[…] atau diakon kadang-kadang akan mengatakan, atau paduan suara menyanyikan, “Kyrie eleison” (“Tuhan, kasihanilah kami”): Kata-kata dalam bahasa Yunani ini…
St. Yusuf dalam Doa Syukur Agung
Oleh Philip Kosloski

Ekaristi foto oleh Jeffrey Bruno (Sumber: aleteia.org)
Baru pada tahun 1962 St. Yusuf disertakan dalam Doa Syukur Agung Bersama dengan orang kudus lainnya
Ketika mengembangkan Doa Syukur Agung yang diucapkan oleh presbiter ketika Misa, maka sudah diputuskan sejak awal mula bahwa nama-nama orang kudus akan disebutkan. Termasuk orang-orang kudus seperti Santa Perawan Maria, St. Petrus dan Paulus, para rasul lainnya dan daftar para martir Romawi.
Namun, selama berabad-abad nama St. Yusuf tidak tercatat dalam Ritus Romawi.
Mengapa nama ayah angkat Yesus ini tidak ada dalam kanon resmi Misa?
Salah satu alasannya karena Gereja di Roma ingin menekankan teladan kudus para martir.
Catholic Encyclopedia menjelaskan bahwa, “Setelah Bunda Maria, dua belas rasul dan dua belas martir … Dua belas martir dengan jelas dirancang untuk menyeimbangkan dengan para Rasul. Lima nama pertama adalah para paus, kemudian seorang uskup (St. Siprianus), dan seorang diakon (St. Laurensius), dan lima orang umat laici. Semua para kudus kecuali St. Siprianus adalah para kudus Romawi, maka menjadi hal yang wajar dalam liturgi lokal Romawi.[1]”
Meskipun ini tidak memberikan penjelasan lengkap, tapi bisa memberikan pemahaman mengapa St. Yusuf tidak dimasukkan dalam Doa Syukur Agung. Ia bukan seorang martir, jadi teladannya tidak sering disebutkan pada masa umat Kristen dianiaya dengan kejam oleh Kekaisaran Romawi.
Pada masa yang sama, St. Yusuf dimasukkan ke dalam berbagai Liturgi Gereja Timur selama beberapa abad pertama Gereja.
Menurut Life and Glories of St. Joseph dikatakan, “Himne kuno Gereja Yunani juga menjadi saksi penghormatan yang ditujukan kepada St. Yusuf. Pada masa St. Ignatius, Patriark Konstantinopel, hidup bahwa St. Yusuf yang dari komposisi himne sucinya beroleh nama belakang Himnografer. Ia menyatakan bahwa pesta St. Yusuf dirayakan pada hari Minggu setelah Kelahiran Kristus dan pada hari Minggu it ia memberikan kanon berikut ini, ‘Ya engkau yang membawa Tuhan, Yusuf yang adalah pelindung Sang Perawan, yang menjaga keperawanannya tetap utuh. Ya Yusuf, engkau beserta perhatian Bunda perhatikanlah kami.[2]”
Perlu waktu sampai 13 November 1962, sampai Paus Yohanes XXIII memasukkan nama St. Yusuf dalam Doa Syukur Agung I. Kemudian pada tanggal 1 Mei 2013, Kongregasi Ibadah Ilahi dan Tata-tertib Sakramen mengesahkan dekrit Paternas vices, dengan mamasukkan nama St. Yusuf dalam Doa Syukur Agung II, III, dan IV.
Dengan ini Gereja menyatakan betapa berharganya St. Yusuf dan berulang kali mengangkat pribadinya untuk ditiru semua orang, seperti yang dilakukan St. Fransiskus dalam Tahun St. Yusuf yang baru saja dideklarasikan.
Catatan kaki:
[1] Catholic Encyclopedia: Canon of the Mass, New Advent
[2] The Life and Glories of Saint Joseph, Edward Healy Thompson
Sumber: “Why St. Joseph’s name was omitted from the Eucharistic prayer at Mass”
Posted on 15 January 2021, in Ekaristi and tagged Doa Syukur Agung, Misa Kudus, St. Yusuf. Bookmark the permalink. Leave a comment.
Leave a comment
Comments 0