[…] atau diakon kadang-kadang akan mengatakan, atau paduan suara menyanyikan, “Kyrie eleison” (“Tuhan, kasihanilah kami”): Kata-kata dalam bahasa Yunani ini…
Mengapa Yohanes Pembaptis Penting dalam Masa Adven?
Oleh Leroy A. Huizenga

Kanak-kanak Yesus dan Yohanes Pembaptis (Sumber: stpaulcenter.com)
Pada Masa Adven, umumnya kita berpikir tentang kelahiran bayi Yesus yang mungil dan juga Bunda-Nya, Santa Perawan Maria. Namun, bacaan-bacaan leksionari pada pekan kedua dan ketiga* Masa Adven menampilkan cukup banyak kisah Yohanes Pembaptis, baik Yohanes Pembaptis sendiri sebagai tokoh utama ataupun bersama dengan Yesus yang sedang membicarakan sesuatu yang penting.
Mengapa figur Yohanes Pembaptis begitu menonjol di awal Masa Adven? Ada tiga alasan. Pertama, Adven tidak hanya membahas kedatangan Yesus yang pertama sebagai bayi di Betlehem yang berada di tengah sejarah keselamatan, melainkan juga membahas Kedatangan Kedua Yesus pada akhir sejarah keselamatan. Kedua, Yohanes Pembaptis adalah nabi perjanjian lama yang terakhir. Ketiga, Yohanes Pembaptis adalah pendahulu Yesus dalam kelahiran, pewartaan, dan kematian.
Adven bermakna “kedatangan,” dan masa ini adalah persiapan kedatangan Yesus. Ia datang sebagai seorang bayi, Allah yang berinkarnasi di bumi. Namun, dengan bacaan-bacaan mengenai Yohanes Pembaptis di Masa Adven, Gereja mengajarkan kita untuk mempersiapkan diri untuk Kedatangan-Nya yang Kedua. Tulisan Injil mengenai Yohanes Pembaptis melukiskannya sebagai seorang nabi apokaliptik yang berapi-api, ia meyakinkan bahwa akan ada seorang besar yang akan datang setelahnya. Yang dimaksud adalah Yesus yang akan mendatangkan akhir dunia dan mengantarkan kerajaan Allah. Itulah mengapa leksionari Gereja untuk Masa Adven juga menyajikan tulisan-tulisan Injil tentang Yesus yang berkhotbah tentang kerajaan Allah dan penyembuhan. Adven dimaksudkan untuk membantu kita supaya kita bisa meningkatkan kehidupan rohani kita sehingga kita siap pada waktu Ia [Yesus] kembali untuk selama-lamanya dengan yang sebenarnya untuk menaklukkan dosa, kematian, neraka, dan Iblis untuk sekali dan selama-lamanya.
Ketika mereka berdua dewasa, Yohanes dan Yesus mewartakan pesan yang sama, pesan bahwa Yesus adalah duta dari kerajaan Allah yang akan datang, di mana semua sakit penyakit akan disembuhkan, semua setan dan roh jahat akan dibuang, semua orang yang ditindas akan dibebaskan, sementara itu para penindas akan menerima hukuman mereka, dan semua kematian ditaklukkan ketika para kudus dibangkitkan menuju ke kehidupan kekal.
Jadi, bukan kebetulan kalau Yohanes dan Yesus mengalami nasib yang sama. Yohanes dipenggal sedangkan Yesus disalibkan, keduanya dihukum karena kehendak para penguasa politik yang ditetapkan oleh Roma: Yohanes oleh Herodes Antipas sedangkan Yesus oleh Pontius Pilatus. Kedua penguasa itu pada mulanya merasa ragu-ragu untuk mengeksekusi Yohanes dan Yesus, tapi ketika ada kesempatan untuk melakukan tindakan, mereka memutuskan bahwa lebih menguntungkan untuk membunuh mereka daripada mempertaruhkan kekuasaan, harga diri dan jabatan mereka.
Maka, Adven mempersiapkan kita bukan hanya untuk menyambut dan menyembah bayi Yesus yang mungil, namun menerima panggilan Yesus untuk memikul salib dan mengikuti-Nya. Mungkin hidup kita ditandai dengan banyak penderitaan dan kemartiran, namun pada akhirnya, ada kepastian akan kedatangan dan keselamatan yang berasal dari-Nya.
Leroy A. Huizenga adalah Ketua Admnistratif dalam bidang Human and Divine Sciences di University of Mary di Bismarck, North Dakota. Dia pengarang dua buku refleksi Kitab Suci: “Loosing the Lion: Proclaiming the Gospel of Mark” dan “Behold the Christ: Proclaiming the Gospel of Matthew.”
Sumber: “Why Is John the Baptist Important During Advent?” dengan perubahan*
Posted on 15 December 2020, in Ekaristi, Kitab Suci and tagged Adven, Kitab Suci, Liturgi, Natal, St. Yohanes Pembaptis, Yesus Kristus. Bookmark the permalink. Leave a comment.
Leave a comment
Comments 0