[…] atau diakon kadang-kadang akan mengatakan, atau paduan suara menyanyikan, “Kyrie eleison” (“Tuhan, kasihanilah kami”): Kata-kata dalam bahasa Yunani ini…
Mengapa Tuhan Yesus Dibaptis?
Pengantar
Tuhan kok dibaptis? Ketika memikirkan jawabannya saya teringat ketika mengikuti pelajaran agama dahulu. Tentu saja Yesus menjadi sama dengan manusia, kecuali dalam hal dosa (bdk. Ibrani 4:15). Maka alasan yang saya terima waktu itu tentang pembaptisan Tuhan bukan karena Yesus itu berdosa dan memerlukan pembaptisan, tapi pembaptisan adalah bentuk solidaritas Yesus kepada manusia. Alasan ini tentu saja benar, namun ada makna yang lebih dalam lagi tentang peristiwa ini. Dalam refleksi yang dibawakan oleh Scott Hahn, kita bisa melihat makna alkitabiah dari peristiwa ini khususnya dalam hubungannya dengan perjanjian. Selamat membaca!
Refleksi Scott Hahn tentang Pesta Pembaptisan Tuhan
Sebelum Pesta Pembaptisan Tuhan, Liturgi Gereja merayakan Pesta Penampakan Tuhan yang mengungkapkan misteri rencana Allah dalam diri Yesus Kristus dan semua umat manusia, yang dilambangkan oleh orang Majus yang menjadi “pewaris bersama” akan berkat-berkat yang telah dijanjikan kepada Israel. Dalam Pesta Pembaptisan Tuhan, kita ditunjukkan bagaimana kita mendapat warisan kita itu.
Yesus tidak mengaku sebagai seorang pendosa yang butuh penyucian dalam baptisan Yohanes. Namun, Dia merendahkan diri-Nya untuk melewati sungai Yordan untuk memimpin “keluaran” baru, yang membuka tanah terjanji surgawi sehingga semua manusia dapat mendengar firman yang diucapkan Yesus sampai dengan hari ini, firman yang dulu diperuntukkan hanya untuk orang Israel dan rajanya sekarang setiap diri kita adalah putra putri Allah yang terkasih (lihat Kejadian 22:2; Keluaran 4:22; Mazmur 2:7).
Yesus adalah hamba yang terpilih yang dinubuatkan oleh Yesaya (lihat Yesaya 42:1-4, 6-7 / Bacaan I Pesta Pembaptisan Tuhan), Dia yang diurapi oleh Roh untuk membuat segalanya baik dan adil di bumi. Allah menaruh Roh-Nya ke atas Yesus untuk menjadikan Dia sebagai “perjanjian bagi umat manusia,” menjadi pembebas dari para tahanan, menjadi terang untuk bangsa-bangsa. Dalam Kisah Para Rasul 10:34-38 (Bacaan II Pesta Pembaptisan Tuhan) memberitahu kita bahwa Yesus adalah Yang lama telah dinantikan di Israel, “diurapi … dengan Roh Kudus dan kuat kuasa.”
Kata “Mesias” berarti “yang diurapi” dengan Roh Allah. Raja Daud adalah “yang diurapi Allah Yakub” (lihat 2 Samuel 23:1-7; Mazmur 18:51; Mazmur 132:10; Mazmur 132:17). Para nabi mengajarkan Israel untuk menunggu keturunan Raja Daud, dan Roh Tuhan akan ada padanya (lihat Yesaya 11:1-2, Daniel 9:25).
Itulah sebabnya orang banyak sangat gelisah dengan Bacaan Injil Pesta Pembaptisan Tuhan (Lukas 3:15–16, 21–22). Namun bukan Yohanes Pembaptis yang mereka cari. Allah menegaskan dengan suara-Nya sendiri sebagaimana yang malaikat beritakan kepada Maria sebelumnya: Yesus adalah Anak Allah Yang Mahatinggi, Yang datang untuk dikaruniai takhta Daud untuk selama-lamanya (lihat Lukas 1:32-33).
Dalam peristiwa pembaptisan yang dibawa-Nya, suara Allah akan melayang di atas air seperti nyala api, seperti yang kita nyanyikan pada Mazmur Tanggapan Pesta Pembaptisan Tuhan (Mazmur 29:1-10). Dia yang telah menguduskan air, menjadikannya jalan menuju penyembuhan dan kebebasan – sumber mata air kelahiran baru dan kehidupan kekal.
Referensi: “The Anointing: Scott Hahn Reflects on the Feast of the Baptism of the Lord”
Posted on 12 January 2019, in Kitab Suci and tagged Scott Hahn, St. Yohanes Pembaptis, Yesus Kristus. Bookmark the permalink. Leave a comment.
Leave a comment
Comments 0