[…] atau diakon kadang-kadang akan mengatakan, atau paduan suara menyanyikan, “Kyrie eleison” (“Tuhan, kasihanilah kami”): Kata-kata dalam bahasa Yunani ini…
Mengapa Dua Belas?: Para Rasul dan Israel yang Baru
Oleh Dr. Edward Sri

Calling of the Apostles karya Domenico Ghirlandaio (1481) (Sumber: wikipedia.org)
Bagi orang Yahudi, angka 12 lebih sekadar angka selusin. Angka yang disucikan ini mengingatkan tentang 12 suku Israel yang merupakan keturunan 12 putra bapa Yakub. Kedua belas suku ini adalah batu fondasi di mana bangsa Israel dibangun. Yesus menggunakan simbolisme tradisional ini. Dengan pergi ke antara banyak pengikut-Nya dan memilih dua belas orang yang menjadi rekan dekatnya, sebenarnya Yesus sedang mengirimkan pesan penting. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, tindakan memilih 12 orang pria untuk tugas khusus sama dengan mengatakan, “Israel yang Baru ada di sini bersama Aku dan dalam dua belas orang pria ini!” Tindakan ini sendiri mengisyaratkan bahwa semua harapan orang Yahudi untuk Israel yang diperbarui akan digenapi dalam gerakan Yesus.
Oleh karena itu, ketika Yesus memilih dua belas orang rasul, Ia secara simbolis menyatakan niat-Nya untuk membangun kembali Israel, mendirikan kembali Israel di antara diri-Nya bersama dengan para rasul sebagai pemimpin utama.
Kata “rasul/apostle” bermakna “seseorang yang diutus.” Seorang rasul mewakili seseorang yang mengutusnya, dan ikut ambil bagian dalam otoritas/kuasa orang yang mengutusnya. Injil Matius menarik perhatian kita ke dalam poin penting ini dengan tampilan seni sastra yang rumit. Dengan menggunakan teknik yang disebut “chiasme,” Matius menarik sejumlah persamaan antara apa yang dilakukan Yesus dalam bab 9:35-38 dan misi yang Ia berikan kepada para rasul dalam bab 10:1-8. Yesus berkhotbah tentang Kerajaan Allah dan menyembuhkan yang sakit (9:35), dan Ia melihat orang banyak seperti domba yang tidak bergembala (9:36), dan meminta Allah supaya “mengirimkan”pekerja-pekerja kepada mereka (9:38). Untuk menjawab kebutuhan ini, Yesus memilih “dua belas” murid (9:38).
Semua ini paralel dengan urutan terbalik dari narasi Matius. Matius menuliskan nama “dua belas” rasul (10:2) dan mengutus para rasul itu (10:5) sebagai gembala pada “domba yang hilang” dari umat Israel (10:5), sehingga mereka dapat memberitakan Injil Kerajaan Allah dan menyembuhkan orang sakit seperti yang dilakukan Yesus (10:7-8).
Dalam struktur chiasme, apa yang paling penting adalah apa yang ada di tengah semua paralel itu. Itulah yang ingin ditekankan oleh narator. Di tengah paralel ini, dalam Matius 9-10 adalah Yesus memilih dua belas orang rasul dan memberikan mereka kuasa (10:1-2).
Tema kuasa Yesus menjadi hal penting bagi Matius. Dalam pembukaan, Matius menunjukkan kuasa mesianis Yesus sebagai Putra Daud yang sejati dengan garis keturunan raja yang bisa dilacak dalam silsilah-Nya. Matius 2 menekankan kuasa Yesus dalam menggenapi banyak nubuat Yahudi kuno. Matius 3 menunjukkan kuasa Yesus sebagai Raja yang diurapi ketika Roh turun atas-Nya di Sungai Yordan. Dalam Matius 4, Yesus menggunakan kuasa-Nya atas iblis, mengalahkannya dalam tiga kali godaan di padang pasir. Dalam Matius 5-7, Yesus mendirikan kuasa-Nya dalam ajaran-Nya melalui Khotbah di Bukit ketika orang banyak menyadari bahwa Ia mengajar dengan kuasa, dan dalam Matius 8-9, Ia menyatakan kuasa-Nya atas badai, danau, penyakit, kekurangan fisik, dan bahkan roh jahat. Maka Matius 1-9 menunjukkan kuasa mesianis Yesus melalui sabda dan perbuatan-Nya.
Namun dalam Matius 10, kuasa Yesus yang sekarang dibagikan bersama dengan kedua belas rasul. Setelah orang-orang Farisi menuduh Yesus bekerja dengan Iblis (9:34), Yesus memanggil kedua belas rasul itu untuk menjadi para pemimpin Israel baru yang sedang Ia bangun.
Untuk menekankan kenyataan dari kuasa para rasul, Yesus melanjutkan dengan mengatakan hal ini kepada mereka, “Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku” (Matius 10:40). Dengan menanamkan kuasa Yesus sendiri, peran para rasul sebagai wakil Kristus itu sangat jelas: Jika Anda ingin menerima Yesus, maka Anda harus menerima para rasul-Nya. Bayangkan apa yang akan terjadi jika seseorang berkata kepada Yesus, “Saya ingin berelasi hanya dengan Engkau, bukan dengan para rasul-Mu. … Saya menyukai Engkau, tapi saya tidak suka dengan Petrus. … Saya ingin mengikuti Engkau, ya Yesus, tapi saya tidak bisa menerima kepemimpinan Yakobus dan Yohanes”? Yesus akan berkata bahwa barangsiapa yang menerima para rasul-Nya akan menerima-Nya. Kenyataannya, dalam Injil Lukas menggabungkan pengajaran lain Yesus mengenai hal ini. Yesus juga berkata kepada para rasul, “Siapa pun yang menerima kamu, menerima Aku. Dan barangsiapa yang menolak kamu, menolak Aku” (Lukas 10:16). Maka hal itu menunjukkan betapa dekatnya Yesus dengan kedua belas rasul-Nya.
Inilah sebabnya, pada hari ini kita dipanggil untuk menerima penggembalaan para rasul modern, yaitu para uskup yang terpilih sebagai penerus dari dua belas rasul yang pertama (lihat KGK 861-862). Dengan tuntunan dan ajaran mereka, kita memperkenankan Sang Gembala yang Baik untuk menuntun hidup kita melalui para wakil-Nya di dunia ini.
Dr. Edward Sri adalah seorang profesor teologi dan Kitab Suci di program pascasarjana dalam bidang katekese dan penginjilan di Augustine Institute, Denver, Colorado. Ia seorang penulis berbagai buku, salah satu bukunya berjudul God with Us: Encountering Jesus in the Gospel of Matthew.
Posted on 22 April 2020, in Apologetika, Kitab Suci and tagged Edward Sri, Gereja, Israel, Kepausan, Para Rasul, Yesus Kristus. Bookmark the permalink. Leave a comment.
Leave a comment
Comments 0