[…] Catholic Answers Staff, Terang Iman: Allah Mengubah Nama Saulus Menjadi Paulus? […]
Kesopanan Berbusana di Cuaca Panas
Oleh Peggy Frye

(Sumber: catholic.com)
Berpakaian tidak pantas saat Misa bukanlah masalah kenyamanan, tetapi masalah rohani.
Musim panas tiba. Mentari bersinar terik, pendingin ruangan beroperasi terus-menerus, dan kita mengenakan pakaian yang lebih tipis. Lepaskan sepatu dan sweater, ganti dengan sandal jepit, celana pendek, tank top, dan gaun yang tipis. Semuanya bagus. Lagipula, ketika suhu meningkat, menjaganya tubuh tetap sejuk dan tetap merasa santai dan rileks di musim panas adalah hal yang paling penting. Bahkan saya berani bertaruh bahwa sebagian besar dari kita memiliki setidaknya sepasang sandal jepit dan celana pendek di lemari kita saat ini. Saya tahu saya juga memilikinya. [Tambahan dari penerjemah: Situasi di sebagian besar wilayah Indonesia kurang lebih sama karena beriklim tropis yang panas.]
Tapi apakah Anda memakai pakaian seperti itu pada Misa Minggu? Sayangnya, banyak umat Katolik yang melakukannya. Di San Diego, kami selalu menikmati cuaca yang indah sepanjang tahun, jadi melihat pakaian super kasual di Misa adalah hal yang biasa. Tetapi pada musim panas keadaannya lebih buruk, bukan hanya pengunjung dari luar kota yang datang ke Misa dengan pakaian seperti mau ke pantai. Umat paroki juga demikian.
Komuni selama musim panas terlihat seperti antrean di Disneyland atau pertandingan bola: parade gaun punggung terbuka, tube-top (pakaian bermodel kemben), celana pendek, atasan berpotongan rendah, atasan dan gaun tanpa tali, rok ketat dan jegging (jeans legging), rok mini dan sandal jepit. Dan bukan hanya kaum wanita yang berpakaian tidak pantas saat Misa, kaum pria juga sama. Cukup sudah dengan kaos oblong robek-robek, celana jins kedodoran, tank top yang memperlihatkan dada, topi bola, sandal jepit yang memperlihatkan jari-jari kaki yang sudah keriput, celana renang, celana pendek, dan kaki yang berbulu. Astaga.
Sewaktu kecil, saya ingat pergi ke gereja saat musim panas, ketika suhu udara mencapai 90 derajat Fahrenheit, dan saya tidak pernah melihat seorang pun di gereja yang mengenakan pakaian yang mirip dengan busana pantai. Gereja adalah tempat untuk mengenakan pakaian terbaik di hari Minggu. Bahkan pada hari Minggu yang paling panas sekalipun, saya, ibu, dan saudara perempuan saya akan mengenakan gaun musim panas yang bagus; tidak peduli berapa pun suhunya, ayah saya akan mengenakan setelan jas dan sepatu pantofelnya. Memakai celana pendek ke gereja tidak pernah terjadi. Kami berhasil mengatasinya. Sejujurnya, saat cuaca sangat panas, tidak peduli seberapa banyak Anda melepas pakaian, tetap saja panas. Mengenakan pakaian berbahan ringan yang pantas akan membuat Anda tetap sejuk seperti tank top dan celana pendek. Itulah mengapa alasan “terlalu panas untuk mengenakan apa pun kecuali celana pendek ke gereja” adalah alasan yang tidak masuk akal.
Pakaian yang tidak sopan dalam Misa bukanlah masalah kenyamanan, tetapi masalah rohani, yang berakar pada budaya yang terlalu seksi, yang pengaruh modenya telah merasuk ke dalam paroki-paroki kita selama beberapa dekade. Mentalitas bahwa “apa yang saya kenakan untuk Misa bukanlah urusan siapa-siapa, Tuhan tahu isi hati saya” mencerminkan kurangnya kerendahan hati dan kurangnya pemahaman tentang apa yang sebenarnya terjadi dalam Misa. Hal ini juga menunjukkan kurangnya rasa hormat kepada orang lain, mengabaikan bagaimana pakaian kita yang tidak sopan dapat menjadi kesempatan untuk menimbulkan dosa bagi lawan jenis.
Gereja adalah “Rumah ibadat, tempat Ekaristi suci dirayakan dan disemayamkan, umat beriman berkumpul, serta kehadiran Putera Allah Penyelamat kita, yang dikurbankan di atas altar bagi kita, dihormati dengan sembah sujud demi bantuan serta penghiburan umat beriman” (KGK 1181). Gereja bukanlah tempat berlimpahnya godaan dan dosa, di mana gangguan seksual seharusnya tidak diizinkan untuk bersaing dengan Tuhan kita yang hadir dalam sakramen di altar. Ketika kita berdoa Doa Bapa Kami pada saat Misa, kita berkata, “Dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.” Jadi mengapa kita mengizinkan godaan-godaan duniawi untuk hadir terang-terangan dalam Misa? Mengapa kita memberikan izin kepada si Jahat untuk berkeliaran di tempat-tempat kudus kita, mencari kehancuran jiwa-jiwa yang tidak bersalah?
Pakaian yang tidak pantas menarik bagi kedagingan, yang menurut St. Thomas Aquinas,
menggoda manusia dengan memikatnya supaya menjauh dari yang baik. Karena roh pada dasarnya selalu ingin melakukan hal-hal yang rohani, tetapi daging yang ingin menonjolkan diri hendak menjadi penghalang bagi roh (Catechetical Instructions, Petisi VI: “Janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan”).
Dalam surat pastoralnya pada tahun 2006 tentang kesopanan dalam berbusana khususnya pada Misa Minggu, Mgr. John W. Yanta, Uskup Amarillo (Texas), mengingatkan umat beriman, “Kita dapat membantu iblis dengan berbagai cara, termasuk dengan cara kita berbusana.”
Selama bertahun-tahun saya mempunyai pengalaman tidak nyaman di bangku gereja ketika saya harus duduk di belakang atau di samping orang-orang yang tidak memiliki rasa sopan dalam berbusana. Pada suatu ketika saya duduk di belakang sebuah keluarga yang memiliki anak perempuan remaja yang “sudah dewasa secara fisik” yang memakai atasan dan celana yang sangat ketat sehingga saya bertanya-tanya bagaimana dia bisa bergerak. Dari penampilannya saat maju ke depan untuk menerima Komuni, jelas saya bukan satu-satunya yang memperhatikan. Sepertinya kedua orang tuanya tidak sadar bahwa orang banyak memperhatikan anak perempuannya.
Gereja tidak mengikat kita untuk berbusana dengan pakaian tertentu untuk Misa, tetapi tentu saja Gereja mengingatkan kita tentang nilai dan pentingnya berbusana yang pantas untuk Misa:
Kita juga harus datang ke liturgi suci dengan berpakaian yang pantas. Sebagai orang Kristen, kita harus berpakaian dengan cara yang sopan, mengenakan pakaian yang mencerminkan rasa hormat kita kepada Allah dan yang menunjukkan rasa hormat kita kepada martabat liturgi dan kepada sesama (On Preparing to Receive Christ Worthy in the Eucharist [Dokumen yang dikeluarkan oleh United States Conference of Catholic Bishops untuk umat Katolik Amerika Serikat]).
Di dalam sikap (gerak-gerik, pakaian) akan terungkap penghormatan, kekhidmatan, dan kegembiraan yang sesuai dengan saat di mana Kristus menjadi tamu kita (KGK 1387).
Ketakutan kita untuk membahas masalah kesopanan berbusana selama Misa sering kali dipicu oleh hal-hal yang sering kita dengar selama bertahun-tahun, seperti “kita tidak ingin ada orang yang merasa dihakimi atau merasa tidak diterima di ruang ibadah kita” atau “jika kita mengatakan sesuatu tentang pakaian, mereka akan berhenti mengikuti Misa.” Mengenai komentar yang terakhir, Uskup Yanta mengatakan, “Jika mereka mencari alasan [untuk tidak datang ke gereja], mereka akan menemukan sesuatu.”
Saya tidak percaya bahwa “petugas ketertiban berbusana” seperti yang ditemukan di beberapa gereja di Roma harus ditempatkan di pintu setiap gereja Katolik, untuk menghalau orang yang tidak mematuhi aturan berpakaian di paroki. Saya juga tidak percaya bahwa kaum wanita harus datang ke gereja dengan pakaian seperti mereka baru saja keluar dari lokasi syuting Little House on the Prairie, atau kaum pria harus mengenakan tuksedo ke Misa pada hari Minggu. Kita hanya perlu menggunakan akal sehat saat berpakaian ke gereja. Itu saja. Untuk hari-hari musim panas yang hangat, mungkin pakaian kasual bisnis bisa menjadi pilihan yang baik sebagai langkah awal.
Umat beriman pada masa kini, dan memang pada zaman sekarang ini, harus menggunakan sarana-sarana yang selalu dianjurkan oleh Gereja untuk menjalani hidup yang kudus. Sarana-sarana ini adalah: disiplin indera dan pikiran, kewaspadaan dan kehati-hatian dalam menghindari kesempatan-kesempatan untuk berbuat dosa, memperhatikan kesopanan (Persona Humana).
Sumber: “Modesty and Summer Masses”
Posted on 9 August 2024, in Kenali Imanmu and tagged Ekaristi, Misa Kudus, Modesty, Moralitas, Spiritualitas. Bookmark the permalink. Leave a comment.


Leave a comment
Comments 0