[…] atau diakon kadang-kadang akan mengatakan, atau paduan suara menyanyikan, “Kyrie eleison” (“Tuhan, kasihanilah kami”): Kata-kata dalam bahasa Yunani ini…
Mengapa Kita Perlu Membaca Silsilah Yesus
Oleh Dr. Edward Sri

Raja Daud (Sumber: stpaulcenter.com)
Bagi kebanyakan pembaca Alkitab, membaca silsilah sama menariknya dengan membaca buku daftar telepon. Namun inilah bagaimana seluruh Perjanjian Baru dimulai dalam bab pertama Injil Matius:
Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya, Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah … (Matius 1:1-3)
Saya berani bertaruh bahwa banyak pembaca pada zaman ini melakukan apa yang saya lakukan ketika pertama kali saya melihat bab pertama dalam Injil ini, yaitu melewati silsilah ini dan mulai lagi dari bab 2. Bahkan beberapa pembaca yang hebat bisa lolos dari daftar 42 generasi dan masih menyimpan pertanyaan semacam ini, “Bisakah Matius memilih cara yang lebih baik untuk memulai Injilnya?” Memang, silsilah keluarga yang hidup ribuan tahun lalu bukanlah cara yang menarik untuk menarik seseorang memasuki kisah Yesus Kristus. Seperti yang dikatakan seorang ahli Kitab Suci, “Mari kita menghadapi silsilah keluarga orang lain menjadi semenarik video liburan orang lain.”
Namun, bagi orang Yahudi yang hidup pada zaman Yesus, silsilah kelurga ini punya kekuatan yang lebih menarik daripada sampul majalah ternama sekalipun. Semua itu meringkas semua harapan dan perkiraan mengenai apa yang hendak Allah lakukan seperti yang sudah dijanjikan sejak zaman Abraham. Dan itulah secamam pengumuman menggembirakan bahwa rencana Allah sudah digenapi dalam hidup mereka sendiri! Dan kenyataannya, jika ada kantor berita di abad pertama, silsilah kecil ini akan menjadi berita utama yang besar.
Mari kita lihat silsilah Matius ini dengan mata yang baru, dengan cara pandang orang Yahudi abad pertama yang akan memandang sejarah dan masa depan mereka juga alasan keberadaan mereka diringkas dalam beberapa ayat ini. Dalam prosesnya, kita aka mulai melihat bagaimana kisah Yesus ini sebagai ringkasan kisah Israel yang menjadi kisah kita, yaitu kisah Gereja.
Meski banyak orang disebutkan dalam silsilah ini, sosok yang paling menonjol adalah Daud. Sungguh penting bahwa gelar pertama yang disematkan oleh Matius kepada Yesus adalah “anak Daud” (Matius 1:1). Ada kaitan antara Daud dan Yesus, karena dua tokoh ini yang hanya diberi gelar. Daud disebut sebagai “raja” (Matius 1:6) dan Yesus disebut “Kristus” yang artinya “yang diurapi” (Matius 1:16). Sebutan Kristus atau Mesias merupakan gelar yang diberikan kepada raja dinasti Daud ketika diurapi pada hari penobatannya. Para ahli juga menemukan gambaran Daud dalam ayat 17, di mana Matius menarik perhatian kepada jumlah generasi dalam silsilah dari Abraham sampai Yesus:
Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus (Matius 1:17).
Matius membagi genarasi itu menjadi tiga kelompok per empat belas. Matius sedang menarik perhatian kita ke angka 14, hal ini penting karena nama Daud dalam bahasa Ibrani berjumlah 14. Mari saya jelaskan. Dalam huruf Ibrani, konsonan juga diberikan nilai numerik. Maka huruf konsonan Ibrani tidak hanya mewakili huruf, tapi juga angka. Tiga konsonan Ibrani dalam nama Daud adalah dwd (d=4, w=6), yang berjumlah 14. Dengan demikian, struktur silsilah Matius yang berpusat di tiga kelompok yang masing-masing terdiri dari 14 generasi, secara halus menyatakan bahwa Yesus adalah “Putra Daud tiga kali keturunan Daud.” Dan yang menarik juga, Daud sendiri muncul sebagai generasi keempat belas dalam silsilah keluarga Injil St. Matius.
Kenapa semuanya berpusat pada Daud? Alusi kepada Daud akan mengingatkan kita pada hari-hari kejayaan dalam sejarah Israel, ketika kerjaaan mencapai puncaknya dalam hal kekuasaan politik dan agama dan juga pengaruh di dunia. Allah menjanjikan Daud dan keturunannya dalam sebuah dinasti yang selama-lamanya: “Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya” (2 Samuel 7:16). Dinasti ini akan berpengaruh di seluruh dunia. Raja keturunan Daud akan memerintah atas seluruh bumi, dan bangsa-bangsa akan sudud di hadapannya, dan di dalamnya semua bangsa akan menemukan berkat (Mazmur 2:8; 72:8–11, 17; 110:6).
Seseorang bisa membayangkan bagaimana gembiranya seorang Yahudi saat membaca tentang Raja Daud yang agung dalam silsilah ini. Dalam pembukaan silsilah ini, Yesus dikenal sebagai “anak Daud” atau lebih tepatnya “Putra Daud.” Kemudian silsilah ini menelusuri keturunan Abraham sampai ke “Sang Raja Daud” (Matius 1:6) dan kemudian dilajutkan ke daftar raja-raja Yehuda yang mengalir dara keturunan Daud (Matius 1:7-10).
Posted on 23 December 2020, in Kenali Imanmu, Kitab Suci and tagged Daud, Edward Sri, St. Matius, Yesus Kristus. Bookmark the permalink. Leave a comment.
Leave a comment
Comments 0