Masa Adven dan Bapa Gereja

oleh Mike Aquilina & Adam Lucas

Karangan bunga dengan empat lilin advent ungu menyala. FOTO/iStockphoto (Sumber: tirto.id)

Untuk menyelami masa Adven lebih dalam, mari kita lihat bagaimana umat Kristen perdana mengalaminya.

St. Sirilus dari Yerusalem mengajarkan kepada orang-orang yang baru menjadi Kristen tentang dua kali kehadiran Yesus di dunia: kelahiran-Nya pada saat Natal dan kedatangan-Nya kembali untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.

Renungkan:

Yohanes 1:6-8,19-28, Yesaya 61:1-11, Matius 24

Bacalah:

Kita tidak hanya memberitakan kedatangan Kristus yang pertama, tetapi juga kedatangan-Nya yang kedua, yang jauh lebih mulia daripada kedatangan-Nya yang pertama. Karena kedatangan yang pertama menunjukkan kepada kita kesetiaan-Nya, tetapi kedatangan yang kedua membawa mahkota kerajaan surgawi.

Sesungguhnya segala sesuatu ada dua bagian di dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Ada dua diperanakkan: yang satu dari Allah sebelum segala zaman, dan yang satu lagi dari anak dara pada akhir zaman. Kedatangannya ada dua: yang pertama, yang tidak kelihatan seperti hujan di atas bulu domba, dan yang kedua kedatangannya secara nyata, yang akan datang. Pada kedatangannya yang pertama, dia dibungkus dengan kain lampin dalam palungan, dan pada kedatangannya yang kedua, dia menyelimuti dirinya dengan cahaya sebagai jubah-Nya. Pada kedatangan-Nya yang pertama, Ia memikul salib, menanggung kehinaan; pada kedatangan-Nya yang kedua, Ia datang diiringi oleh pasukan malaikat dan menerima kemuliaan.

Jadi kita tidak hanya berpegang pada kedatangan-Nya yang pertama saja, tetapi kita juga menantikan kedatangan-Nya yang kedua. Dan sama seperti pada kedatangan-Nya yang pertama kita sudah berseru: “Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan,” demikian pula pada kedatangan-Nya yang kedua kita akan mengulangi hal yang sama, sehingga jika kita berjumpa dengan para malaikat, kita akan menyembah Dia dan berkata: “Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan.” Juruselamat datang bukan untuk dihakimi lagi, tetapi untuk menghakimi mereka yang menghakimi Dia; Dia yang sebelumnya berdiam diri ketika dihakimi akan mengingatkan para pendurhaka yang telah melakukan perbuatan-perbuatan keji di kayu salib, dan akan berkata, “Semuanya itu telah kamu lakukan, tetapi Aku berdiam diri.” Kemudian, ia datang karena penetapan ilahi, mengajar manusia dengan ajakan, tetapi kali ini mereka harus menerima-Nya sebagai raja mereka, meskipun mereka tidak menghendakinya.

Karena itulah Paulus memperingatkan kita sebelumnya, “Entah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, kelak pekerjaan masing-masing orang akan tampak, karena hari Tuhan akan menyatakannya. Sebab,hari itu akan dinyatakan dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang, akan diuji oleh api itu” (1 Korintus 3:12-13 TB2). Paulus juga mengetahui dua kedatangan ini, ketika ia berkata ketika menulis kepada Titus, “Sebab, sudah nyatalah anugerah Allah yang menyelamatkan semua manusia dan mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan saleh di dalam dunia sekarang ini dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh berkat dan penampakan kemuliaan Allah Yang Maha Besar dan Juruselamat kita Yesus Kristus” (Titus 2:11-13 TB2).

Kamu lihat, bagaimana Ia berbicara tentang kedatangan-Nya yang pertama yang karenanya Ia mengucap syukur, dan tentang kedatangan-Nya yang kedua yang karenanya kita nantikan. Demikian juga kata-kata pengakuan iman yang baru saja kita ucapkan, yaitu bahwa kita percaya kepada-Nya, yang naik ke surga, duduk di sebelah kanan Bapa, dan yang akan datang kembali dalam kemuliaan untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati, dan yang kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan” (lihat Catechical Lectures 15.1-2).

Ingatlah:

Kedatangan Kristus yang pertama seharusnya membantu kita mempersiapkan diri untuk kedatangan-Nya yang kedua, yang akan kita hadapi pada akhir zaman atau pada saat kematian kita.

Doakanlah:

Ya Yesus, saat kami dengan setia mempersiapkan diri untuk pesta kedatangan-Mu yang pertama, tuntunlah kami menuju sukacita teragung yang menanti kami pada kedatangan-Mu yang kedua kali.

Akhir Dunia seperti yang kita ketahui

Banyak umat Kristen perdana mengira bahwa dunia akan berakhir dalam masa hidup mereka. Alkitab mengisyaratkan bahkan Santo Paulus pun pernah berpendapat demikian: “Kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal” (1 Tesalonika 4:15). Namun, Paulus dengan cepat menyadari bahwa Yesus mungkin tidak akan datang pada saat ia pertama kali menduga; dan dalam suratnya yang kedua kepada jemaat di Tesalonika, ia memperingatkan jemaat di sana untuk tidak kehilangan damai sejahtera mengenai waktu kedatangan Kristus kembali (2 Tesalonika 2:1-6). Tetapi beberapa jemaat Tesalonika masih sangat yakin bahwa akhir dunia akan segera tiba sehingga mereka berhenti bekerja. Dan Paulus harus mengingatkan mereka demikian, “Jika seseorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan” (2 Tesalonika 3:10 TB2).

Umat Kristen perdana ini dapat diampuni karena menganggap kedatangan Kristus akan segera terjadi. Inkarnasi (dan Kebangkitan) memang menandai akhir zaman, setidaknya seperti yang mereka ketahui. Allah sendiri telah menjadi manusia; terlebih lagi, manusia kini berubah rupa menjadi seperti Allah! Kultus-kultus kafir, bahkan Bait Suci Yahudi, sudah tidak ada lagi. Dan kita hidup di akhir zaman semenjak Yesus bangkit dari kubur. Oleh karena itu, beberapa umat Kristen perdana mungkin saja salah mengenai waktunya, tetapi tidak dengan sikap mereka. Masa Adven adalah masa persiapan untuk momen yang mengubah dunia yaitu kedatangan Kristus yang pertama, sekaligus menjadi waktu yang tepat untuk mengingat kedatangan-Nya yang kedua. Orang-orang kuno menunggu dengan penuh harapan, bahkan selama ribuan tahun, untuk kedatangan pertama Sang Mesias. Dan umat Kristen memiliki pengharapan yang sama akan kedatangan Kristus yang kedua, dan penggenapan akhir dari segala sesuatu: karena “Waktunya telah singkat! … Sebab, dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu” (1 Korintus 7:29,31 TB2).

 

Refleksi ini berasal dari buku baru Catholic Answers, “Faith of Our Fathers,” sebuah eksplorasi yang kaya mengenai kalender liturgi Katolik untuk membantu doa dan meditasi.

 

Sumber: “Advent and the Church Fathers”

Posted on 23 December 2024, in Ekaristi and tagged , , . Bookmark the permalink. Leave a comment.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.