Waktu saya memutuskan untuk ikut RCIY (kelas katekumen bagi orang muda –red.), saya merasa sangat ragu. Ikut RCIY adalah komitmen besar yang tidak tahu apakah saya bisa memutuskannya. Sebagai umat beriman yang masih baru dan juga belum dibaptis, saya pernah mengalami dijauhi dalam komunitas di masa lalu, saya merasa sebagai pengamat, orang yang ada di luar gereja dan mengamatinya. Bagi saya, menjadi bagian dari komunitas selalu menjadi perjuangan karena saya akan merasa tidak berada di tempatnya dan juga merasa cemas dalam berbagai situasi sosial. Sebelum mendaftar RCIY, ada dalam benak saya pemikiran, “Bagaimana kalau saya merasa canggung selama kelas berlangsung?” dan “Bagaimana kalau tidak kerasan lagi tapi harus ada di sana selama setahun?”

Kendati demikian, Tuhan bekerja dengan kasih setia dalam hidup saya dan perlahan-lahan menghilangkan kecemasan saya waktu menjalani RCIY. Saya tidak ingat persis bagaimana atau apa yang terjadi, tapi melalui Firman Tuhan yang diberikan kepada kami setiap hari Minggu dan melalui doa-doa sepanjang RCIY, kecemasan saya perlahan-lahan memudar. Dan kagetnya, saya tidak lagi merasa takut dan kesepian ketika berada di komunitas. Suatu hari ketika kelompok sel RCIY saya melakukan makan malam bersama dan saya merasa momen itu sangat menyenangkan! Saya tidak lagi merasa sebagai orang asing. Sebaliknya, saya merasa punya Tubuh Kristus yang memenuhi jiwa saya. Melalui komuntas ini, saya mengalami apa artinya perjalanan menuju Surga bersama dengan saudara saudari dalam Kristus, sehingga iman bukan sekadar urusan pribadi. Dari orang yang tidak suka dengan komunitas, saya semakin senang berjumpa dengan mereka setiap hari Minggu. Saya tahu kalau ini bukan hasil perbuatan saya sendiri – hanya Tuhan dan Firman-Nya yang bisa menyinari Kebenaran ke dalam hidup saya dan membebaskan saya dari belenggu ketakutan. Hanya Tuhan yang mampu memindahkan gunung dalam hidup saya ketika saya tidak pantas mendapatkanya.

Karena saya berasal dari latar belakang Protestan, Tuhan juga membuka hati terhadap ajaran Gereja Katolik. Ketika tiba waktunya untuk dibaptis dan ketakutan menguasai saya, hal itu membuat saya ingin berhenti dibaptis, tapi Tuhan dengan nyata bekerja dalam hidup saya untuk meyakinkan saya dengan iman Katolik. Suatu siang, saya makan siang dengan seorang teman anggota RCIY. Waktu itu kami membicarakan pembaptisan dan kami memutuskan untuk bersama-sama mengunjungi ke toko buku Katolik di seberang jalan. Kami menemukan sebuah buklet kuning kecil yang berjudul ‘The Catholic Church has the Answer‘ yang menjawab pertanyaan umum tentang iman Katolik dalam bentuk tanya jawab. Waktu itu, saya masih punya banyak pertanyaan, dan pertanyaan itu persis seperti yang ada di buklet itu. Penjelasan dari penulis sangat jelas dan benar-benar meyakinkan saya. Sebelumnya tidak ada satu tulisan yang saya baca bisa memberikan pemahaman dengan baik, tapi buklet ini memberi saya kedamaian dan kejelasan yang lebih lagi untuk terus belajar tentang ajaran Gereja dan maju menuju baptisan.

Saya benar-benar tidak layak menerima kasih Tuhan, namun Ia tetap mengasihi saya dan mencurahkan kasih karunia ke dalam hidup saya. RCIY membuka pintu menuju kehidupan baru di dalam Gereja Katolik dan saya merasa sangat bahagia! Segala kemuliaan bagi Tuhan! Bagi kalian yang masih bertanya-tanya atau ragu-ragu, Tuhan selalu bersamamu bahkan di tengah ketidakpastian. Ia mengundang kalian semua untuk datang kemari dan melihatnya, maukah kalian menerima undangan ini?

Celina Faustina Tan adalah Peserta Office for Young People RCIY (Rite of Christian Initiation of Youth) 2020/2021

Sumber: “My Questions Answered” Stories.Catholic.SG © Roman Catholic Archdiocese of Singapore