Batu Alam dan Pengobatan Alternatif

Oleh Philip Kosloski

Batu alam dan batu kristal (Sumber: aleteia.og dan shutterstock.com)

Apakah mungkin penggunaan batu kristal dan batu alam itu bermanfaat untuk kesehatan tanpa membahayakan jiwa Anda?

Dalam beberapa tahun terakhir, pengobatan alternatif menjadi populer, dan menggunakan batu kristal adalah salah satu trennya. Banyak selebriti, seperti Katy Perry, Lena Dunham, dan Adele, semuanya menyatakan bahwa mereka rutin menggunakan batu kristal. Oleh karena itu, banyak spa kesehatan mempromosikan penggunaan bebatuan itu, yang menyatakan bahwa bebatuan itu bisa membantu menyembuhkan penyakit fisik atau menghilangkan kecemasan.

Apakah kita sebagai umat Katolik diperbolehkan menggunakan bebatuan itu, asalkan untuk tujuan penyembuhan?

Pertama-tama, dalam komunitas medis dan ilmiah, batu kristal belum ditemukan unsur-unsur yang bisa menyembuhkan secara nyata. Menurut Live Science, “Secara ilmiah, tidak ada bukti bahwa penyembuhan melalui batu alam bisa digunakan untuk menyembuhkan penyakit, karena penyakit tidak pernah ditemukan sebagai hasil dari aliran energi dalam tubuh. Selain itu, tidak ada penelitian ilmiah yang menunjukkan bahwa batu kristal dan batu alam bisa dibedakan melalui komposisi kimawi atau warnanya untuk mengobati penyakit tertentu.”

Batu kristal tidak mengandung efek kimia yang bisa dilacak untuk menghasilkan penyembuhan atau mengurangi kecemasan. Jika ada, itu bisa memberikan “efek plasebo” sementara, yang bervariasi tergantung masing-masing individu. Kebanyakan dokter dan para ahli medis menyarankan untuk tidak menggunakan kristal.

Sisi gelap batu kristal

Salah satu alasan utama mengapa kristal digunakan untuk penyembuhan kerena ada “hubungan spiritual” antara kristal dan “medan energi/aura” yang mengelilingi seseorang. Keyakinan ini umumnya bisa dilacak ke tradisi mistik dalam agama-agama Asia Timur. Dikatakan bahwa batu kristal ini bisa membantu memperbaiki “ketidakseimbangan” yang ada di medan energi seseorang.

Masalah dengan konsep ini adalah batu kristal digunakan untuk memanggil kekuatan rohani di luar Tuhan. Bahkan jika seseorang menyatakan bahwa medan energi itu adalah sebagai “Roh Kudus” dan menggunakan doa-doa Kristiani untuk menerapkan batu kristal, maka sifat dari sistem kepercayaan di balik batu kristal itu adalah berkaitan dengan kuasa setan.

Pada tahun 2003, Vatikan juga mengeluarkan sebuah dokumen yang berjudul Yesus Kristus Pembawa Air Hidup, Sebuah Refleksi Kristiani tentang New Age (dokumen bahasa Indonesia bisa diperoleh di sini) yang menyatakan ketidaksesuaian praktik-praktik penggunaan batu kristal. Katekismus Gereja Katolik juga memperingatkan terhadap praktik-praktik seperti ini karena harus masuk ke dunia spiritual yang bisa mengakibatkan dampak berbahaya.

Semua praktik magi dan sihir, yang dengannya orang ingin menaklukkan kekuatan gaib, supaya kekuatan itu melayaninya dan supaya mendapatkan suatu kekuatan adikodrati atas orang lain – biarpun hanya untuk memberi kesehatan kepada mereka – sangat melanggar keutamaan penyembahan kepada Allah. Tindakan semacam itu harus dikecam dengan lebih sungguh lagi, kalau dibarengi dengan maksud untuk mencelakakan orang lain, atau kalau mereka coba untuk meminta bantuan roh jahat. Juga penggunaan jimat harus ditolak. Spiritisme sering dihubungkan dengan ramalan atau magi. Karena itu Gereja memperingatkan umat beriman untuk tidak ikut kebiasaan itu. Penerapan apa yang dinamakan daya penyembuhan alami tidak membenarkan seruan kepada kekuatan-kekuatan jahat maupun penghisapan orang-orang lain yang gampang percaya. (KGK 2117)

Seringkali penggunaan batu kristal tidak cukup, praktisi pengobatan alternatif mungkin juga menyarankan praktik spiritual lain yang memanfaatkan “energi spiritual” kuno. Tentu saja hal ini segera mengarah pada jalan kegelapan di mana seseorang berpotensi membuka diri terhadap pengaruh setan.

Hal ini bukan bermaksud untuk mengatakan kalau semua pengobatan alternatif itu jahat, tetapi tata cara yang memanggil kekuatan spiritual di luar Tuhan harus dihindari. Selanjutnya, jika tidak ada data ilmiah untuk mendukung penyembuhan fisik, maka sesorang bisa mempertanyakan apakah ada kekuatan spiritual lain yang bisa membahayakan jiwa kita secara negatif melalui pengobatan itu.

Sumber: “Can Catholics use or wear crystals for healing?”

Advertisement

Posted on 23 October 2021, in Apologetika and tagged , , . Bookmark the permalink. Leave a comment.

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: