[…] atau diakon kadang-kadang akan mengatakan, atau paduan suara menyanyikan, “Kyrie eleison” (“Tuhan, kasihanilah kami”): Kata-kata dalam bahasa Yunani ini…
Beato Antonius Jeong Chan-mun
Profil Singkat
- Tahun dan tempat Lahir: 1822, Jinju,Gyeongsang-do
- Gender: Pria
- Posisi/Status: Keluarga kelas bangsawan
- Usia: 46 tahun
- Tanggal Kemartiran: 26 Januari 1867
- Tempat Kemartiran: Jinju,Gyeongsang-do
- Cara Kemartiran: Dipukuli
Antonius Jeong Chan-mun lahir pada tahun 1822 di Jungchon, Jinju, Gyeongsang-do (sekarang, Jungchon-ri, Sabong-myeon, Jinju-si, Gyeongnam) pada keluarga bangsawan. Pertama kali dia mendengar tentang agama Katolik dari istrinya yang sudah Katolik. Pada tahun 1863, ketika usianya 41 tahun, dia belajar Katekismus dan menjadi seorang Katolik.
Antonius Jeong dengan setia menjalankan agamanya selama tiga tahun. Penganiayaan Byeongin terjadi pada tahun 1866 dan banyak umat Katolik ditangkap di seluruh negeri. Dia ditangkap pada musim gugur tahun itu. Seorang pejabat publik berpangkat rendah, yang masih kenalan keluarganya, datang dan mencobainya, dengan berkata , “Jika Anda mengucapkan sepatah kata saja untuk menyangkal iman Anda, saya akan menolong Anda dan Anda tidak akan dibawa kepada polisi.” Tetapi dia menolak menyangkal imannya.
Antonius Jeong dibawa ke Jinju, dan dimasukkan ke dalam tahanan selama 25 hari. Disana dia diinterogasi dan dihukum secara kejam. Kekayaannya disita oleh pemerintah, dan keluarganya jatuh miskin, bahkan istrinya harus mengemis demi beras untuk suaminya di penjara.
Suatu hari Antonius Jeong dipukuli tanpa ampun, tetapi dia tidak meninggalkan imannya kepada Tuhan. Hari selanjutnya dia dimasukkan ke penjara lagi, dan pada malam itu dia meninggal di dalam sel penjaranya. Pada saat itu, tanggal 25 Januari 1867 (20 Desember 1866 berdasarkan penanggalan Kalender Lunar). Antonius Jeong saat itu berusia 45 tahun.
Setelah kematiannya sebagai martir, jenazahnya diabaikan di dalam penjara selama tiga hari. Kemudian keponakannya datang, mengambil jenazahnya dan menguburkannya di dekat kampung halamannya. Menurut keponakannya, walaupun sudah meninggal tiga hari, tubuh Antonius Jeong masih lembut dan lentur dan wajahnya damai, seperti orang yang masih hidup.
Sumber: koreanmartyrs.or.kr
Posted on 30 September 2014, in Orang Kudus and tagged Korea, Martir, Orang Kudus. Bookmark the permalink. Leave a comment.
Leave a comment
Comments 0