[…] atau diakon kadang-kadang akan mengatakan, atau paduan suara menyanyikan, “Kyrie eleison” (“Tuhan, kasihanilah kami”): Kata-kata dalam bahasa Yunani ini…
Yesus dan Keluaran Perjanjian Baru
Oleh Dr. Brant Pitre

Flight to Egypt (Sumber: pinterest.com)
Dalam Injil Matius ada tertulis mengenai penggenapan Kitab Suci, yakni pada:
Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: “Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku.” (Matius 2:15b)
Kutipan di atas ada dalam kitab Hosea 11:1, di mana Hosea berbicara tentang seorang putra yang adalah Israel, kumpulan orang Israel dan peristiwa pembebasan (eksodus) Israel dari tanah Mesir yang terjadi pada zaman Musa. Jadi karang-kadang penafsir bingung dengan penerapan ayat ini terhadap Keluarga Kudus. Karena dalam konteks aslinya, Hosea tidak berbicara tentang raja Israel (Mesias atau Putra Allah), namun Hosea sedang membicarakan umat Allah yang sedang dibebaskan dari Mesir.
Namun cara Matius menerapkan ayat ini sesuai yang disebut para ahli sebagai tipologi. Dengan kata lain, Matius sedang membangkitkan kembali ingatan tentang pembebasan dari Mesir atas seluruh umat Israel pada zaman Musa sebagai cara untuk membantu kita memandang kelahiran Yesus bukan hanya penggenapan nubuat kedatangan Sang Raja, namun juga penetapan semacam eksodus yang baru. Dan hal itu sesuatu yang akan kita lihat saat menelusuri Injil Matius. Dalam tahun liturgi A, salah satu tema kunci Matius adalah penggenapan nubuat tentang eksodus yang baru, yang pada dasarnya selaras dengan apa yang diharapkan bangsa Yahudi pada abad pertama, yaitu bahwa Allah akan menyelamatkan umat-Nya pada zaman Mesias, dengan cara yang sama ketika Allah menyelamatkan umat-Nya pada zaman Musa dalam eksodus dari Mesir. Dan akan ada paralel di antara dua peristiwa itu.
Maka paralelnya ada di sini, sama seperti Allah memanggil Israel keluar dari Mesir dan menyebut bangsa Israel sebagai putra-Nya dalam Keluaran 4:22, Allah berkata, “Israel putra-Ku yang sulung. Maka dari itu, Hai Firaun, biarkan bangsa-Ku ini pergi.” Maka seluruh alasan pembebasan dari Mesir adalah Israel, bangsa Israel, yakni putra angkat Allah. Dan Allah berbicara kepada Firaun, “Jika engkau menolak membiarkan putra-Ku pergi, maka putra-putramu akan mati.” Dan inilah yang sebenarnya terjadi pada Paskah Yahudi.
Jadi pikirkan mengenai hal ini, mengapa Matius menggemakan hal ini? Nah, setiap orang Yahudi pada abad pertama akan mengetahui sebagian alasan eksodus karena ada raja kafir yang jahat, yaitu Firaun, yang membunuh anak-anak laki-laki dari bangsa Israel yang tidak bersalah pada permulaan kitab Keluaran. Maka Allah membangkitkan Musa yaitu sang pembebas untuk membebaskan mereka. Maka hal yang sama sedang terjadi dalam Injil Matius, tentunya dengan raja yang berbeda. Pada masa kelahiran Yesus ada raja setengah kafir yang jahat, yaitu Herodes, yang berusaha menghancurkan semua anak laki-laki di Betlehem sehingga dengan demikian bisa membasmi Sang Penebus, Sang Pembebas, Musa yang Baru, yaitu Bayi Yesus.
Dan sama seperti keluarga Musa, yaitu Miriam dan kedua orang tuanya, menyelamatkan sang penebus pertama yaitu Musa dari tangan raja Firaun yang jahat yang sedang membantai bayi-bayi. Begitu juga dengan Keluarga Kudus, Yusuf dan Maria, yang menyelamatkan Musa yang baru, Bayi Yesus, dari tangan raja Herodes yang jahat. Maka ada semacam rekapitulasi peristiwa sejarah keselamatan dari Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru. Keduanya tidak identik. Dan begitulah cara kerja tipologi. Ada persamaannya dan ada perbedaannya. Saya pikir itulah yang membuat Mark Twain berkata, “Sejarah tidak berulang, namun sejarah punya rima.” Maka itulah tipologi, bukan pengulangan, namun rekapitulasi. Menggenapi yang lama dan juga menjadikannya baru.
Sumber: “Jesus And The New Testament Exodus”
Posted on 31 January 2021, in Kenali Imanmu, Kitab Suci and tagged Brant Pitre, Hosea, Mesias, Mesir, Natal, St. Matius, Yesus Kristus. Bookmark the permalink. Leave a comment.
Leave a comment
Comments 0