Beato Agustinus Yu Hang-geum

Beato Agustinus Yu Hang-geom (Sumber: koreanmartyrs.or.kr)

Beato Agustinus Yu Hang-geom (Sumber: koreanmartyrs.or.kr)

Profil Singkat

  • Tahun dan tempat Lahir: 1756, Jeonju, Jeolla-do
  • Gender: Pria
  • Posisi/Status: Katekis dari keluarga kelas bangsawan
  • Usia: 45 tahun
  • Tanggal Kemartiran: 24 Oktober 1801
  • Tempat Kemartiran: Jeonju, Jeolla-do
  • Cara Kemartiran: Tubuhnya dirobek menjadi empat bagian

Agustinus Yu Hang-geum lahir pada tahun 1756 di Chonam, Jeonju (sekarang, Namgye-ri, Iseo-myeon, Wanju-gun, Jeonbuk) pada keluarga bangsawan. Dia belajar Katekismus tak lama setelah agama Katolik diperkenalkan di Korea pada tahun 1784, kemudian dia menjadi Katolik. Dia adalah orang Katolik pertama di wilayah Jeolla-do. Yohanes Yu Jung-cheol dan Yohanes Yu Mun-seok, keduanya adalah putranya yang menjadi martir pada tahun 1801. Lutgardis Yi Sun-i yang menjadi martir pada tahun 1802 adalah menantu perempuannya dan Matius Yu Jung-seong adalah keponakannya.

Oleh karena Fransiskus Xaverius Kwon Il-sin, seorang kerabat yang tinggal di Yanggeun, Gyeonggi-do, yang mengajarkan Katekismus kepada dia. Dia mempelajari prinsip-prinsip doktrin Katolik di rumah Fransiskus Xaverius Kwon dan memeluk ajaran itu sebagai suatu kebenaran. Dia menerima Sakramen Baptis dari Petrus Yi Seung-hun. Sesudah itu, dia kembali ke kampung halamannya, dan mulai mewartakan Injil disana, khususnya kepada anggota keluarga, kerabat, dan hambanya.

Dia mengajarkan segalanya kepada semua orang tanpa membeda-bedakan. Semua orang, baik kaya maupun miskin, adalah sederajat. Dia memberikan contoh yang baik dengan menempatkan ajaran Gereja dalam  perbuatan. Dia menunjukkan kasih saying dan memberikan sedekah kepada orang miskin sebagaimana hamba-hambanya.

Agustinus Yu berkesempatan dipilih menjadi imam di wilayah Jeolla-do, pada musim semi 1786, ketika pemimpin Gereja termasuk Petrus Yi mengadakan sebuah pertemuan dan menunjuk klerus berdasarkan kebijakannya sendiri.

Sesudah itu, Agustinus Yu kembali ke kampung halamannya dan merayakan Misa dan memberikan sakramen-sakramen kepada umat beriman. Namun, tak lama kemudian, para pemimpin Gereja memahami bahwa perbuatan seperti itu adalah sakrilegi. Begitu hal ini menjadi perhatian bagi dia, dia langsung menghentikannya.

Sejak saat itu, para pemimpin Katolik dengan giat disibukkan dengan usaha untuk mengirim seorang utusan rahasia ke Beijing untuk mengundang imam. Agustinus Yu mengikuti secara aktif dalam rencana ini dan juga menyumbangkan uangnya untuk mengirimkan Paulus Yun Yu-il ke Beijing pada akhir tahun 1789.

Ketika Monsignor A. Gouvea, Uskup Beijing, pada tahun 1790, beliau mengeluarkan sebuah dekrit mengenai larangan bagi umat Katolik Korea untuk melakukan ritual leluhur. Agustinus Yu menguburkan tablet leluhur (plakat atau papan roh yang dipercaya sebagai tempat kediaman arwah leluhur) ke dalam tanah. Namun ketika sepupunya Paulus Yun Ji-chung ditangkap dengan tuduhan telah meninggalkan ritual leluhur, dia pergi ke tempat persembunyian untuk sementara waktu. Kemudian dia menyerahkan diri ke kantor gubernur di Jeonju, namun kemudian dia dibebaskan setelah dia murtad, sebagai bentuk formalitas belaka.

Ketika Pastor Yakobus Zhou Wen-mo datang ke Korea pada akhir tahun1794, Agustinus Yu mengirimkan adik laki-lakinya yaitu Yu Gwan-geom untuk menemui dia dan untuk mengundang dia agar dia mengunjungi wilayah Jeolla-do. Pada saat itu, istana mengeluarkan surat perintah untuk menangkap Pastor Zhou. Untuk mencegah bahaya itu, dia mulai melakukan kujungan pastoral setempat. Pastor Zhou pergi menuju rumah Agustinus Yu yang berada di Jeonju melalui jalan Gyeonggi-do dan Chuncheong-do. Dia memberikan sakramen-sakramen kepada umat beriman di sana.

Kemudian, ketika Pastor Zhou merencanakan untuk meminta permohonan kepada Uskup Gouvea dari Beijing agar mengirimkan misionaris ke Korea melalui kapal dari bagian barat, Agustinus Yu berperan penting untuk membantu dia. Namun rencana ini tidak terwujud. Selain itu, Penganiayaan Shinyu terjadi pada tahun 1801. Sebelumnya, dia mengizinkan putra sulungnya yaitu Yohanes Yu Jung-cheol dan Lutgardis Yi, anak perempuan dari Matius Yi Yun-ha, menikah dan berjanji untuk hidup sebagai pasangan perawan.

Ketika penganiayaan terjadi, Agustinus Yu yang dikenal sebagai kepala Gereja di wilayah Jeolla-do, menjadi orang yang ditangkap pertama kali. Dia dibawa dari Jeonju ke Seoul, disana dia menjalani interogasi dan siksaan di Pusat Kepolisian, Departemen Hukum dan di Mahkamah Agung. Penganiaya yang mengetahui Agustinus Yu adalah salah seorang yang merencanakan untuk memohon misionaris untuk datang melalui kapal dari barat, mereka memaksa dia untuk mengaku tentang seluruh kebenarannya. Namun, sejak dia sudah bertekad untuk mati sebagai martir, dia tidak mengkhianati umat beriman lainnya dan tidak mengatakan apapun yang membahayakan Gereja.

Penganiaya dengan seluruh usahanya tidak mendapatkan sedikitpun informasi yang ingin mereka ketahui. Sehingga mereka menuduh dia dengan kejahatan pengkhianatan dan diperintahkan agar dia dieksekusi. Dengan adanya keputusan ini, Agustinus Yu dipulangkan kembali ke Jeonju. Dia dibawa keluar Gerbang Selatan di Jeonju pada tanggal 24 Oktober 1801 (17 September pada penanggalan Lunar). Disana tubuhnya dirobek menjadi beberapa bagian. Agustinus Yu saat itu berusia 45 tahun.

Kemudian, Uskup Santo Daveluy menuliskan hal berikut mengenai pertanyaan tentang kemurtadan Yu:

“Pertanyaan mengenai kemurtadan Agustinus Yu disangkal oleh sebagian besar orang, oleh karena itu, saya percaya bahwa dia akan menerima daun palma kemartiran di hadapan Tuhan.”

Sumber: koreanmartyrs.or.kr

Advertisement

Posted on 21 December 2014, in Orang Kudus and tagged , , . Bookmark the permalink. 6 Comments.

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: