Sejarah Awal Eksorsisme

oleh Jimmy Akin

Old Holy Bible and Crucifix (Sumber: catholic.com)

Dalam semua rentang waktu sejarah manusia, orang-orang di seluruh dunia sudah berurusan dengan roh-roh.

Dalam semua rentang waktu sejarah manusia, orang-orang di seluruh dunia sudah berurusan dengan roh. Beberapa di antara roh-roh tersebut adalah roh-roh jahat dan telah mencelakakan manusia dengan berbagai cara. Ketika hal ini terjadi, orang secara naluriah ingin mengusir roh-roh tersebut, sehingga berbagai ritual eksorsisme ditemukan dalam berbagai budaya di seluruh dunia.

  1. Kisah Saul
    Dalam konteks Alkitab, kita melihat apa yang mungkin menjadi eksorsisme awal yang melibatkan raja pertama bangsa Israel – Raja Saul. Dalam 1 Samuel, kita membaca:

Sementara itu Roh TUHAN telah menyingkir dari Saul, dan ia tersiksa oleh roh yang menyusahkan dari TUHAN. Hamba-hamba Saul berkata kepadanya: “Ketahuilah, roh yang menyusahkan dari Allah membuat engkau tersiksa. Baiklah Tuan kami menitahkan hamba-hamba yang melayanimu ini mencari seorang yang pandai bermain kecapi. Apabila roh yang menyusahkan dari Allah itu menghinggapimu, ia harus memainkan kecapi, sehingga engkau merasa tenang.” … Jadi, setiap kali roh yang menyusahkan dari Allah itu mendatangi Saul, Daud mengambil kecapi dan memainkannya. Lalu, Saul merasa lega dan tenang; roh menyusahkan itu pun menyingkir dari dia (16:14-16, 23 TB2).

Beberapa orang menafsirkan “roh jahat yang dari pada TUHAN (TB) atau roh yang menyusahkan dari TUHAN (TB2)” dalam ayat ini sebagai suasana hati yang buruk atau semacam gangguan psikologis, dan hal ini bukan tidak mungkin. Namun, kita tidak boleh terlalu cepat mengartikan referensi seperti ini secara psikologis karena orang Israel kuno memiliki kepercayaan yang kuat terhadap roh.

Terlebih lagi, lagu dipahami dapat menghasilkan dampak rohani. Dalam 2 Raja-raja 3:15, nabi Elisa meminta seorang pemain kecapi untuk bermain baginya supaya ia dapat mendengar firman Tuhan dan bernubuat.

Setan dikenal tidak menyukai hal-hal yang kudus, sehingga bisa jadi Daud memainkan lagu-lagu yang memuji Tuhan untuk mengusir roh jahat yang mengganggu Saul. Jika demikian, ini akan menjadi contoh awal eksorsisme bangsa Israel.

  1. Kisah Sara

Contoh yang lebih jelas dapat ditemukan dalam kitab Tobit. Di sini, setan Asmodeus jatuh cinta pada seorang wanita bernama Sara dan membunuh semua orang yang mengawininya (6:14).

Tobia akan memperistri Sara, dan dalam perjalanan menuju ke sana, ia dan malaikat Rafael yang menyamar menangkap seekor ikan. Rafael memerintahkan Tobia untuk menyimpan jantung dan hati ikan tersebut dan menjelaskan,

Anak muda itu pun bertanya kepada malaikat: “Saudara Azarya, khasiat apa yang ada di dalam jantung dan hati ikan itu dan di dalam empedunya?” … Lalu berkatalah Rafael kepadanya: “Tidakkah engkau ingat akan kata-kata ayahmu ketika ia memerintahkan engkau untuk mengambil seorang istri dari kerabat ayahmu? Jadi, Saudara, dengarkanlah aku! Jangan risaukan lagi tentang setan itu, tetapi ambillah gadis itu! Aku tahu bahwa pada malam ini juga gadis itu diberikan menjadi istrimu. Pada waktu engkau masuk ke dalam kamar pengantin, ambillah sebagian hati dan jantung ikan itu dan taruhlah di atas bara pedupaan. Baunya akan menyebar. Ketika setan itu menciumnya, setan itu akan melarikan diri dan tidak akan pernah muncul lagi dekat gadis itu (Tobit  7, 16-18a TB2)

Tobia melakukan hal ini, dan roh jahat itu melarikan diri ke Mesir, di mana Rafael mengikatnya (8:3). Dalam contoh ini, kita melihat tindakan yang dilakukan oleh manusia digabungkan dengan tindakan yang dilakukan oleh malaikat dalam mengusir setan.

  1. Eksorsisme Yahudi di kemudian hari

Pada abad pertama Masehi, terdapat praktik eksorsisme yang kuat dalam agama Yahudi. Hal ini sering dihubungkan dengan tokoh-tokoh besar di masa lalu. Kitab Yobel, yang ditulis sekitar tahun 150 SM, merujuk pada sebuah kitab yang sekarang hilang yang dikaitkan dengan Nuh yang membahas tentang setan dan penyakit yang ditimbulkannya (10:12-13).

Sejarawan Josephus menelusuri praktik eksorsisme kembali ke zaman Salomo, yang dalam kebijaksanaannya menemukan cara untuk mengusir setan (Sejarah Kuno Bangsa Yahudi 8:2:5[45]). Dia juga melaporkan sebagai saksi mata dari pengusiran setan yang dilakukan dalam tradisi Solomo:

(Eleazar sang pengusir setan) memasang sebuah cincin yang memiliki akar dari salah satu jenis yang disebutkan oleh Salomo pada lubang hidung orang yang kerasukan setan itu, setelah itu dia menarik keluar setan itu melalui lubang hidungnya, dan ketika orang itu jatuh dengan segera dia mengusir setan itu supaya tidak kembali lagi ke dalam diri orang itu, sambil tetap menyebut-nyebut nama Salomo dan mengucapkan doa-doa yang disusun oleh Salomo.

