Tradisi Kuno mengenai Tobat

The Return of the Prodigal Son karya Bartolomé Esteban Murillo (1617–1682) (Sumber: wikipedia.org)

Bagi beberapa orang Kristen non-Katolik, praktik penintensial Gereja (khususnya pada masa Prapaskah) merupakan praktik yang tidak alkitabiah. Tradisi manusia yang tidak perlu dan paling buruk untuk menggantikan atau menambah pengorbanan Kristus dengan perbuatan manusia.

Namun silih atau laku tobat ini sudah menjadi bagian dari agama yang sejati sejak sebelum zaman Kristus, sebagaimana yang ditunjukkan dalam perintah Perjanjian Lama mengenai puasa, mengenakan kain kabung, dan duduk dalam debu dan abu. Dan praktik ini sudah menjadi bagian Gereja Kristen sejak mula-mula.

Tobat dapat bersifat formal maupun tidak formal, namun keduanya hal yang sama yaitu sebagai ungkapan di hadapan Allah atas sesal dosa seseorang, yang tidak hanya dituntut oleh Allah namun juga oleh kodrat manusia, manusia memiliki kebutuhan bawaan untuk berduka atas suatu tragedi, dan dosa kita adalah bagian dari tragedi itu.

Dalam disiplin tobat kuno yang bersifat formal, ada empat kelas penitensi bagi mereka yang melakukan dosa berat (seperti penyembahan berhala, pembunuhan, aborsi, dan perzinahan), dan mereka menjalani kelas-kelas itu sebagai langkah menuju rekonsiliasi penuh.

Para peniten yang menyesali dosanya (weepers) tidak diperkenankan memasuki gereja namun berada di bagian luar gereja dan memohon kepada orang-orang yang masuk ke dalam gereja supaya mendoakan mereka. Para peniten pendengar (hearers) berdiri di dalam pintu-pintu gereja dan mendengarkan liturgi sabda kemudian mereka membubarkan diri sebelum liturgi Ekaristi, seperti para katekumen. Para peniten yang berlutut (kneelers), berlutut atau merebahkan diri dalam gereja dan mengikuti bersama Gereja dalam doa-doa tertentu bagi mereka sebelum diberkati uskup dan membubarkan diri sebelum Ekaristi. Para peniten yang berdiri (standers), duduk bersama jemaat dan tetap berada dalam gereja untuk liturgi Ekaristi namun mereka tidak menerima komuni.

Seperti yang ditunjukkan oleh kelas-kelas itu, para Bapa Gereja memiliki pemahaman yang hidup mengenai peran tobat dalam kehidupan Kristen (lih. Mat 6:16-18, Markus 2:18-20, Kisah Para Rasul 13:2-3, Yakobus 4:8-10), suatu pemahaman yang baik untuk kita ingat ketika kita menjalani masa Prapaskah ini: menyesali dosa-dosa kita, mendengarkan suara Allah yang memanggil kita kembali ke persekutuan dengan-Nya, berlutut di hadirat-Nya dengan penyesalan yang sejati, berdiri dengan penuh perhatian ketika kita merenungkan pengajaran dalam sabda-Nya.

Didakhe

Sebelum pembaptisan, perkenankan seseorang yang membaptis dan seseorang yang dibaptis berpuasa, begitu pula setiap orang lain yang mampu. Perintahkan seseorang yang akan dibaptis untuk berpuasa terlebih dahulu selama satu atau dua hari … [Setelah menjadi seorang Kristen] jangan jadikan puasa Anda bersama dengan orang-orang munafik. Mereka berpuasa pada hari Senin dan Kamis, namun Anda berpuasalah pada hari Rabu dan Jumat (Didakhe 7:1, 8:1 [70 M]).

Paus Klemens I

Oleh karena itu, kalian [Orang-orang Korintus], yang meletakkan dasar pemberontakan [di dalam gerejamu], tunduklah kepada para imam (presbiter/penatua) dan bersedia ditegur untuk bertobat, bertekuk lututlah dalam semangat kerendahan hati (Surat kepada jemaat di Korintus 57 [80 M]).

Hermas

[Wanita tua itu memberi tahu saya:] “Setiap doa harus disertai dengan kerendahan hati: berpuasa, maka Anda akan memperolehnya dari Tuhan apa yang Anda minta.” Karena itu saya berpuasa selama sehari (The Shepherd 1:3:10 [80 M]).

