Oleh Philip Kosloski

Horoskop (Sumber: express.co.uk)

Membaca horoskop kelihatan seperti hiburan, tapi di balik itu ada sesuatu yang jauh lebih mengerikan

Tampak sekilas, membaca horoskop (begitu juga dengan shio dan yang semacamnya) kelihatannya menjadi sesuatu yang bisa dilakukan untuk bersenang-senang dan tertawa riang melihat “bintang-bintang” katakan tentang Anda untuk hari ini. Dahulu, ketika kita membuka majalah atau surat kabar biasanya ada di bawah kolom komik atau teka-teki silang. Jika Anda tidak membaca surat kabar, bisa juga ditemukan di situs berita daring pada kolom “hiburan.”

Bagaimanapun juga, Gereja tidak percaya akan astrologi sebagai “semua bentuk kesenangan dan permainan.” Faktanya, Gereja sangat percaya bahwa ada sesuatu yang jauh lebih jahat, yang bisa mengundang kehadiran si jahat untuk masuk ke dalam kehidupan seseorang.

Astrologi adalah praktik kuno yang akarnya ditemukan sebelum kelahiran Kristus, yang ada di berbagai agama pagan yang tujuan utamanya untuk meramalkan masa depan berdasarkan pergerakan benda-benda langit. Inilah yang menempatkan astrologi sebagai bentuk “ramalan” dan terjadi dengan harapan dasar bahwa jika seseorang bisa mengetahui bagaimana yang akan terjadi pada hari tertentu, maka horoskop ini punya semacam “kekuatan” di sepanjang waktu. Di sinilah membaca horoskop menjadi jatuh ke dalam perangkap si setan.

Hanya Allah yang tahu mengenai masa depan, sedangkan Iblis dan pengikutnya tidak bisa. Kendati demikian, mereka adalah roh yang memiliki kecerdasan yang luar biasa, mereka bisa mengamat apa yang terjadi di bumi dan menawarkan ramalan kepada seseorang mengenai apa yang mungkin terjadi. Hal ini paling jelas terlihat dalam “membaca telapak tangan” atau penggunaan “medium” yang secara aktif meminta bantuan roh (setan) untuk memprediksi apa yang akan terjadi delam kehidupan seseorang.

Gereja selalu menentang keras praktik astrologi dan membaca horoskop, seperti yang dinyatakan dalam Katekismus Gereja Katolik paragraf 2116:

“Segala macam ramalan harus ditolak: mempergunakan setan dan roh jahat, pemanggilan arwah atau tindakan-tindakan lain, yang tentangnya orang berpendapat tanpa alasan, seakan-akan mereka dapat ‘membuka tabir’ masa depan. Di balik horoskop, astrologi, membaca tangan, penafsiran pratanda dan orakel (petunjuk gaib), paranormal dan menanyai medium, terselubung kehendak supaya berkuasa atas waktu, sejarah dan akhirnya atas manusia; demikian pula keinginan menarik perhatian kekuatan-kekuatan gaib. Ini bertentangan dengan penghormatan dalam rasa takwa yang penuh kasih, yang hanya kita berikan kepada Allah.”

Beberapa tahun lalu, Uskup Donald W. Montrose, yang pada saat itu menjabat sebagai Uskup Stockton, California, menulis surat pastoral yang mengecam keras pembacaan horoskop.

Meskipun jutaan orang sudah mengikuti horoskop dengan minat besar atau kecil, tapi hal ini masih jenis ramalan nasib. Bahkan jika Anda mengatakan tidak percaya pada horoskop, dan hanya membacanya untuk bersenang-senang, Anda harus meninggalkan praktik ini. Seiring waktu, ramalan horoskop harian ini bisa dengan mudah memengaruhi kita. Dengan cara inilah kita membuka diri kita terhadap okultisme.

Para eksorsis juga membuktikan pengaruh setan dari horoskop karena beberapa orang yang dirasuki atau dipengaruhi setan itu sering dimulai dengan membaca horoskop.

Paus Fransiskus dalam homilinya pada tahun 2017 mengatakan, “Seorang Kristen tidak membaca horoskop untuk melihat masa depan, seorang Kristen tidak berkonsultasi dengan peramal yang melihat bola Kristal atau membaca telapan tangan Anda … Kami adalah orang-orang yang berjalan menuju sebuah janji, cara Abraham berjalan menuju tanah yang baru.” Allah ada di pihak kita dan ingin membawa kita ke Tanah Terjanji. Kita hanya perlu membiarkan Allah melalukannya dan percaya dengan cara-Nya.

Sumber: “Horoscopes: Gateway to the occult?”