[…] atau diakon kadang-kadang akan mengatakan, atau paduan suara menyanyikan, “Kyrie eleison” (“Tuhan, kasihanilah kami”): Kata-kata dalam bahasa Yunani ini…
Beato Fransiskus Bae Gwan-gyeom
Profil Singkat
- Tahun dan Tempat Lahir: 1740, Dangjin, Chungcheong-do
- Gender: Pria
- Posisi/Status: Pemimpin Awam
- Usia: 60 tahun
- Tanggal Kemartiran: 7 Januari 1800
- Tempat Kemartiran: Cheongju, Chungcheong-do
- Cara Kemartiran: Dipukuli
Fransiskus Bae Gwan-gyeom berasal dari Jinmok, Dangjin, Chungcheong-do (Sekarang, Janghang-ri, Seokmun-myeon, Dangjin-gun, Chungnam). Dia menjadi Katolik tidak lama setelah Gereja Katolik didirikan di Korea. Dia juga dikenal dengan nama “Beleun”. Kampung halamannya yaitu Jinmok di wilayah Naepo merupakan tempat dimana agama Katolik pertama kali diperkenalkan di Chungcheong-do.
Fransiskus Bae ditangkap ketika Penganiayaan Sinhae pada tahun 1791. Pada saat itu dia gagal mempertahankan imannya kepada Tuhan, sehingga dia dibebaskan. Ketika dia pulang, dia bertobat dari dosanya dan memulai sesuatu yang baru untuk melayani Tuhan dengan lebih setia dari sebelumnya. Dia pindah ke Seosan, tetapi tidak lama kemudian dia pergi ke Yangje, Myeoncheon (Sekarang, Yangyu-ri, Sunseong-myeon, Dangjin-gun, Chungnam) dekat kampung halamannya. Disana dia membentuk komunitas Kristen bersama umat lainnya.
Pastor Yakobus Zhou Wen-mo, yang datang ke Korea pada tahun 1794, dan pada tahun berikutnya dia memulai kunjungan pastoralnya kepada komunitas Katolik lokal. Ketika Fransiskus Bae mendengar berita tersebut, dia bersama umat Katolik lainnya mempersiapkan tempat di desa Yangje, yang dapat digunakan sebagai ruang ceramah, dengan harapan dia dapat mengundang seorang imam pada akhir tahun 1798.
Pada saat itu, Penganiayaan Jeongsa menyisir wilayah Chungcheong-do. Pada tanggal 3 Oktober tahun itu, ketika umat Katolik di desa Yangje selesai mempersiapkan bangunan itu, polisi memasuki desa itu melalui mata-mata.
Tak lama kemudian, polisi menangkap Fransiskus Bae dan membawanya ke Hongju. Hakim dari Hongju menyiksa dia dan memaksa dia untuk melaporkan tempat pertemuan umat Katolik dan membawa buku-buku Katolik, namun semua usahanya sia-sia. Hakim itu sangat marah kepada Fransiskus Bae, kemudian dia melaporkannya kepada Gubernur Gongju dan akhirnya memerintahkan Fransiskus Bae dipindahkan ke Pusat Militer Cheongju untuk melakukan interogasi.
Di Cheongju, Fransiskus Bae bertemu umat Katolik lainnya, termasuk Yakobus Won Si-bo, dan mereka bersama-sama menderita. Imannya kepada Tuhan kuat dan kokoh daripada sebelumnya. Tubuhnya benar-benar rusak, kaki dan lengannya patah. Dia menahan semuanya dengan iman yang heroik. Pemukulan yang terus menerus oleh penjaga penjara akhirnya melampaui batas kekuatannya. Dia meninggal sebagai martir pada tanggal 7 Januari 1800 (13 Desember 1799 berdasarkan kalender Lunar). Saat itu usia Fransiskus Bae 60 tahun.
Sumber: koreanmartyrs.or.kr
Posted on 7 October 2014, in Orang Kudus and tagged Korea, Martir, Orang Kudus. Bookmark the permalink. Leave a comment.
Leave a comment
Comments 0