[…] atau diakon kadang-kadang akan mengatakan, atau paduan suara menyanyikan, “Kyrie eleison” (“Tuhan, kasihanilah kami”): Kata-kata dalam bahasa Yunani ini…
Waktu-Nya Belum Tiba
Oleh Paul Senz

Christ Healing the Blind Man karya Eustache Le Sueur (Sumber: wikiart.org)
Berbagai alasan Yesus tentang “rahasia mesianik” menjadi jelas ketika Injil diungkapkan
Kita semua dipanggil untuk pergi ke segala bangsa dan memberitakan Injil Yesus Kristus. Kemudian, mengapa selama pelayanan-Nya di bumi, Yesus sering mengatakan kepada orang banyak untuk bungkam tentang perbuatan dan mukjizat yang Ia lakukan?
Berkali-kali, Injil memberitahukan kita bahwa Yesus melakukan perbuatan besar dan kemudian Ia segera memberi tahu mereka yang disembuhkan untuk tidak memberi tahu siapa pun. Bahkan Yesus melalukannya ketika Ia pergi dari desa ke desa, bahkan di seluruh Yerusalem untuk berkhotbah, mengajar, dan melakukan mukjizat. Orang banyak mengikuti-Nya. Bukankah pelayanan-Nya bukan rahasia? Mengapa Yesus bersikeras melakukan pelayanan dengan sembunyi-sembunyi?
Tentu saja kita bisa berspekulasi kenapa Yesus melakukan itu. Tapi ketika saya melihat beberapa contoh “rahasia mesianik” dari Kitab Suci, setidaknya kita bisa melakukan tebakan yang mendekati dengan cara yang terdidik.
Dalam bab pembuka Injil Markus, kita membaca bahwa setelah Yesus menyembuhkan seorang penderita kusta, “Segera Ia menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras: ‘Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.’” (Markus 1:43-44). Di perikop lain dalam Injil Markus, Yesus memberi tahu mereka yang Ia sembuhkan bahkan memerintahkan supaya mereka tidak pergi ke kampung dan tidak memberi tahu siapa pun tentang mukjizat (lih. Markus 8:26, 30).
Bukan hanya orang-orang yang disembuhkan Yesus yang diperintahkan untuk diam, bahkan juga setan yang Ia usir diperintahkan untuk menahan lidah mereka: “’Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.’ Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: ‘Diam, keluarlah dari padanya!’ … Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia.” (Markus 1:24-25, 34).
Meskipun rahasia mesianik merupakan ciri yang menonjol dalam Injil Markus, kita bisa melihat contohnya di semua Injil. Matius juga memberi tahu hal serupa ketika Yesus menyebut Petrus sebagai batu karang di mana Gereja akan didirikan, Yesus “melarang murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada siapapun bahwa Ia Mesias” (Matius 16:20).
Tentu saja tidak semua orang menaati Tuhan kita ketika diminta untuk menjaga rahasia penyembuhan yang ajaib. Lukas memberi tahu kita bahwa setelah menyembuhkan seorang kusta, Yesus berkata kepada orang itu untuk pergi
“perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan seperti yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka.” Tetapi kabar tentang Yesus makin jauh tersiar dan datanglah orang banyak berbondong-bondong kepada-Nya untuk mendengar Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka. Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa” (Lukas 5:14-16).
Berita tidak terus menerus bocor ke publik, tapi semakin menyebar “dari sebelumnya.” Mungkin Yesus ingin tetap rendah hati untuk menghindari kewalahan dari orang banyak yang memohon kesembuhan bagi mereka sendiri atau pertolongan bagi orang lain. Mungkin Ia tidak ingin dilihat hanya sebagai pembuat mukjizat atau penyembuh.
Ada banyak alasan mengapa Yesus mendesak orang banyak yang disembuhkan supaya mereka tetap diam, tetapi kita bisa yakin bahwa Sang Putra Allah punya alasan-Nya sendiri. Seperti yang dijelaskan dengan sangat gambling dalam Kitab Suci, kehendak Allah menjadi sangat jelas pada waktu pemilihan-Nya.
Di sepanjang Injil yang kita baca, mungkin dalam antisipasi pertanyaan yang akan diajukan orang banyak yang berakal sehat mengenai perbuatan Tuhan kita, bahwa waktu-Nya belum tiba. Pada pesta perkawinan di Kana, kita bisa membaca demikian: “Kata Yesus kepadanya: ‘Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba.’” (Yohanes 2:4). Kemudian, dalam Injil Yohanes dikatakan: “Waktu-Ku belum tiba, tetapi bagi kamu selalu ada waktu” (Yohanes 7:6).
Di berbagai perikop, fakta mengenai waktu Yesus yang belum tepat itu diketahui dan disampaikan tampaknya memengaruhi secara misterius dalam tindakan orang-oranag yang memandang Yesus sebagai musuh: “Mereka berusaha menangkap Dia, tetapi tidak ada seorangpun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba” (Yohanes 7:30). Dan juga pada waktu perjumpaan Yesus dengan orang-orang Gadara yang kerasukan setan, setan-setan itu berteriak melalui orang-orang yang dirasuki, “Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?” (Matius 8:29).
Paus Benediktus XVI dalam karya besar Kristologinya (ia menulis atas nama sebagai teolog pribadi), yang berjudul Jesus of Nazareth menuliskan bahwa Yesus bersikeras mengenai rahasia ini karena keberhasilan misi penyelamatan-Nya bergantung pada hal ini. Contohnya ketika Yesus menegur Petrus setelah pengakuannya mengenai Yesus sebagai Mesias dalam Matius 16. Matius menuliskan bahwa Yesus “melarang para murid untuk berbicara terang-terangan mengenai pengakuan [Petrus], mengingat hal itu niscaya akan disalahartikan dalam kondisi masyarakat Israel dan di sisi lain akan menyebabkan harapan palsu dalam diri-Nya dan di sisi lainnya lagi akan ada tindakan politik yang melawan-Nya” (hal. 297-298). Iblis berusaha membujuk Kristus untuk undur diri dari misi-Nya atau menjadi Mesias militer yang kuat seperti yang diharapkan oleh orang banyak pada masa itu. Namun Kristus tahu betul akan takdir-Nya di kayu salib, Ia akan menjadi Anak Domba Paskah yang menjadi prefigurasi kurban persembahan di Bait Allah selama berabad-abad.
Apapun alasan misterius-Nya akan peringatan yang dilakukan-Nya, kita tahu sekarang bahwa Yesus adalah Sang Mesias dan Ia sudah menuntaskan karya keselamatan melalui wafat dan kebangkitan-Nya yang mulia. Umat Kristen dipanggil untuk tidak merahasiakan kebenaran ini, bukan menyembunyikannya di bawah gantang, tapi mewartakannya sampai ke ujung bumi. Rahasia mesianik sudah diungkapkan.
Sumber: “Because His Time Had Not Yet Come”
Posted on 7 February 2021, in Kenali Imanmu and tagged Mesias, Paus Benediktus XVI, Yesus Kristus. Bookmark the permalink. Leave a comment.
Leave a comment
Comments 0