Beato Lukas Kim Jong-ryun
Profil Singkat
- Tahun lahir: 1819
- Tempat Lahir: Gongju, Chungcheong-do
- Gender: Pria
- Posisi/Status: Keluarga kelas bangsawan
- Usia: 49 tahun
- Tanggal Kemartiran: 14 September 1868
- Tempat Kemartiran: Ulsan, Gyeongsang-do
- Cara Kemartiran: Dipenggal
Lukas Kim Jong-ryun lahir dari keluarga bangsawan. Dia mempelajari Katekismus di Gongju, Chungcheong-do sejak usia dini. Dia menjalani kehidupan Kristen dengan setia.
Lukas Kim berusaha untuk hidup harmonis dengan semua orang dengan menekankan kebajikan amal Kristiani. Ketika Penganiayaan Byeongin terjadi pada tahun 1866, dia berlindung bersama dengan orang tuanya di Meongemok, Sangju, Gyeongsang-do (sekarang, Myeongjeon-ri, Dongro-myeon, Mungyeong-si, Gyeongbuk). Dari sana dia pergi ke Desa Kristen Jukryeong di Ulsan (sekarang, Incheon-ri, Sangbuk-myeon, Ulsan-si, Gyeongnam) melalui jalan Ganwol, Eonyang (sekarang, Deungeok-ri, Sangbuk-myeon, Ulsan-si, Gyeongnam).
Lukas Kim bertemu dengan katekis Petrus Yi dan Yakobus Heo In-baek, mereka melarikan diri dari Penganiayaan Byeongin pada tahun 1866. Mereka menjalani kehidupan Kristiani yang setia dengan saling menguatkan satu sama lain. Pada saat itu, Jukryeong merupakan tempat yang cukup aman. Pada tahun 1868, polisi mengetahui tentang Desa Kristen Jukryeong, dan menangkap Lukas Kim dan umat beriman lainnya.
Dalam perjalanannya ke Gyeongju, Lukas Kim memutuskan untuk mati sebagai martir bagi Tuhan setelah mendengar nasihat dari teman-teman Katoliknya. Ketika dia diinterogasi dan disiksa di pangkalan militer Gyeongju, dia menyatakan imannya kepada Tuhan dengan berani dan mengakui bahwa dirinya adalah seorang Katolik.
Lukas Kim dipindahkan ke Ulsan bersama dengan teman-teman Katoliknya, di mana dia diinterogasi, disiksa dan dijatuhi hukuman mati. Setelah itu, dia dibawa ke ‘Jangdae’ (sekarang, Byeongyeong-dong, Ulsan-si, Gyeongnam) di mana Pusat Komando Militer berada. Dia dipenggal dan meninggal sebagai martir bersama dengan Yakobus Heo dan Petrus Yi pada tanggal 14 September 1868 (28 Juli pada penanggalan Lunar). Lukas Kim saat itu berusia 49 tahun.
Dikatakan bahwa Lukas Kim dengan penuh iman membuat tanda salib pada tanah eksekusi dan memanggil nama Yesus dan Maria dengan suara yang lantang. Istri dari Yakobus Heo yaitu Pak Jo-i, yang mengikuti suaminya ke tempat eksekusi, membawa jenazahnya dan dengan diam-diam memakamkannya.
Sumber: koreanmartyrs.or.kr
Posted on 13 June 2015, in Orang Kudus and tagged Korea, Martir, Orang Kudus. Bookmark the permalink. 2 Comments.
Pingback: Beato Yakobus Heo In-baek | Terang Iman
Pingback: Beato Petrus Yi Yang-deung | Terang Iman