Ignatius dari Antiokhia

Karena sebanyak apa yang dari Allah dan Yesus Kristus yang juga bersama dengan uskup. Dan sebanyak yang akan menjalankan pertobatan, kembali ke dalam persatuan Gereja, mereka ini akan menjadi milik Allah, dan mereka akan hidup sesuai teladan Yesus Kristus (Surat kepada jemaat di Filadelfia [110 M]).

Polikarpus

Karenanya, meninggalkan kesombongan banyak orang dan doktrin-doktrin palsu mereka, marilah kita kembali kepada firman yang telah diturunkan kepada kita sejak awal mula, tetap berjaga saat doa, tetap memelihara puasa, memohon permohonan kita kepada Allah yang maha melihat, “jangan masukkan kami ke dalam pencobaan,” sebagaimana yang dikatakan Tuhan: “roh memang penurut, tetapi daging lemah” [Matius 26:41] (Surat kepada jemaat di Filipi 7 [135 M])

Yustinus Martir

Aku juga akan menceritakan bagaimana kita mendedikasikan diri kita kepada Allah, ketika kita dijadikan baru melalui Kristus, jangan sampai kita hilangkan ini, kita tampaknya tidak adil dalam penjelasan yang kita nyatakan. Sebanyak mereka yang diyakinkan dan percaya bahwa apa yang kami ajarkan dan katakan itu benar, dan kami berusaha untuk hidup sesuai yang telah diajarkan, diperintahkan untuk berdoa dan memohon kepada Allah dengan berpuasa untuk pengampunan dosa-dosa yang telah kita lakukan, kami berdoa dan berpuasa dengan mereka. Kemudian, mereka dibawa kepada kami ke tempat air berada, dan dilahirkan kembali dengan cara yang sama sebagaimana kita dilahirkan kembali. Karena dalam nama Allah, Bapa dan Empunya alam semesta, dan Juruselamat kita Yesus Kristus, dan Roh Kudus, kemudian mereka menerima permandian dengan air. Karena Kristus juga bersabda, “Jika seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Surga” (First Apology 61 [151 M]).

Ireneus

Beberapa orang menganggap dirinya terikat pada puasa satu hari [selama Prapaskah], ada pula yang dua hari, dan yang lainnya lagi lebih panjang lagi, semantara yang lainnya [melakukannya selama] empat puluh hari; waktu siang dan malam mereka ukur bersama sebagai hari [puasa]. Dan variasi di antara pelaku [puasa] tidak memiliki asal usul pada zaman kita, namun jauh sebelum para pendahulu kita (Surat kepada Paus Viktor [190 M]

Tertulianus

Pengakuan adalah disiplin bagi ketundukan dan kerendahan manusia … Hal ini memerintahkan seseorang untuk berbaring di atas kain kabung dan abu, menutupi tubuh mereka dengan kedukaan, untuk menarik jiwa ke dalam kesedihan, untuk menebus dosa-dosa yang telah dilakukan untuk suatu sikap kesedihan, tidak makan dan minum kecuali apa yang tawar, hal ini bukan demi perut saja, namun juga demi jiwa. Dan yang terpenting adalah doa pada saat puasa, untuk merintih, menangis, dan meratap siang dan malam kepada Tuhan Allahmu, bersujud di hadapan para imam, berlutut di depan tempat-tempat perlindungan Allah [altar], dan memohon kepada semua saudara-saudari bagi umat beriman atas permohonan mereka sendiri (Pertobatan 9:3-5 [A.D. 203]).

Origenes

Ada juga yang ketujuh, walaupun [metode pengampunan] ini sulit dan melelahkan – pengampunan dosa melalui tobat, ketika pendosa mencuci bantalnya dengan air mata, ketika air mata seseorang selama siang dan malam menjadi makanannya, dan ketika ia tidak segan-segan menyatakan dosanya kepada seorang imam Tuhan (Homili pada kitab Imamat 2:4 [248 M]).

