Santo Pierre Aumaître

Santo Pierre Aumaître (Sumber: cbck.or.kr)

Pierre Aumaître (1837-1866) lahir pada tanggal 8 April 1837, di sebuah desa kecil di Angouleme, dia adalah anak pertama dari lima bersaudara. Ayahnya adalah seorang petani kecil dan pembuat sepatu. Dia dan istrinya adalah umat Katolik yang saleh. Pierre muda adalah seorang anak laki-laki yang baik, namun dia tidak terlalu pandai dan ingatannya buruk.

Pierre ingin menjadi seorang imam, namun pastornya berpikir bahwa dia tidak akan bisa menjadi seorang imam. Sementara itu, pastornya diganti. Pastor yang baru menolak unruk mengajarkan dia bahasa Latin. Namun Pierre pergi kepada seorang guru bahasa Latin awam yang tinggal empat kilometer jauhnya untuk belajar bahasa Latin. Setiap pagi Pierre bergegas ke guru bahasa Latinnya. Pastor memuji ketekunan Pierre dan merekomendasikan dia kepada uskup supaya diterima di seminari kecil di Richemont pada tahun 1852. Walaupun ingatannya buruk, dia belajar dengan giat dan menjadi salah satu murid terbaik. Dia memiliki kemauan yang kuat.

Pierre masuk ke seminati tinggi di Angouleme pada tahun 1857. Bahkan superiornya memuji kehidupannya yang patut dicontoh. Ketaatannya sempurna. Ketika dia masih dalam tahun pertamanya dalam belajar filsafat, dia memberitahu direktur spiritualnya bahwa dia ingin menjadi seorang misionaris. Pada tahun 1859 dia diterima di seminari Serikat Misi Paris (Paris Foreign Missions Society / Société des Missions étrangères de Paris disingkat menjadi M.E.P.). Setelah tiga tahun belajar dan melatih kehidupan spiritual di sana, Pierre ditahbiskan menjadi imam pada bulan Juni 1862. Dia tiba di Korea pada tanggal 23 Juni 1863.

Pertama kali dia tinggal di Saemgol untuk belajar bahasa Korea dan kemudian dia pindah ke Naepo di dekat kediaman Uskup Daveluy. Semua umat Katolik mengasihi Pastor Aumaître dan mengagumi kebaikan dan keramahannya. Uskup Berneux pernah menulis tentang dia, katanya, “Imam kecil ini melakukan mukjizat-mukjizat kecil, dan dengan luar biasa mengajarkan umat tentang devosi kepada Ekaristi dan Maria.”

Ketika penganiayaan dimulai, Pastor Aumaître berkata kepada umatnya bahwa inilah saatnya untuk mengakui iman Katolik secara terbuka kepada orang-orang bukan Katolik. Dia pergi ke desa kediaman Uskup Daveluy dan menyerahkan dirinya sendiri kepada polisi. Pertama kali dia dikirimkan ke Hongju bersama dengan Uskup Daveluy dan Pastor Huin dan kemudian dipindahkan ke penjara Seoul. Mereka mengalami interogasi dan siksaan yang kejam. Pastor Aumaître dipenggal tepat sesudah Uskup Daveluy di Galmaemot pada tanggal 30 Maret 1866. Usianya 29 tahun. Pastor Aumaître menyemangati orang lain ketika dia sedang dieksekusi. Dikatakan bahwa jenazah mereka tidak rusak sampai mereka dimakamkan dan wajah mereka tersenyum dengan lembut.

Sumber: cbck.or.kr

Advertisement

Posted on 15 August 2018, in Orang Kudus and tagged , , , . Bookmark the permalink. 2 Comments.

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: