Dunia Okultisme

oleh Romo Vincent Lampert

Ramalan sebagai bentuk okultisme (Sumber: stpaulcenter.com)

Kata “occult” berasal dari bahasa Latin occultus yang berarti tersembunyi atau rahasia. Prinsip dasarnya adalah bahwa manusia ingin melangkahi Tuhan. Dunia okultisme sangat kompleks dan beragam. Hal ini diekspresikan dengan berbagai cara seperti takhayul, penyembahan berhala, dan ramalan, tetapi pada akhirnya berada dalam kategori sihir. Semua sihir pada dasarnya jahat dan sangat berbahaya karena berasal dari “kuasa kegelapan” (Kolose 1:13). Oleh karena itu, hal ini dibahas secara ekstensif dalam Katekismus Gereja Katolik. Yang saya maksud dengan sihir bukanlah seorang ilusionis yang mempermainkan mata kita dengan membuat sesuatu seolah-olah menghilang, tetapi sihir dalam arti sebenarnya di mana ada komponen si jahat. Iblis adalah sumber kekuatan di balik semua sihir. Sihir harus selalu dihindari karena “sesuatu yang jahat tidak akan pernah menghasilkan kebaikan.” Perkenankan saya menjelaskan lebih lanjut mengenai hal ini.

Orang-orang yang mencari jawaban atas masalah kehidupan dengan menemui paranormal dan cenayang perlu memahami bahwa mereka sedang meminta bantuan kepada si jahat dan kekuatannya. Kekuatan yang mereka tunjukkan tidak berasal dari mereka karena itu bertentangan dengan sifat kodrati manusia. Kita harus menyadari bahwa dunia non-material memang ada dengan makhluk non-material, yaitu setan. Entitas-entitas ini adalah sumber kekuatan dan pengetahuan yang ditampilkan melalui penggunaan astrologi, pembacaan telapak tangan, pembacaan daun teh, kartu tarot, spiritisme (pemanggilan arwah dan penulisan gaib), bandul, Santeria, Voodoo, ramuan sihir, ramuan herbal tertentu, jimat, dan kristal. Semua praktik ini dikutuk karena merupakan bentuk penyembahan berhala yang melanggar hukum pertama dari Sepuluh Perintah Allah di mana Allah berfirman, “Jangan ada padamu ilah lain di hadapan-Ku” (Keluaran 20:3 TB2). Dengan kata lain, tidak ada yang boleh ditinggikan melebihi tempat yang seharusnya diberikan kepada Allah dalam hidup kita, dan ketika kita menaruh kepercayaan kepada paranormal dan cenayang, kita menempatkan sesuatu di tempat Allah. Hukum Tuhan ini diperkuat dalam Kitab Imamat di mana kita diberitahu, “Janganlah kamu berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal. Janganlah kamu mencari mereka dan dengan demikian menjadi najis karena mereka. Akulah TUHAN, Allahmu” (19:31 TB2). Kitab Ulangan menjelaskan lebih dalam lagi, “Janganlah didapati seorang pun di antaramu yang mempersembahkan anaknya laki-laki atau perempuan sebagai kurban dalam api, atau seorang yang menjadi penenung, peramal, ahli nujum, penyihir, pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah dan roh peramal, atau yang meminta petunjuk kepada orang mati. Sebab setiap orang yang melakukan hal-hal itu adalah menjijikan bagi TUHAN, dan oleh karena segala hal yang menjijikan itulah TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari hadapanmu (18:10-12 TB2).

Beberapa paranormal dan cenayang mengetahui bahwa kuasa yang bekerja melalui mereka berasal dari roh jahat. Yang lainnya ditipu oleh roh jahat untuk percaya bahwa kekuatan tersebut datang langsung dari diri mereka. Si jahat tahu apa yang dia rencanakan terhadap seseorang dan akan menggunakan paranormal dan cenayang untuk memanipulasi orang demi tujuannya sendiri. Kita perlu waspada terhadap mereka karena mereka mungkin menggunakan simbol-simbol Kristiani, seperti salib atau gambar Bunda Maria, untuk memikat orang dengan memberikan rasa aman yang palsu bahwa tidak ada yang salah dengan apa yang mereka lakukan. Surat Pertama Yohanes menjelaskan dengan sangat jelas bahwa “banyak nabi-nabi palsu bermunculan di dunia” (4:1 TB2), dan “setiap roh yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah” (4:3 TB2). Iblis memiliki motivasi yang kuat untuk membuat kita terlibat dalam praktik-praktik yang melanggar Perintah Pertama.

Ketika orang membiarkan dirinya ditipu oleh paranormal dan medium, hasilnya adalah terbentuknya hubungan antara orang tersebut dengan kekuatan-kekuatan jahat. Pada awalnya ada sensasi dan ketertarikan dengan apa yang didengar pelaku melalui paranormal atau medium, tetapi pada akhirnya kehadiran si jahat akan terungkap dan kehidupan orang tersebut akan mulai terbongkar. Ketika setan memberikan sesuatu, dia akan mengharapkan sesuatu sebagai balasannya. Ketika kekuatan diperoleh dan bantuan khusus diberikan melalui bantuan Iblis dan malaikatnya, mereka akan berharap untuk dibayar penuh. Harga yang diminta adalah kehancuran diri kita melalui hilangnya jiwa kita. Sihir adalah senjata penghancur yang efektif dari setan karena lemahnya keyakinan religius. St. Yohanes Paulus II berkata, “Melemahnya iman menyebabkan kejatuhan pada praktik-praktik sihir.”

Saran terbaik saya adalah singkirkanlah sihir dan dunia okultisme dan selalu bersandar pada Tuhan melalui doa untuk mendapatkan jawaban yang kita cari. Kitab Yosua mengatakan yang terbaik, “Tetapi, aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!” (24:15 TB2). Beato Bartolo Longo (1841-1926) adalah seorang perantara yang hebat bagi mereka yang terjebak dalam okultisme dan dunia sihir. Tumbuh di keluarga Katolik yang taat, ia kehilangan imannya saat kuliah di Napoli, Italia. Dia tertarik ke dalam dunia kegelapan setan bahkan hingga menjadi seorang imam besar setan. Keluarganya tidak pernah menyerah, melalui banyak doa ia kembali ke Gereja dan mendedikasikan hidupnya untuk Rosario dan St. Perawan Maria. Dia berperan penting dalam pembangunan Tempat Ziarah Bunda Maria di Pompeii di luar kota Napoli. Kisahnya penting karena memberi tahu kita bahwa meskipun setan tampaknya menang dalam menaklukkan jiwa seseorang, tidak ada kata terlambat bagi mereka untuk dibebaskan.

 

Romo Vincent P. Lampert adalah Pastor Paroki St. Michael dan Paroki St. Peter di Brookville, Indiana. Pada tahun 2005 ia ditunjuk sebagai Eksorsis untuk Keuskupan Agung Indianapolis. Dia menerima pelatihan di Roma dan merupakan anggota International Association of Exorcists. Dia juga penulis buku “Exorcism: The Battle Against Satan and His Demons.”

 

Sumber: “The World of the Occult”

Posted on 4 November 2024, in Apologetika and tagged , , . Bookmark the permalink. Leave a comment.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.