Dan ketika Eleazar ingin membujuk dan menunjukkan kepada para hadirin bahwa ia memiliki kuasa seperti itu, ia menempatkan sebuah cawan atau bejana yang berisi air, lalu memerintahkan setan itu, ketika setan keluar dari orang itu untuk membalikkan cawan atau bejana itu, sehingga para hadirin tahu bahwa ia telah meninggalkan orang itu; dan ketika hal ini dilakukan, keahlian dan hikmat Salomo terlihat dengan jelas (47-48).

Dalam kasus ini, setan diusir dengan menggunakan bau, yang memiliki kemiripan dengan pengusiran Asmodeus dalam kitab Tobit.

Naskah Laut Mati berisi sejumlah mazmur yang bersifat eksorsisme (11Q11), mirip dengan cara Daud menggunakan lagu untuk mengusir roh jahat.

Salah satunya adalah Mazmur 91 yang memohon perlindungan Tuhan bagi umat-Nya sehingga “Engkau tak usah takut terhadap kengerian malam, terhadap panah yang beterbangan di waktu siang, terhadap sampar yang menyelinap di dalam gelap, terhadap wabah yang mengamuk di rembang tengah hari” (Mazmur 91:5-6 TB2). Mazmur ini masih ditemukan dalam ritual eksorsisme Katolik saat ini.

  1. Eksorsisme yang dilakukan Yesus

Yesus melakukan eksorsisme sebagai bagian dari pelayanan publiknya, meskipun jumlahnya lebih sedikit daripada yang diperkirakan. Injil hanya mencatat enam kejadian pengusiran setan, meskipun ada beberapa petunjuk bahwa Yesus juga melakukan pengusiran setan yang lain.

Prosedur yang biasa dilakukan Yesus berbeda dengan pengusir setan lainnya. Dia hanya mengucapkan perintah singkat yang menyuruh roh-roh jahat untuk pergi, tanpa menggunakan rumusan perkataan yang rumit atau memohon kepada tokoh-tokoh dari masa lalu atau bahkan kepada Allah. Hal ini menunjukkan kepenuhan kuasa ilahi yang dimiliki Yesus.

Pada suatu ketika, Yesus dituduh mengusir setan dengan kuasa setan, tetapi Ia menjawab, “Jadi, jika Aku mengusir setan dengan kuasa Be’elzebul, dengan kuasa siapakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Karena itu, merekalah yang akan menjadi hakimmu” (Matius 12:27 TB2). Dengan mengatakan hal ini, Yesus mengakui keabsahan pengusiran setan yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi, dengan mengatakan bahwa para pengusir setan Yahudi akan menjadi hakim bagi mereka yang menuduh Yesus menggunakan kuasa setan untuk mengusir setan.

  1. Eksorsisme Umat Kristen Perdana

Injil mencatat bahwa Yesus “memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi mereka kuasa untuk mengusir roh-roh jahat dan menyembuhkan orang-orang dari segala penyakit dan kelemahan” (Matius 10:1 TB2). Dia juga menyebutkan bahwa roh-roh jahat diusir dalam nama-Nya sebagai salah satu tanda yang akan mengikuti murid-murid-Nya (Markus 16:17).

Kita melihat hal ini mulai terjadi dalam Kisah Para Rasul. Terlepas dari beberapa penyebutan singkat tentang pengusiran setan, kitab ini hanya mencatat dua kisah yang lebih rinci.

Salah satunya adalah ketika Paulus mengusir seorang budak perempuan yang memiliki “roh Pithon” yaitu roh yang bisa meramalkan masa depan. (Pithon adalah monster dari mitologi Yunani yang menjaga kuil Apollo di Delphi, tempat peramal Pythia meramalkan masa depan). Ketika melakukan hal ini, Paulus diceritakan hanya menggunakan satu perintah singkat, tetapi ditambah dengan nama Yesus: “Dalam nama Yesus Kristus kuperintahkan engkau keluar dari perempuan ini” (Kisah Para Rasul 16:18 TB2).

Catatan lain juga menggunakan nama Yesus tetapi kurang berhasil. Lukas melaporkan demikian,

Juga beberapa dukun Yahudi yang berkeliling di negeri itu, mencoba menyerukan nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan roh-roh jahat, katanya: “Aku menyumpahi kamu dalam nama Yesus yang diberitakan oleh Paulus.” Yang melakukan hal itu ialah tujuh orang anak dari seorang imam kepala Yahudi bernama Skewa. Namun, roh jahat itu menjawab, “Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapa kamu?” Lalu orang yang dirasuk roh jahat itu menerpa, menguasai, dan mengalahkan mereka semua, sehingga mereka lari dari rumah orang itu dengan telanjang dan luka-luka (Kisah Para Rasul 19:13-16 TB2).

Rupanya, menggunakan nama Yesus saja tanpa memiliki iman yang sungguh-sungguh kepada Yesus tidaklah cukup untuk menjamin keamanan mereka yang menggunakannya.

Kasus-kasus ini menggambarkan masalah roh-roh jahat di dunia kuno dan cara-cara orang mengatasinya. Kasus-kasus ini akan menjadi peristiwa-peristiwa yang mendasari sejarah eksorsisme di kemudian hari di kalangan umat Kristiani, satu topik yang akan kita bahas lebih lanjut.

 

Sumber: The Early History of Exorcism”

Posted on 28 November 2024, in Kenali Imanmu, Kitab Suci and tagged , , . Bookmark the permalink. Leave a comment.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.