Siprianus

Para pendosa melakukan silih untuk waktu yang ditentukan, dan menurut peraturan disiplin datang ke pengakuan publik, dan dengan penumpangan tangan uskup dan klerus menerima hak komuni (Surat-surat 9:2)

Gregorius Thaumaturgus

Ratapan telah dilakukan di luar gerbang tempat khotbah [gereja besar], dan pendosa berdiri di sana memohon kepada umat beriman, ketika mereka [umat beriman] memasuki dan dan berdoa baginya. Pendengar berada di narthex [bagian paling belakang di dalam gereja di dekat pintu] di dalam gerbang, dimana pendosa harus berdiri di sana sementara para katekumen berada di sana, dan setelah itu ia harus pergi. Karena biarkan ia mendengar Kitab Suci dan pengajaran … dan kemudian mereka membubarkan diri dan menganggap diri tidak layak untuk berdoa [penyesalan]. Ketundukan memungkinkan seseorang untuk berdiri di dalam gerbang bait suci, namun ia harus keluar bersama dengan para katekumen. Jemaat memungkinkan seseorang itu ada hubungan dengan umat beriman, tanpa keharusan keluar bersama dengan katekumen. Dan yang terakhir adalah yang ikut serta dalam unsur-unsur yang dikuduskan (Surat Kanonik, kanon 11 [256 M]).

Eusebius dari Kaisarea

[Kaisar Philip] yang menjadi seorang Kristen menginginkan pada hari terakhir malam Paskah, untuk berbagi dengan orang banyak dalam doa-doa Gereja, namun ia tidak diizinkan masuk, oleh ia yang kemudian memimpin [doa], sampai ia melakukan pengakuan dan memperhitungkan dirinya di antara mereka yang melanggar dan diam di tempat tobat. Karena jika ia tidak melakukannya, ia tidak akan pernah diterima oleh-Nya, karena banyak kejahatan yang telah ia lakukan. Dikatakan bahwa ia menurutinya dengan segera, membuktikannya dalam sikap takut akan Allah yang tulus dan saleh (Sejarah Gereja 6:34 [312 M]).

Konsili Nikea I

Telah diputuskan oleh dewan konsili, meskipun mereka [yang sudah murtad tanpa paksaan selama penganiayaan oleh Licinius] tidak layak menerima belas kasihan, namun demikian memperlakukan dengan kebaikan. Maka, mereka yang benar-benar bertobat, seperti [orang] yang sudah dibaptis, perlu tiga tahun menjadi para pendengar, tujuh tahun menjadi yang berlutut, dan dua tahun ikut serta dengan orang-orang dalam doa, namun mereka tidak ambil bagian dalam persembahan (kanon 11 [325 M]).

Hieronimus

Jika si Ular, Iblis menggigit seseorang secara diam-diam, ia menginfeksi orang itu dengan bisa dosa. Dan jika orang yang digigit itu tetap diam dan tidak bertobat, dan tidak ingin mengakui lukanya … maka saudara lelaki dan tuannya, yang memiliki perkataan [absolusi] yang akan menyembuhkan ia, tidak dapat membantunya dengan baik (Komentar tentang Pengkhotbah 10:11 [388 M]).

Basilius Agung

Biarkan ia yang telah [melakukan inses] .. setelah datang secara sadar mengenai dosa yang menakutkan itu, biarkan ia menjadi yang menyesali dosanya selama tiga tahun, berdiri di pintu rumah doa dan memohon simpati orang-orang yang masuk ke sana supaya mempersembahkan doa baginya, kepada setiap orang, memohon dengan tulus kepada Tuhan. Setelah ini, biarkan ia diterima selama tiga tahun di kalangan para pendengar saja; ketika ia mendengarkan Kitab Suci dan ajaran-ajaran, perkenankan ia keluar dan merasa tidak layak untuk doa itu. Kemudian, jika ia memintanya dengan air mata dan telah merendahkan diri di hadapan Tuhan dengan hati yang penuh sesal dan kerendahan hati yang tulus, perkenankan ia diberikan izin masuk selama tiga tahun lagi. Dan dengan demikian, ketika ia telah memperlihatkan buah-buah pertobatan, perkenankan ia diterima pada tahun kesepuluh dalam doa umat beriman tanpa komuni. Dan ketika ia sudah ikut serta selama dua tahun dalam doa umat beriman, perkenankan ia dianggap layak untuk menerima komuni yang baik (Surat-surat 217:75 [367 M])

Sumber: “The Ancient Tradition of Penance”

Advertisement

Posted on 10 April 2020, in Kenali Imanmu and tagged , , , . Bookmark the permalink. Leave a comment.

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: