Santa Perpetua Hong Kum-ju

Perpetua Hong Kum-ju (Sumber: cbck.or.kr)
Perpetua Hong Kum-ju (1804-1839) lahir di luar kota Seoul. Dia seorang wanita yang berkarakter kuat, cerdas, baik dalam cara berbuat maupun caranya berbicara. Dia dibesarkan di rumah neneknya. Dia menikah dengan seorang pria pagan pada usia 15 tahun, namun entah bagaimana dia dapat menjalankan agamanya. Suaminya meninggal muda, dan dia meninggalkan rumah suaminya itu bersama dengan anak laki-lakinya dan tinggal di Minari-kol. Tak lama kemudian, anak laki-lakinya itu juga meninggal. Pemilik rumah yang dia tinggali yaitu Filipus Choe, mengajarkan ajaran iman dari awal, dan Perpetua berdoa dengan sungguh-sungguh sehingga dia sering menangis dalam doanya. Orang-orang mengagumi perbuatan amal kasihnya dan dikatakan bahwa dia membantu orang lain layaknya seorang pembantu.
Perpetua pernah berkata: “Saya menginginkan sebuah pakaian berwarna merah, karena saya ingin menjadi martir.” Dia ditangkap dan disiksa dan diperintahkan supaya dia menyangkal Allah dan memberitahukan tempat persembunyian umat Katolik. Bahkan dia tidak mengerang. Polisi memelintir kakinya, dan kemudian menelanjanginya dan menggantungnya di atap penjara untuk dipukuli, namun dia tetap tenang. Tiga hari kemudian, dia dikirimkan ke pengadilan yang lebih tinggi dan kakinya dipukuli dengan kejam dalam tiga kali penyiksaan, namun dia tidak menyerah kepada para hakim. Dia hampir meninggal karena demam yang dialaminya di penjara, namun dia sembuh dengan cepat dan membantu tahanan lain tanpa pamrih. Setiap orang di penjara menganggapnya sebagai kakak mereka.
Perpetua dipenggal bersama dengan delapan umat Katolik lainnya di luar Pintu Gerbang Kecil Barat pada tanggal 26 September 1839 pada usia 36 tahun.
Sumber: cbck.or.kr
Posted on 2 July 2016, in Orang Kudus and tagged Korea, Martir, Orang Kudus. Bookmark the permalink. Leave a comment.
Leave a comment
Comments 0