[…] Catholic Answers Staff, Terang Iman: Allah Mengubah Nama Saulus Menjadi Paulus? […]
Makna yang Lebih Dalam dari Kenaikan Kristus
Oleh Clement Harrold

Ikon Kenaikan Tuhan (Sumber: skeparchy.org)
Kenaikan Yesus adalah salah satu misteri yang paling membingungkan bahkan yang kurang diperhatikan dalam iman Kristen Katolik. Sebagian besar dari kita tahu bahwa perayaan ini memperingati Kristus meninggalkan bumi dan kembali ke surga empat puluh hari setelah Paskah. Namun di samping fakta-fakta dasar tersebut, banyak dari kita yang tidak sepenuhnya yakin mengapa Kenaikan itu penting, atau mengapa Gereja merayakannya sebagai hari raya setiap tahun. Lalu, apa makna yang lebih dalam dari peristiwa terakhir dari kehidupan Yesus di dunia ini?
Tiga Dampak dari Kenaikan Yesus
Dalam Summa Theologiae, St. Thomas Aquinas menjawab pertanyaan tentang dampak apa yang ditimbulkan oleh Kenaikan Yesus terhadap keselamatan kita (lihat ST III.57.6). Sang Pujangga Malaikat menawarkan tiga jawaban:
Pertama, [Kristus] mempersiapkan jalan bagi kita untuk naik ke surga, sesuai dengan perkataan-Nya sendiri: “Aku pergi untuk menyediakan tempat bagimu” (Yohanes 14:2 TB2). . . Karena Ia adalah Kepala kita, maka anggota-anggota harus mengikuti ke mana pun Sang Kepala pergi, dan karena itulah Ia berkata: “Supaya di tempat Aku berada, kamu pun berada” (Yohanes 14:3 TB2). Sebagai tandanya, Ia mengangkat jiwa-jiwa orang-orang kudus yang telah dibebaskan dari alam maut ke surga.
Aquinas menjelaskan bahwa manusia bisa memasuki surga karena dimungkinkan oleh kedatangan Kristus yang kembali ke sana. Suatu pertanda yang mulia dari hal ini ditemukan dalam masuknya semua jiwa-jiwa yang telah tertahan di dalam hades sejak kejatuhan Adam. Bagi Aquinas, Kenaikan membawa penyelesaian dari proses yang telah dimulai oleh Kristus empat puluh hari sebelumnya pada hari Sabtu Suci.
Ketika tubuh-Nya terbaring di dalam kubur, Yesus turun ke alam maut untuk membawa kabar keselamatan bagi jiwa-jiwa orang benar yang tertawan di sana, dan untuk menghapus semua penderitaan mereka. Sekarang, pada Kamis Kenaikan, jiwa-jiwa yang sabar menanti itu akhirnya dibawa ke surga bersama Juruselamat mereka. Terlebih lagi, kita pun kini menerima jaminan kehidupan kekal, asalkan kita tetap setia kepada-Nya.
Kedua, sebagaimana imam besar dalam Perjanjian Lama masuk ke dalam tempat kudus untuk berdiri di hadapan Allah bagi umat-Nya, demikian juga Kristus masuk ke dalam surga “untuk menjadi Pengantara mereka” seperti yang dikatakan dalam Ibrani 7:25. Karena penampakan diri-Nya dalam kodrat manusia yang dibawa-Nya ke surga merupakan permohonan bagi kita, sehingga karena alasan yang sama bahwa Allah begitu meninggikan kodrat manusia di dalam Kristus, Ia dapat berbelaskasihan kepada mereka yang bagi mereka Putra Allah telah mengambil kodrat manusia.
Poin kedua ini adalah sesuatu yang jarang dipikirkan oleh umat Kristiani modern, tetapi bagi Aquinas, hal ini sangat penting: Yesus naik ke surga untuk terus menjadi perantara bagi seluruh umat manusia. Berdiri di hadapan Allah di tempat kudus, Yesus adalah Imam Besar yang kekal yang dalam tubuh-Nya yang dimuliakan masih menanggung tanda-tanda sengsara-Nya. Dengan luka-luka kasih ini, Putra Allah terus menjadi kurban yang berkenan kepada Bapa atas nama orang-orang berdosa di mana pun mereka berada.
