[…] atau diakon kadang-kadang akan mengatakan, atau paduan suara menyanyikan, “Kyrie eleison” (“Tuhan, kasihanilah kami”): Kata-kata dalam bahasa Yunani ini…
Wabah yang Mengubah Doa “Salam Maria”
Oleh Philip Kosloski

Saint Sebastian Interceding for the Plague Stricken karya Josse Lieferinxe (1508) (Sumber: aleteia.org)
Umat Kristen menambahkan “doakanlah kami yang berdosa ini sekarang dan waktu kami mati” di tengah Wabah Hitam
Doa “Salam Maria” yang sudah didoakan selama berabad-abad terdiri dari dua bagian utama. Bagian pertama dari doa ini berasal dari peristiwa Anunsiasi (Pemberitaan Kabar Gembira), ketika Malaikat Gabriel menyapa Maria dengan berkata, “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau!” (Lukas 1:28). Bagian kedua doa ini diambil dari peristiwa Visitasi, ketika Elisabet menyapa Maria dengan perkataan, “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu!” (Lukas 1:42).
Pada mulanya doa ini dikenal dengan nama “Penghormatan kepada Perawan yang Terberkati,” dan hanya terdiri dari dua ayat yang disatukan itu. Namun demikian, selama Wabah Hitam/Black Plague (juga dikenal dengan nama “Maut Hitam/Black Death”) doa ini dikembangkan lebih lanjut dan bagian kedua ditambahkan ke dalam doa itu.
Bagian kedua doa ini (“Santa Maria, Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati”) dipercaya oleh banyak orang sudah ditambahkan selama wabah sebagai bentuk permohonan perlindungan Bunda Maria dari penyakit yang berbahaya.
Venerabilis Fulton J. Sheen menjelaskan asal muasal doa ini dalam bukunya yang berjudul “The World’s First Love”:
Karena doa itu menggunakan dua momen penting dalam kehidupan: “sekarang” dan “waktu kami mati,” hal itu mengisyaratkan seruan besar orang-orang yang berada dalam bencana besar. Maut Hitam yang menghancurkan seluruh Eropa dan memusnahkan sepertiga populasinya, mendorong umat beriman untuk berseru kepada Bunda Tuhan kita supaya melindungi mereka pada saat sekarang dan waktu kematian hampir menyatu.
Seorang ahli dalam devosi Maria, Romo Donald H. Calloway, membenarkan kesimpulan ini dalam bukunya yang berjudul “Champions of the Rosary” dan menjelaskan bagaimana “Setelah Maut Hitam, bagian kedua dari doa Salam Maria mulai diucapkan dalam doa-doa brevir di komunitas-komunitas religius, secara khusus para Mercendarian, Camaldolese, dan Fransiskan … orang-orang pada abad ke-14 membutuhkan dimensi ‘pemenuhan harapan’ dari bagian kedua doa Salam Maria.”
Doa ini memiliki bentuk yang berbeda-beda dalam masa suram ini di Eropa, namun secara resmi diakui setelah Katekismus Konsili Trente dipublikasikan dan doa ini secara utuh dimasukkan dalam Brevir Romawi tahun 1568.
Sumber: “How the Black Plague changed the “Hail Mary” prayer”
Posted on 23 June 2020, in Doa, Doa Devosi, Kenali Imanmu and tagged Ave Maria, Fulton J. Sheen, Maria, Salam Maria. Bookmark the permalink. Leave a comment.
Leave a comment
Comments 0