[…] Mencari Keseimbangan – Kisah Cara Valle – Terang Iman, accessed October 9, 2025, https://terangiman.com/2023/01/23/mencari-keseimbangan-kisah-cara-valle/ […]
Serba-serbi Konklaf
oleh Catholic Answers Staff

Kapel Sistina (Sumber: thesistinechapel.org)
Umumnya umat Katolik mungkin akan bertanya-tanya bagaimana sebenarnya mekanisme konklaf. Inilah jawabannya.
Para kardinal berkumpul di Roma untuk mempersiapkan pemilihan paus baru. Mereka menjadwalkan pemakaman Paus Fransiskus pada hari Sabtu (26 April 2025). Pertemuan persiapan untuk melaksanakan konklaf sudah dimulai.
Pada saat seperti ini, umumnya umat Katolik mungkin bertanya-tanya bagaimana sebenarnya mekanisme konklaf. Inilah jawabannya.
Konklaf adalah proses pemilihan paus baru yang adalah kepala Gereja Katolik yang bisa dilihat (visible).
Umat Katolik percaya bahwa paus adalah wakil Kristus dan penerus St. Petrus, pemimpin Gereja universal yang kelihatan, yang dijanjikan oleh Yesus bahwa pintu alam maut tidak akan menguasainya (Matius 16:18-19). Setelah seorang paus meninggal atau mengundurkan diri, konklaf dimulai dalam waktu tiga minggu untuk memilih penggantinya. Konklaf adalah pertemuan Kolegium Kardinal di mana para kardinal elektor (kardinal yang berhak memilih dan dipilih) memilih paus berikutnya.
Proses Pemilihan Paus dalam Gereja Katolik
Ketika seorang paus wafat, akan ada sembilan hari masa berkabung (Novemdiales), seperti yang ditetapkan dalam konstitusi apostolik yang mengatur pemilihan paus, Universi Domenici Gregis, yang dikeluarkan oleh Paus St. Yohanes Paulus II pada tahun 1996 (13b; 27).
Setelah paus wafat (atau mengundurkan diri, meskipun kejadian ini jarang terjadi), Gereja mengikuti proses yang telah ditetapkan selama berabad-abad untuk memilih penggantinya. Periode di antara dua paus disebut interregnum, bahasa Latin yang berarti “di antara masa kepemimpinan” dua paus.
Pada tahun 2007, Paus Benediktus XVI mengembalikan persyaratan tradisional bahwa mayoritas dua pertiga dari kardinal elektor diperlukan untuk memilih seorang paus, tidak peduli berapa banyak surat suara yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses pemungutan suara dalam konklaf. Dalam motu propio Normas Nonnullas tahun 2013, Paus Benediktus XVI juga menetapkan bahwa apakah seorang paus wafat atau mengundurkan diri, pemilihan penggantinya harus dimulai setelah maksimal dua puluh hari sejak takhta kepausan kosong (37).
Meskipun tidak ada paus untuk sementara waktu, umat beriman dapat merasa tenang karena mengetahui bahwa Gereja masih terus berlanjut, dengan diingatkan bahwa Tuhan Yesus Kristus, Raja di atas segala raja (Wahyu 17:14), tidak pernah melepaskan kekuasaan ilahi-Nya terhadap Gereja Katolik.
Asal-usul Sejarah Konklaf
Kata “konklaf” berasal dari bahasa Latin cum clavis yang berarti “dengan kunci.” Setelah wafatnya Paus Klemens IV pada November 1268, masa interregnum berlangsung selama hampir tiga tahun. Umat awam di Viterbo, Italia, membantu proses pemilihan dengan mengunci para kardinal elektor di istana uskup kota, dan juga membatasi pasokan makanan mereka (!), sampai mereka memilih paus baru:
Pada tahun 1271, pemilihan yang berakhir dengan terpilihnya Gregorius X di Viterbo telah berlangsung selama lebih dari dua tahun dan sembilan bulan ketika para pejabat setempat merasa lelah dengan penundaan tersebut, mereka mengurung para kardinal dalam batas-batas tertentu dan dengan demikian mempercepat pemilihan yang dikehendaki (Raynald, Ann. Eccl., ad an. 1271). Paus yang baru berusaha untuk menghindari penundaan seperti itu yang mencoreng nama baik di masa depan melalui hukum konklaf, yang nyaris tanpa mempedulikan para kardinal, beliau mengumumkannya pada sesi kelima Konsili Lyon II pada tahun 1274 (Hefele, Hist. des Conciles, IX, 29). Inilah untuk pertama kalinya kata konklaf digunakan dalam kaitannya dengan pemilihan kepausan.
Hak Pilih dalam Konklaf
Dalam konklaf, Kolegium Kardinal berkumpul untuk memilih paus berikutnya. Kolegium ini terdiri dari para uskup Katolik dari seluruh dunia yang telah dipilih oleh seorang paus atau “diangkat menjadi kardinal.”
Para kardinal elektor berhak untuk memilih seorang paus sampai mereka mencapai usia delapan puluh tahun. Para kardinal berkumpul di Kapel Sistina untuk melakukan pemilihan secara rahasia. Rahasia untuk menghindari campur tangan pihak luar, karena dalam sejarah, konklaf pernah melibatkan campur tangan politik selama berabad-abad.
Para kardinal berdoa memohon bimbingan Roh Kudus sebelum memberikan suara. Untuk bisa terpilih, seorang kandidat harus mendapatkan dua per tiga suara mayoritas.
Pengumuman Paus Baru
Setelah seorang paus terpilih, dan jika ia menerima pemilihannya, asap putih mengepul dari Kapel Sistina. Paus Roma yang baru memilih nama kepausan dan kemudian ia diumumkan kepada dunia dengan kalimat “Habemus papam!” (Kita memiliki seorang paus!).
Sumber: “Papal Conclave: The Facts”
Posted on 1 May 2025, in Kenali Imanmu and tagged Kepausan, Konklaf. Bookmark the permalink. Leave a comment.


Leave a comment
Comments 0