[…] atau diakon kadang-kadang akan mengatakan, atau paduan suara menyanyikan, “Kyrie eleison” (“Tuhan, kasihanilah kami”): Kata-kata dalam bahasa Yunani ini…
Beato Tadeus Jeong In-hyeok
Profil Singkat
- Tahun lahir: Tidak diketahui
- Tempat Lahir: Seoul
- Gender: Pria
- Posisi/Status: Pemimpin Awam, Apoteker dari keluarga kelas menengah
- Usia: Tidak diketahui
- Tanggal Kemartiran: 14 Mei 1801
- Tempat Kemartiran: Pintu Gerbang Kecil Barat, Seoul
- Cara Kemartiran: Dipenggal
Tadeus Jeong In-hyeok lahir di keluarga kelas menengah di Seoul, dan dia menjalankan sebuah toko obat. Dia belajar Katekismus dari Petrus Choe Pil-je sekitar tahun 1790 dan menjadi seorang Katolik. Sejak saat itu, dia mengajarkan Katekismus kepada saudara-saudaranya dan berhenti melakukan ritual leluhur untuk mengikuti ajaran Gereja.
Tadeus Jeong ditangkap bersama saudara-saudaranya ketika Penganiayaan Sinhae pada tahun 1791, dan mereka dibawa ke Departemen Hukum. Beberapa umat beriman dan saudara-saudaranya menyerah dibawah hukuman berat , namun Tadeus Jeong berdiri teguh dan mengakui imannya kepada Tuhan. Kemudian petugas memulangkan dia selama tiga hari untuk memberikan keluarganya kesempatan untuk membujuk dia agar dia berubah pikiran.
Ketika Tadeus Jeong pulang, kakak sulungnya pergi ke Departemen Hukum dan berjanji dengan berkata, “Tak seorangpun dari keluarga kami percaya pada agama Katolik.” Pihak yang berwenang mempercayainya, dan tak pernah memanggil Tadeus Jeong lagi.
Kemudian Tadeus Jeong menyesali dan bertobat dari kesalahannya dan mengakui imannya kepada Tuhan dengan lebih berani daripada sebelumnya. Dia bergabung dengan teman-teman Katoliknya dan melibatkan diri dalam kegiatan Gereja. Keluarganya mencoba mencegah dia menjalankan agamanya dengan membujuknya untuk meninggalkan imannya, namun semuanya sia-sia. Dia membentuk sebuah komunitas umat beriman bersama Thomas Choe Pil-gong dan Barnabas Kim Yi-u dan membaktikan diri untuk mempelajari doktrin Katolik dengan semangat.
Ketika Pastor Yakobus Zhou Wen-mo, seorang imam dari Tiongkok, datang ke Korea pada akhir tahun 1794, Tadeus Jeong mengunjungi dia, menghadiri Misa dan menerima sakramen. Doa bergabung dengan Myeongdohoe, sebuah komunitas dari umat awam yang dibentuk oleh Pastor Yakobus Zhou, kemudian dia mengajarkan Katekismus kepada umat beriman. Dia juga menyebarkan buku-buku rohani yang diterjemahkan ke bahasa Korea kepada umat beriman.
Tak lama kemudian, Penganiayaan Shinyu terjadi pada tahun 1801, Tadeus Jeong ditangkap kembali bersama umat Katolik lainnya karena keterlibatannya dalam kegiatan Gereja. Dia diinterogasi dan disiksa dengan berat di Pusat Kepolisian dan di Departemen Hukum, namun dia tidak berkata apapun yang membahayakan Gereja dan umat beriman lainnya, tetapi dia hanya mengakui imannya kepada Tuhan.
Pada tanggal 14 Mei 1801 (2 April pada penanggalan Lunar), dia dibawa keluar Pintu Gerbang Kecil Barat di Seoul bersama dengan Petrus Choe, dipenggal dan meninggal sebagai martir. Berikut ini adalah pernyataan hukuman mati yang dinyatakan oleh Departemen Hukum mengenai Tadeus Jeong:
“Anda sangat menjiwai agama Katolik yang gagal untuk memperbaiki perilaku jahat Anda. Selain itu, Anda mengudang seorang imam pada hari ketujuh setiap bulannya untuk merayakan Misa bersama umat beriman. Anda mempelajari buku-buku Katolik dengan sepenuh hati dan membimbing orang-orang ke jalan yang jahat, hasilnya Anda menipu seluruh dunia. Karena Anda memiliki banyak dosa, Anda layak mati sepuluh ribu kali.”
Sumber: koreanmartyrs.or.kr
Posted on 21 November 2014, in Orang Kudus and tagged Korea, Martir, Orang Kudus. Bookmark the permalink. 3 Comments.
Pingback: Beato Florus Hyeon Gye-heum | Terang Iman
Pingback: Beato Barnabas Kim I-u | Terang Iman
Pingback: Beato Matius Kim Hyeon-u | Terang Iman