Ketiga, supaya dengan diteguhkan di takhta surgawi-Nya sebagai Allah dan Tuhan, Ia dapat menurunkan karunia-karunia kepada manusia, sesuai dengan Efesus 4:10: “Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi daripada semua langit, untuk memenuhi segala sesuatu (TB2).”
Dampak ketiga dari Kenaikan Yesus terhadap keselamatan kita adalah bahwa dengan peristiwa itu mengembalikan Yesus ke tempat yang seharusnya di sebelah kanan Allah Bapa. Tentu saja, di satu sisi di situlah Yesus [Sang Firman] berada untuk selama-lamanya sebelum Inkarnasi. Namun, yang berubah setelah Kenaikan-Nya adalah Yesus kini menduduki tempat-Nya di surga bukan hanya dalam keilahian-Nya, tetapi juga dalam kemanusiaan-Nya. Penobatan surgawi Allah-Manusia inilah yang memberikan konteks yang paling tepat bagi-Nya untuk membagikan karunia-Nya kepada seluruh umat manusia.
Kenaikan Yesus adalah untuk Kebaikan Kita
Ketika menulis tentang Kenaikan Yesus, Aquinas mengajukan sebuah keberatan yang sangat menarik untuk dipahami (lihat ST III.57.ad3). Keberatan tersebut menyatakan bahwa sepertinya akan lebih baik bagi kita jika Yesus tetap tinggal di bumi, dan hal ini akan meningkatkan peluang keselamatan kita. Aquinas memulai jawabannya dengan klarifikasi berikut ini:
Meskipun kehadiran Kristus secara jasmani telah diambil dari umat beriman melalui Kenaikan-Nya, namun kehadiran ke-Allah-an-Nya senantiasa menyertai umat beriman, seperti yang dikatakan-Nya sendiri: “Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman” (Matius 28:20 TB2). Karena, “dengan naik ke surga Ia tidak meninggalkan mereka yang telah Ia miliki,” seperti yang dikatakan oleh Paus Leo (De Resurrec., Serm. ii). Tetapi Kenaikan Kristus ke surga, di mana Ia menarik kehadiran-Nya secara jasmaniah dari kita, lebih bermanfaat bagi kita daripada kehadiran-Nya secara jasmaniah.
Selanjutnya Aquinas menunjukkan bagaimana Kenaikan Kristus berpengaruh dalam membantu kita bertumbuh dalam tiga kebajikan teologis, yaitu iman, pengharapan, dan kasih.
Pertama-tama, untuk meningkatkan iman kita, yaitu tentang hal-hal yang tidak terlihat. … Karena “berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya” (Yohanes 20:29) …
Kedua, untuk meningkatkan pengharapan kita: Oleh karena itu Ia berkata: “Apabila Aku telah pergi dan menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat Aku berada, kamu pun berada” (Yohanes 14:3 TB2). Karena dengan menempatkan kodrat manusiawi yang telah Ia ambil di surga, Kristus memberikan kepada kita pengharapan untuk menuju ke sana.
Ketiga, untuk mengarahkan semangat kasih kita kepada hal-hal surgawi. … Dan karena Roh Kudus adalah kasih yang menarik kita kepada hal-hal surgawi, maka Tuhan berkata kepada para murid-Nya: “Lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab, jikalau Aku tidak pergi, Penolong itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu” (Yohanes 16:7 TB2).
Maka, ketika kita melihat peristiwa Kenaikan Kristus bukanlah sebuah peristiwa yang tidak jelas atau tidak berarti, tetapi menjadi salah satu misteri dasar dari iman Kristiani kita, serta menjadi alasan untuk dirayakan sebagai hari besar dan penuh sukacita.
Bahan Bacaan untuk Didalami
- John Paul II, General Audience on May 24, 2000
- Thomas Aquinas, Summa Theologiae, Tertia Pars, Question 57
- https://www.benedictusxvi.com/ascension-of-jesus-christ
Clement Harrold meraih gelar master dalam bidang teologi dari Universitas Notre Dame pada tahun 2024, dan gelar sarjana dari Universitas Fransiskan Steubenville pada tahun 2021. Tulisan-tulisannya telah dimuat di First Things, Church Life Journal, Crisis Magazine, dan Washington Examiner.
Posted on 30 May 2025, in Kenali Imanmu and tagged Kenaikan Yesus ke Surga, Yesus Kristus. Bookmark the permalink. Leave a comment.


Leave a comment
Comments 0