[…] atau diakon kadang-kadang akan mengatakan, atau paduan suara menyanyikan, “Kyrie eleison” (“Tuhan, kasihanilah kami”): Kata-kata dalam bahasa Yunani ini…
Apa yang Perlu Kamu Ketahui tentang Hari St. Valentine?
Oleh Michelle Arnold

“The Morning of St. Valentine” karya John Callcott Horsley (Sumber: wikimedia.org)
Apa yang pertama kali terlintas di benak kita ketika memikirkan Hari Valentine? Apakah mengingatkan kita kepada seorang uskup? Atau seorang martir Kristen mula-mula yang dengan gagah berani menyerahkan hidupnya untuk menjadi saksi Kristus? Ataukah pikiran kita dipenuhi dengan gambar hati dan bunga-bunga dengan cupid yang sedang terbang dengan busur yang dihasi panah berbentuk hati? Mungkin kita juga tiba-tiba ingat sesuatu, apakah Anda masih sempat membeli bunga mawar dan mengundang makan malam kekasih Anda?
Dalam budaya modern kita, banyak orang Kristen tidak mengaitkan Hari Valentine dengan agama Kristen. Contoh lainnya, hari ini dikenal sebagai “Hari Valentine” dengan menghilangkan konotasi religius dari kata “santo” dan mencabut sesuatu yang kudus dari hari itu. Untuk contoh lain, sebagian orang Amerika mengidentikkan Hari St. Patrick dengan parade dan bir hijau, mereka tidak lagi menyebut hari libur itu sebagai Patrick’s Day (sebagaian besar orang Amerika menyebut Patty’s Day –red.).
Jadi apa yang terjadi? Bagaimana peringatan seorang martir Kristen menjadi suatu hari yang dikaitkan dengan cinta romantis?
Hari St. Valentine di sepanjang zaman
Sejarah awal perayaan di sekitar hari St. Valentine atau pada hari rayanya pada tanggal 14 Februari, tidak begitu jelas. Ada sebuah festival kesuburan Romawi kuno yang dikenal dengan nama “Lupercalia” yang dirayakan pada tanggal 13-15 Februari, dan di dalam festival itu ada ritual pembersihan untuk memurnikan kota Roma dan untuk meningkatkan kesehatan dan kesuburan. Festival Lupercalia dihapuskan oleh Paus Gelasius I (492-496), namun tidak ada bukti bahwa Gereja menggantikan Lupercalia dengan suatu perayaan yang berkaitan dengan St. Valentinus.
Hubungan langsung antara St. Valentinus dan kisah cinta romantis tampaknya berasal dari Geoffrey Chaucer, yang terkenal dengan karya serialnya yang berjudul “The Canterbury Tales.” Untuk menghormati perkawinan Richard II dengan istrinya Anne, Chaucer menuliskan demikian, “Karena pada hari St. Valentine, ketika setiap burung datang ke sana untuk memilih pasangannya.” Bahkan dalam hal ini, hubungannya lemah, dan para sejarawan percaya bahwa Chaucer mungkin ada St. Valentinus lain dalam pemikirannya.
Jika kita melihat perayaan modern, maka Hari Valentine lebih menceritakan romansa dan cinta. Kebiasaan modern kita ini dimulai pada akhir abad ke-18 ketika sebuah percetakan di Inggris menerbitkan sebuah buku sajak sentimental bagi pemuda untuk merayu pemudi yang mereka pacari. Puisi pra-cetak yang gagasannya ditulis dengan cara ghostwrite (ide seseorang dituliskan oleh seorang ghostwriter atau juru tulis sehingga lebih artistik –red.) ditawarkan sebagai tanda kasih sayang, dan hal ini dengan cepat menyebar dan menjadi sangat populer. Oleh karena itu, berbagai percetakan di Inggris membuat kartu murah dengan puisi-puisi itu. Kartu itu disebut “valentine” dan perayaan modern sekuler dilakukan dengan saling tukar kartu valentine pada hari lahir St. Valentinus.
Kembali ke penghapusan kata “santo.” Meskipun saya tidak begitu yakin akan hal ini, tidak mengherankan bagi saya jika kata “Santo” secara umum dihilangkan dari perayaan modern pada tanggal 14 Februari karena dunia tidak berniat untuk menghormati seorang martir Kristen. Sebaliknya, Hari Valentine hampir sepenuhnya hari sekuler untuk bertukar kartu yang disebut “valentine.” Jika demikian, valentine yang yang dimaksud dalam “Hari Valentine” adalah kartu itu, bukan seorang santo yang namanya Valentinus.
Adapun St. Valentinus masih terdaftar dalam Martirologi Romawi, dan ada yang mengejutkan mengenai hal itu. Ketika Gereja melakukan revisi terhadap kalender liturgi pada tahun 1969, Gereja menghapus St. Valentinus dari Kalender Umum Romawi karena begitu sedikit yang diketahui mengenai dia yang dapat diverifikasi secara historis. Gereja masih mungkin menggunamakan namanya, dan ada beberapa gereja terkemuka yang ada sampai hari ini untuk menghormatinya, seperti gereja yang dibangun pada tahun 1960 untuk Olimpiade di Roma. Hari rayanya dapat dirayakan secara liturgis di wilayah di mana tidak ada kewajiban liturgi yang lebih tinggi tingkatannya pada hari yang sama. (Kita merayakan Santo Sirilius dan Metodius pada tanggal 14 Februari.)
Merayakan 14 Februari
Jadi, apakah Hari Valentine adalah hari keagamaan? Tergantung. Hari ini bisa dirayakan seperti di beberapa tempat untuk memperingati seorang martir Kristen kuno yang bernama Valentinus. Kita tidak tahu banyak tentang dia, namun hal yang terpenting tentangnya adalah bahwa dia meninggal sebagai martir bagi Kristus. Dia menyerahkan hidupnya demi Injil. Tidak ada panggilan hidup yang lebih tinggi daripada itu, dan hal lain yang kita perlukan untuk mengenal dia bisa kita tanyakan nanti di kehidupan setelah kematian. Kita juga bisa memohonkan perantaraan doanya, dan hal itu termasuk memohon doa untuk masalah romantika kita.
Ada juga perayaan sekuler 14 Februari yang diciptakan oleh seorang pengusaha yang pandai yang ingin bermain Cyrano untuk para pria yang sedang jatuh cinta untuk melakukan pendekatan dengan wanita pilihan mereka dengan puisi yang indah dan membuat kartu cetakan. Saling bertukar “valentine” merupakan hal yang sepenuhnya sekuler dan tidak ada hubungannya dengan St. Valentinus, meskipun tidak ada salahnya untuk mengirimkan kata-kata mutiara atau romantis kepada seseorang yang dikasihi atau pasangan kita.
Ada makna mendalam dalam Hari Valentine juga. Kita tidak boleh melupakan prinsip Kristen bahwa anugerah dibangun di atas kodrat. Gereja mendukung pengesahan pernikahan dan menawarkan sakramen perkawinan untuk membantu pasangan-pasangan dalam memelihara cinta dari pandangan pertama menjadi cinta yang tahan uji, setia dan seumur hidup. Jika kartu valentine dan berbagai macam tanda kasih sayang dapat membantu pasangan muda untuk menikah dan membantu pasangan menikah untuk memperbarui cinta mereka satu sama lain setiap tahunnya, maka Gereja tidak keberatan.
Posted on 13 February 2020, in Ekaristi and tagged Valentine. Bookmark the permalink. Leave a comment.
Leave a comment
Comments 0