Santa Katarina Yi

Catharina Yi (Sumber: cbck.or.kr)

Katarina Yi (1782-1839) dan Magdalena Cho (1806-1839) adalah ibu dan anak perempuannya. Mereka ditangkap bersama-sama, ditempatkan di penjara yang sama dan mereka mati bagi Yesus Kristus di saat yang hampir bersamaan. Walaupun di dunia ini mereka berdua mengalami hidup yang sangat miskin selama beberapa tahun, namun Allah memberikan mereka kekayaan surgawi yang kekal.

Sang ibu, Katarina, lahir di sebuah keluarga Katolik namun tidak mendapatkan pengajaran iman Katolik yang cukup baik. Dia menikahi seorang pria pagan, namun dia mempertobatkan suaminya. Dia membesarkan dan mendidik anak-anaknya untuk mengasihi Allah.

Dari antara anak-anaknya, Magdalena Cho adalah yang paling bersungguh-sungguh. Setiap hari, Magdalena bangun pagi-pagi benar untuk berdoa. Dia membantu ibunya dengan menjahit dan menenun. Ketika Magdalena berusia 18 tahun, ibunya menginginkan supaya dia menikah dengan seorang Katolik, namun Magdalena memberitahukan kepada ibunya bahwa dia ingin hidup sebagai seorang perawan. Ibunya yang cukup saleh sangat memahami keinginan anak perempuannya itu, namun dia merasa khawatir karena orang-orang pagan akan mencurigainya, dan jika ibunya menjadi martir, seorang anak perempuan akan ditinggalkan sendiri tanpa ada seorang pun yang akan membantunya. Ibunya berusaha untuk membujuknya supaya menikah, namun usahanya sia-sia. Magdalena bersikeras untuk menjadi seorang perawan bagi Kristus.

Santa Katarina Yi (Sumber: cbck.or.kr)

Santa Katarina Yi (Sumber: cbck.or.kr)

Magdalena pergi ke Seoul untuk menghindari gangguan dari keluarganya dan rasa curiga orang lain, dan dia menjadi seorang pembantu di sebuah keluarga Katolik. Dia jatuh sakit karena kerja keras dan kekurangan gizi. Setelah dia pulih, dia pindah ke tempat yang pekerjaannya lebih mudah. Dia mendapatkan uang dan mengirimkannya kepada ibunya.

Ketika Magdalena berusia lebih dari 30 tahun, dia kembali ke ibunya, dia berpikir bahwa tak akan ada lagi orang-orang yang akan mengganggu dia supaya dia menikah. Dia mengajar para ketekumen yang tidak bisa membaca, merawat orang sakit dan membaptis anak-anak pagan yang dalam bahaya maut. Dia seorang yang ramah dan rendah hati. Dia juga seorang yang tidak egois dan selalu mengambil pekerjaan yang lebih sulit untuk dirinya sendiri, dan memberikan pekerjaan yang lebih mudah kepada orang lain.

Untuk menghindari penganiayaan yang terjadi di tempat itu, Katarina memutuskan untuk pindah ke Seoul bersama dengan anak perempuannya itu. Uskup Imbert mendengar kabar bahwa mereka datang ke Seoul dan membantu mereka untuk menemukan tempat tinggal di rumah seorang Katolik. Namun demikian, mereka tinggal dengan damai hanya dalam waktu yang singkat. Seoul menjadi tempat yang lebih berbahaya bagi umat Katolik daripada di pedesaan. Mereka memutuskan untuk menghadapi penganiayaan di Seoul dengan berani.

Suatu hari, beberapa teman mereka berkumpul di rumah mereka dan membicarakan tentang Uskup Imbert yang sedang dicari oleh pihak polisi. Magdalena memberi saran, bahwa mereka akan menyerahkan diri jika Uskup Imbert ditangkap, dan mereka setuju dengan saran itu. Para wanita saleh itu tidak perlu menunggu lama untuk melakukan rencana mereka untuk menyerahkan diri. Sebulan kemudian, lima orang dari para wanita saleh ditangkap pada akhir Juni atau awal Juli 1839. Pada waktu itu, Katarina berusia 57 tahun dan Magdalena berusia 33 tahun.

Tentu saja, mereka tidak menyerah kepada permintaan polisi untuk menyangkal agama mereka, dan mereka disiksa dengan kejam. Setelah dipukuli dan disiksa dengan kejam, mereka jatuh sakit di penjara selama beberapa minggu. Walaupun mereka ingin menjadi martir, mereka meninggal karena sakit di penjara pada akhir September atau awal Oktober 1839. Dalam rentang beberapa hari, seorang demi seorang dari mereka meninggal dengan bahagia dan memuliakan Allah.

 

Sumber: cbck.or.kr

Posted on 5 July 2016, in Orang Kudus and tagged , , . Bookmark the permalink. 2 Comments.

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: