Apakah Tuhan Yesus Menjanjikan Kesehatan dan Kekayaan?

Oleh Trent Horn

Bible and Money – Ilustrasi Prosperity Gospel (Sumber: catholic.com)

Suatu hari, saya sedang duduk di sofa sambil menyilangkan tangan di dada ketika credit film (daftar pemeran dan kru film –red.) bergulir, dan seorang teman bertanya kepada saya, “Menurutmu filmnya bagaimana?”

Saya menjawab demikian, “Selain aktingya di bawah standar, saya kira film itu memiliki pesan yang mengerikan.”

Teman saya menjawab, “Apa maksudmu? Film itu menceritakan bagaimana orang-orang menjadi Kristen. Apa yang mengerikan tentang itu?”

Saya berkata, “Tidak ada. Namun pesan dari film itu adalah jika kamu menerima Yesus sebagai Juruselamatmu, mobilmu bisa berjalan lagi, istrimu tidak mandul lagi, tim sepak bola yang kamu latih akan memenangkan pertandingan besar. Tapi kehidupan Kristen tidak selalu berhasil seperti itu. Film ini memberitakan Injil Kemakmuran yang merupakan kepalsuan.”

Teologi Kemakmuran, juga disebut juga dengan Injil Kemakmuran atau Injil Kesehatan dan Kekayaan, bisa ditelusuri kembali ke gerakan Pemikiran Baru di Amerika pada akhir abad ke-19. Penganut gerakan ini, kebanyakan bukanlah orang Kristen, mereka mengklaim bahwa pikiran memiliki kekuatan di atas kenyataan, atau kekuatan yang bisa digunakan untuk menyembuhkan penyakit dan mengakhiri kemiskinan.

Para pengkhotbah Teologi Kemakmuran mengambil pola pikir ini dan menerapkannya pada janji-janji Yesus bahwa apa pun yang kita berikan akan “dikembalikan kepada kita” (Lukas 6:38) dan jika meminta sesuatu dalam nama-Nya maka Ia akan memberikannya (Yohanes 14:14). Maka, jika kita hanya meminta kesehatan dan kekayaan, Ia akan memberikannya kepada kita! Berdasarkan survey majalah Time tahun 2006, sepertiga umat Kristen percaya bahwa, “Jika Anda memberikan uang Anda kepada Allah, Allah akan memberkati Anda dengan uang yang lebih banyak.” Mereka percaya pada seorang Yesus yang menginginkan kita memiliki kebahagiaan yang tanpa akhir, bukan hanya pada kehidupan yang akan datang namun pada kehidupan saat ini, dan satu-satunya hal yang menjauhkan kita dari kebahagiaan ini adalah menolak untuk memintanya.

Tapi, bagaimana hal itu menjadi benar kalau …

… Yesus menjanjikan hal rohani daripada berkat material.

Teologi Kemakmuran menjadi hal populer pada pertengahan abad ke-20 di antara kaum Pentakostal yang percaya bahwa seorang pribadi bisa mengetahui apakah Allah mengasihinya melalui penerimaan karunia-karunia (atau karisma). Karunia-karunia ini biasanya seperti nubuat dan berbahasa lidah (bahasa Roh), namun karunia kemakmuran dan kenyamanan menjadi bunyi yang menarik namun berbahaya yang didengungkan para televangelist (penginjil televisi) seperti Kenneth Copeland dan Oral Roberts. Mereka menjanjikan bahwa Allah akan memberkati umat yang menanam “benih iman” dalam artian memberikan persembahan finansial, mereka akan menerima lebih banyak lagi daripada yang sudah diberikan. Hal ini akan terjadi karena apa yang seorang televangelist yang bernama Robert Tilton sebut sebagai “hukum kompensasi.” Berdasarkan perkataan Oral Roberts, “Lukas 6:38 mengatakan, ‘Berilah dan kamu akan diberi.’ Kita harus menanam benih iman terlebih dahulu maka Allah dapat meipatgandakannya kembali untuk memenuhi kebutuhan kita.”

