsili Konstantinopel pada tahun 381 M, ajaran sesat ini resmi dikutuk; Konsili ini menjelaskan bahwa Roh Kudus sungguh-sungguh Allah, keluar dari Bapa dan Putra, disembah dan dimuliakan.
Oleh karena itu, Gereja sangat jelas dalam mempertahankan keilahian Roh Kudus. Tetapi di manakah iman ini ditemukan dalam Kitab Suci? Apakah Alkitab memberikan pandangan tentang pertanyaan ini? Faktanya, ya, memang ada! Alkitab tidak hanya secara eksplisit menggunakan frasa “Roh Kudus” (bahasa Yunani, pneuma to hagion) dalam Yohanes 14:26, tetapi juga menegaskan dalam berbagai kesempatan bahwa Roh ini memang Allah.
Salah satu contoh mengenai hal ini muncul dalam pertanyaan St. Paulus dalam 1 Korintus 6:19: “Atau tidak tahukah kamu bahwa tubuh kamu semua adalah bait Roh Kudus yang tinggal di dalam kamu, Roh yang kamu peroleh dari Allah? (TB2)” Seperti yang telah ditunjukkan oleh St. Thomas Aquinas dan para kudus lainnya, ini menjadi bukti nyata bahwa Paulus mengakui keilahian Roh Kudus. Mengapa? Karena hanya Allah yang diizinkan untuk tinggal di dalam bait suci! Oleh karena itu, jika tubuh kita adalah bait suci, dan jika Roh Kudus tinggal di dalamnya, maka Roh Kudus pastilah Allah.
Peristiwa penting lainnya ditemukan dalam Kisah Para Rasul bab 5, ketika pasutri bernama Ananias dan Safira menjual sebidang tanah dan kemudian berpura-pura mempersembahkan seluruh hasilnya kepada para rasul, tetapi dengan tidak jujur menahan sebagian keuntungannya untuk diri mereka sendiri. Sadar akan apa yang telah terjadi, Petrus menantang Ananias dengan kata-kata ini: “Mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? … Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah” (ayat 3-4). Di sini Petrus dengan sangat jelas menyamakan Roh Kudus dengan Allah; dengan berbohong kepada Roh Kudus, sama saja dengan berbohong kepada Allah sendiri.
Ini hanyalah dua dari sekian banyak ayat dalam Alkitab yang menunjukkan keilahian Roh Kudus. Pada saat yang sama, perlu diperhatikan bagaimana Alkitab dengan jelas menyatukan Tiga Pribadi Tritunggal menjadi satu. Kita melihat hal ini dalam Amanat Agung di akhir Injil Matius, misalnya, ketika Yesus memerintahkan para pengikut-Nya demikian “pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku, dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (Matius 28:19 TB2).
Pada saat-saat yang menentukan dalam kehidupan Yesus, kita melihat penyataan kemuliaan Allah Tritunggal. Misalnya, pada saat pembaptisan di sungai Yordan, kita melihat Yesus bersama dengan suara Bapa dan kehadiran burung merpati, yang melambangkan Roh Kudus. Demikian juga, pada saat transfigurasi, kita kembali melihat Putra dan suara Bapa, dan kali ini Roh Kudus menyatakan diri-Nya dengan penampakan awan.
Di dalam Perjanjian Lama juga, kita harus ingat bahwa Roh Kudus ada di sana dalam beberapa ayat awal kitab Kejadian, “melayang-layang di atas permukaan air” (Kejadian 1:2). Tetapi Bapa dan Roh tidak sendirian, karena St. Paulus mengingatkan kita bahwa Sang Putra juga ada di sana pada saat penciptaan: “segala sesuatu diciptakan melalui Dia dan untuk Dia” (Kolose 1:16 TB2). Oleh karena itu, sejak awal mula dan untuk selama-lamanya, Bapa, Putra, dan Roh Kudus telah dipersatukan dalam substansi dan kasih: tiga Pribadi Ilahi dalam satu ke-Allahan yang kekal.
Clement Harrold adalah seorang mahasiswa pascasarjana dalam bidang teologi di Universitas Notre Dame. Tulisan-tulisannya telah dimuat di First Things, Church Life Journal, Crisis Magazine, dan Washington Examiner. Ia memperoleh gelar sarjana dari Universitas Fransiskan Steubenville pada tahun 2021.
Sumber: “Where Does the Bible Teach That the Holy Spirit is God?”
Posted on 27 June 2024, in Apologetika and tagged Roh Kudus, Trinitas, Tritunggal. Bookmark the permalink. Leave a comment.


Leave a comment
Comments 0