[…] atau diakon kadang-kadang akan mengatakan, atau paduan suara menyanyikan, “Kyrie eleison” (“Tuhan, kasihanilah kami”): Kata-kata dalam bahasa Yunani ini…
Easter, Perayaan Kafir?
Oleh Tom Nash

Happy Easter (Sumber: staffords.com)
Paskah Kristen atau dalam bahasa Inggris disebut ‘Easter’ sebagai terjemahan dari dewi pagan ‘Ishtar’ sebenarnya tidak berdasar
Sangat umum orang-orang skeptis terhadap agama Kristen menyatakan bahwa kata ‘Easter’ berasal dari nama sosok dewata pagan yang disebut Ishtar. Dengan demikian mereka menunjukkan bahwa iman Kristen punya akar pagan atau kafir. Tapi, tidak peduli seberapa lazimnya perdebatan mengenai hal ini, pendapat itu tidak punya dasar dalam sejarah maupun kenyataannya.
Dalam Yeremia 44:15-17, orang-orang Yehuda menolak pesan nabi Yeremia karena lebih suka penyembahan berhala dari entitas dewata yang disebut “ratu surga” tampaknya menjadi dewata pagan yang bernama Ishtar. Komentator Kitab Suci tampaknya sepakat secara umum bahwa “ratu surga” dalam Yeremia adalah Astaroth atau Ashtaroth, atau dalam Kitab Perjanjian Lama Yunani, Septuaginta disebut Astarte. Secara harfiah, Astaroth artinya “bulan.” Bulan adalah berhala Sidon yang disembah oleh orang Fenisia, Mesir, dan Babilonia. Pemujaan entitas alam, seperti matahari dan bulan yang dianggap sebagai raja dan ratu dari langit.
Beberapa orang menyimpulkan bahwa kata ‘Easter’ adalah turunan bahasa Inggris dari bahasa Yunani ‘Astarte,’ tapi tidak ada dasar linguistik dan historis dari kesimpulan ini. Selain itu, kata bahasa Inggris ‘Easter’ katanya berasal dari nama dewi pagan Anglo-Saxon yang bernama Eostre. Teori ini berdasarkan kesimpulan keliru oleh St. Beda Venarabilis tentang asal-usul etimologis nama bulan bahasa Inggris yang kebetulan terjadi pada musim semi dan perayaan Paskah Kristen (Easter) yaitu Eosturmonath. Namun, seperti yang ditekankan oleh seorang rekan dari British Society for Middle East Studies, Anthony McRoy, mengatakan bahwa tidak ada dasar historis untuk turunan bahasa seperti itu. McRoy juga menekankan bahwa St. Beda sendiri mengatakan kesimpulannya didasarkan oleh penafsirannya bukan posisi yang dipegang secara umum atau berdasarkan pembuktian.
Selain itu, tidak perlu diragukan bahwa pusat dari Paskah Kristen (Easter) bagi St. Beda dan umat Kristen Inggris pada umumnya adalah Yesus, Sang Anak Domba Paskah (Passover/Pesakh/Paskah Yahudi) yang wafat bagi kita dan bangkit dari kematian.
Memang, di sebagian besar negara Eropa, nama Paskah Kristen (Easter) berasal dari kata Yunani Pascha yang berasal dari bahasa Ibrani Pesakh yang menjadi kata Passover (Paskah Yahudi). Maka istilah kurban Paskah mengacu pada satu kurban Yesus, dan lilin Paskah memiliki dua nama yaitu Paschal candle dan Easter candle.
Jadi dari mana bahasa Inggris memperoleh kata untuk merujuk perayaan Kebangkitan Kristus? McRoy memiliki dua teori utama yang keduanya masuk akal:
Satu teori untuk asal mula nama itu [Easter] yaitu bahwa dalam frasa bahasa Latin ‘in albis’ (‘dalam warna putih’), yang digunakan orang Kristen untuk menyebut pekan Paskah Kristen ditemukan dalam jalur bahasa Jerman Hulu Kuno (Old High German) yaitu eostarum atau “fajar.” Dan referensi lainnya bahwa Eosturmonath hanya bermakna “bulan pembukaan” yang setara dengan makna kata “April” dalam bahasa Latin. Nama bulan dalam bahasa Saxon dan Latin (yang secara kalender mirip) terkait dengan musim semi, ketika kuncup bunga mekar.
Dalam kedua kasus tersebut, pernyataan perayaan di Inggris berakar pada penyembahan dewi pagan sama sekali tidak punya dasar sejarah, bahkan jika beberapa orang anti-Katolik sudah menolak menyebut ‘Happy Easter.’
Posted on 7 April 2021, in Apologetika and tagged Paskah. Bookmark the permalink. Leave a comment.
Leave a comment
Comments 0