Copeland menulis dalam bukunya yang berjudul “The Laws of Prosperity” demikian, “Apakah Anda ingin mendapatkan uang Anda kembali sebanyak seratus kali lipat? Berikanlah dan biarkan Allah melipatgandakannya kepadamu. Tidak ada bank di dunia ini yang bisa menawarkan pengembalian seperti ini! Puji Tuhan!” Supaya Anda tidak berpikir bahwa Copeland sedang membicarakan sesuatu yang bermakna kiasan, istrinya yakni Gloria menjelaskan dengan tepat pengembalian yang bisa diharapkan oleh umat beriman dari “investasi” mereka:

Anda memberi $1 demi Injil, maka $100 menjadi milik Anda. Memberi $10 dan memperoleh $1.000. Memberi $1.000 memperoleh $100.000. … Memberikan satu pesawat terbang dan memperoleh seratus kali nilai pesawat terbang. Memberikan satu mobil maka pengembaliannya adalah mobil-mobil sepanjang hidup Anda. Singkatnya, Markus 10:30 adalah suatu kesepakatan yang sangat bagus.”

Markus 10:30 dan Lukas 6:38 merupakan ayat-ayat favorit para pengkhotbah Teologi Kemakmuran, tetapi ayat-ayat itu tidak mengandung janji kemakmuran tanpa syarat. Lukas 6:38 adalah bagian Khotbah Yesus di Dataran dan mengajarkan supaya kita murah hati yang berbelas kasih dan ada pengampunan. Pada akhir ayat itu, Yesus bersabda, “Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.” Hal ini paralel dengan apa yang Yesus ucapkan dalam Khotbah di Bukit: “Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu” (Matius 7:2).

Dalam Markus 10:29-30 Yesus berjanji, “Sesungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya, orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang.” Nah, sekarang jika kita tidak benar-benar akan memiliki ratusan anggota keluarga baru dalam kehidupan ini sebagai hadiah karena sudah meninggalkan yang beberapa orang, mengapa kita harus percaya bahwa kita benar-benar akan mendapatkan ratusan barang-barang baru? Ayat ini bukan tentang tingkat pengembalian yang dijamin oleh Yesus atas upeti yang Anda berikan, namun mengenai pemeliharaan Allah bagi mereka yang mengorbankan hidup mereka demi melayani-Nya.

Para pengajar Teologi Kemakmuran mengutip janji Yesus bahwa “Bapamu yang di sorga akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.” (Matius 7:11). Leroy Thompson menggunakan analogi seorang miliuner yang punya banyak sekali uang sehingga ia tidak mau membelikan anak-anaknya yang sudah dewasa sebuah rumah dengan uang tunai. Ia kemudian bertanya, “Berapa banyak lagi yang rela Allah lakukan bagi anak-anak-Nya? Apakah kalian percaya bahwa setidaknya Allah itu miliuner?”

Namun di sini juga, Yesus terutama membicarakan tentang Allah yang memberikan kita karunia rohani, bukan berkat secara materi. Hal ini terbukti dalam perikop paralel dalam Lukas 11:13, di mana Yesus berkata, “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.”

Analogi Thompson juga menggagalkan argumennya sendiri. Beberapa orang kaya mungkin membelikan apa yang anak-anak mereka inginkan, namun beberapa orang kaya lainnya membesarkan anak-anaknya supaya menjadi mandiri untuk membantu anak-anaknya mengembangkan karakter yang baik.

Jika Allah setidaknya sama bijaknya dengan orang-orang kaya ini, maka mungkin Ia tidak akan memberikan kekayaan secara otomatis karena Ia menginginkan sesuatu yang tidak dapat diberikan oleh uang.

Akhirnya, beberapa pengkhotbah Teologi Kemakmuran akan mengutip Yohanes 14:14 di mana Yesus menjanjikan, “Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.” Seorang pengkhotbah teologi ini mengatakan demikian, “Ketika kita berdoa, mempercayai apa yang telah kita terima apa yang kita doakan, Allah tidak punya pilihan lain selain mengabulkan doa kita.”

Namun, doa itu bukanlah sihir, Allah bukanlah jin di dalam sebuah lampu. Ia akan mengabulkan apa yang kita minta sesuai dengan kehendak-Nya. Bahkan makna dalam Yohanes 14:14 dijelaskan oleh sang penginjil dalam suratnya yang pertama, di mana ia berkata, “Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya” (1 Yohanes 5:14).

 

Artikel ini dikutip dari buku Trent Horn yang berjudul “Counterfeit Christs: A Look Into the False Ideologies of Modern Christianity”

 

Sumber: “Does Jesus Promise Us Health And Wealth?”

Advertisement

Posted on 2 August 2020, in Apologetika and tagged , . Bookmark the permalink. Leave a comment.

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: