[…] atau diakon kadang-kadang akan mengatakan, atau paduan suara menyanyikan, “Kyrie eleison” (“Tuhan, kasihanilah kami”): Kata-kata dalam bahasa Yunani ini…
Yesus – Hamba yang Menderita dan Yusuf yang Baru
Oleh Dr. Brant Pitre

Joseph Sold (Sumber: YouTube Catholic Productions)
Aspek ketiga dalam narasi Kisah Sengsara Yesus adalah mengenai hamba yang menderita. Perlu diketahui bahwa hal ini penting. Dalam Perjanjian Lama ada nubuat tentang hamba yang menderita seperti dalam Yesaya 50:4-7, yang merupakan bacaan pertama pada Minggu Palma. Perikop itu menggambarkan hamba Allah yang misterius yang memberikan punggungnya pada para penyesah, dan ia tidak menyembunyikan mukanya ketika dinodai dan diludahi. Dan apa yang terjadi setelah Penderitaan di Taman Getsemani? Yesus diadili di hadapan para pimpinan Yahudi, di hadapan Kayafas dan Sanhedrin, dan mereka mulai menuduh-Nya sampai mengejek, melecehkan, meludahi, dan melakukan hal-hal buruk lainnya. Dan Yesus melakukan sesuatu yang sangat aneh. Ia tidak melawan. Bahkan, Ia tidak berbicara. Ia menanggung penderitaan itu dengan keheningan. Mengapa Yesus melakukannya demikian? Ada sesuatu yang penting dalam Matius 26:47-53, yang berbunyi:
Waktu Yesus masih berbicara datanglah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu, dan bersama-sama dia serombongan besar orang yang membawa pedang dan pentung, disuruh oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi. Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: “Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia.” Dan segera ia maju mendapatkan Yesus dan berkata: “Salam Rabi,” lalu mencium Dia. Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Hai teman, untuk itukah engkau datang?” Maka majulah mereka memegang Yesus dan menangkap-Nya. Tetapi seorang dari mereka yang menyertai Yesus mengulurkan tangannya, menghunus pedangnya dan menetakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya. Maka kata Yesus kepadanya: “Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku?
Ada sepintas yang perlu diperhatikan, pasukan dalam bahasa Yunani adalah “legeon” atau dalam bahasa aslinya bahasa Latin adalah “Legion” yang merupakan pasukan Romawi kuno yang jumlahnya 6.000 tentara. Jadi ketika Yesus mengatakan kepada Petrus supaya menarik kembali pedangnya dan Allah bisa saja mengirimkan lebih dari 12 legiun malaikat. Apa yang Yesus katakan bahwa Allah bisa saja mengirimkan 72.000 malaikat ke sisi-Nya jika Yesus ingin melawan, jika Yesus ingin membela diri. Namun lihatlah apa yang Ia katakan dalam ayat 54:
Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?”
Jadi mari kita perhatikan petunjuk di sini. Seluruh narasi sengsara Yesus benar-benar merupakan penggenapan Kitab Suci. Yesus sedang menggenapi banyak sekali nubuat Perjanjian Lama. Ia sedang menggenapi berbagai peristiwa Perjanjian Lama. Ia menggenapi Paskah di Mesir. Ia menggenapi Kejatuhan Adam dan Hawa. Ia sedang meresmikan Taman Eden yang baru dan ciptaan yang baru melalui sengsara-Nya. Maka semua yang Ia lakukan di sini merupakan penggenapan Kitab Suci. Dan itulah yang Ia katakan:
Pada saat itu Yesus berkata kepada orang banyak: “Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung untuk menangkap Aku? Padahal tiap-tiap hari Aku duduk mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. Akan tetapi semua ini terjadi supaya genap yang ada tertulis dalam kitab nabi-nabi.” Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri. Sesudah mereka menangkap Yesus, mereka membawa-Nya menghadap Kayafas, Imam Besar. Di situ telah berkumpul ahli-ahli Taurat dan tua-tua.
Pada titik ini para murid melarikan diri. Mereka pergi. Yesus dihadapkan kepada Kayafas untuk diadili. Kayafas menuntut supaya Yesus mengatakan bahwa Ia adalah Kristus, anak Allah, dan Yesus menegaskan hal itu. Dan ketika Yesus menegaskan hal itu mereka bereaksi terhadap pernyataan-Nya dengan berkata:
“Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujat-Nya. Bagaimana pendapat kamu?” Mereka menjawab dan berkata: “Ia harus dihukum mati!”
Kemudian dalam Matius menulis dalam ayat 67-68:
Lalu mereka meludahi muka-Nya dan meninju-Nya; orang-orang lain memukul Dia, dan berkata: “Cobalah katakan kepada kami, hai Mesias, siapakah yang memukul Engkau?”
Di sini kita melihat Yesus menuju salib tanpa bersuara seperti seekor domba yang menuju tempat pembantaian, dan menanggung dengan diludahi dan dilecehkan oleh para serdadu dan para pemimpin di Yerusalem, sebagaimana dinubuatkan dalam hamba yang menderita. Maka, Yesus menetapkan Paskah yang baru. Ia menetapkan ciptaan yang baru sebagai Adam yang baru, dan Ia juga menggenapi nubuat hamba yang menderita.
Ada elemen keempat yang terjadi di sini, atau penggenapan keempat. Jika kita menelusuri narasi kisah sengsara dalam Injil Matius, salah satu hal yang khusus mengenai kisah sengsara dalam Injil Matius adalah kematian Yudas. Sesuatu yang hanya dituliskan Matius untuk disampaikan kepada kita. Maka saya akan membahasnya melalui sudut pandang Yahudi. Inilah yang dikatakan Matius kepada kita:
Ketika hari mulai siang, semua imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi berkumpul dan mengambil keputusan untuk membunuh Yesus. Mereka membelenggu Dia, lalu membawa-Nya dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus, wali negeri itu. Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua, dan berkata: “Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah.” Tetapi jawab mereka: “Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri!” Maka iapun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri (Matius 27:1-5).
Kita berhenti dahulu di sini. Mengapa Matius memberi tahu tentang Yudas yang bunuh diri pada saat ini? Apa pentingnya hal ini? Tidak ada satu pun Injil Sinoptik lain yang memberikan aspek pengkhianatan Yudas, mengenai Yudas yang melemparkan 30 keping perak, kemudian ia pergi dan menggantung diri. Inilah yang saya maksud sebagai penggenapan Kitab Suci lainnya. Karena Matius akan tahu, khususnya ia seorang penulis Yahudi, bahwa dalam Perjanjian Lama, hal ini bukan yang pertama kali seorang pria tak bersalah atau seorang pria yang benar dikhianati dengan perak. Dalam kitab Kejadian 37, Yusuf putra Yakub, yang tidak bersalah dikhianati oleh saudaranya yang bernama Yehuda, dan ia dijual kepada pedagang budak bukan Yahudi demi 20 keping perak. Dan kita tahu apa yang terjadi dalam kisah itu, kalau Yusuf dilemparkan ke dalam sumur. Yusuf hendak dibiarkan mati dan dalam artian tertentu ia hidup kembali. Ia dibangkitkan kembali dari kematian karena ia diselamatkan dari lubang (sumur) dan ia naik menjadi orang kepercayaan Firaun di kerajaan Mesir. Jadi kita bisa memperhatikan paralelnya dalam Perjanjian Lama. Yusuf yang tak bersalah dikhianati oleh seorang putra dari dua belas putra Yakub yang bernama Yehuda demi 20 keping perak. Sekarang dalam kasus Yesus, Putra Allah Bapa yang tak bersalah dikhianati oleh salah seorang dari 12 rasul.
Yudas melakukannya demi 30 keping perak. Hal ini bukan kebetulan, jika kita mengingat bahwa nama Yudas dalam bahasa Ibrani adalah Yehuda. Nama yang sama dengan saudara yang mengkhianati Yusuf yang tak bersalah kepada pedagang budak bukan Yahudi. Jadi yang ditekankan Matius di sini adalah Yesus bukan hanya Musa yang baru yang menetapkan Paskah yang baru. Yesus juga bukan hanya Adam yang baru yang sedang menebus dunia. Yesus juga adalah Yusuf yang baru. Ialah putra yang tak bersalah yang darah kebenaran-Nya akan ditumpahkan, akan dikhianati sampai mati, sehingga semua saudara-saudara-Nya, dalam kasus ini adalah para murid, dan juga seluruh dunia akan diselamatkan. Bukan hanya dari kelaparan seperti pada zaman Yusuf di Mesir, tetapi dari dosa dan maut.
Posted on 30 July 2020, in Kenali Imanmu, Kitab Suci and tagged Brant Pitre, Yesaya, Yesus Kristus, Yusuf (Kejadian). Bookmark the permalink. Leave a comment.
Leave a comment
Comments 0