Arkeologi Menegaskan Alkitab
Oleh Luke Lancaster

Silinder Nebukadnezar (Sumber: biblicalarchaeology.org)
Arkeologi sudah menemukan bukti tertulis yang berada di bumi dari berbagai macam kisah dan tokoh yang tersebar dalam Perjanjian Lama
Orang-orang skeptis radikal percaya bahwa Perjanjian Lama hanyalah sekumpulan mitos yang tidak punya nilai kebenaran sejarah. Namun, jika itu masalahnya, maka seharusnya arkeologi tidak akan menemukan bukti-bukti tertulis yang ada di bumi ini mengenai berbagai macam kisah dan tokoh yang tersebar di Perjanjian Lama. Maka, pertimbangkanlah sepuluh hubungan antara Alkitab dan arkeologi ini.
- Eksistensi Bangsa Israel
Alkitab menggambarkan bangsa Israel yang tinggal di Mesir, keluar dari Mesir, dan kemudian menaklukkan bangsa-bangsa pagan yang ada di tanah Palestina sekitar tahun 1300-an SM. Namun, ada beberapa orang skeptis membayangkan bahwa bangsa Israel adalah perkembangan lanjutan dari tulisan kitab suci.
Siapa yang benar? Alkitab atau orang skeptis? Arkeologi memberikan dukungan yang kuat kepada Alkitab. Prasasti Merneptah kuno yang merujuk pada bangsa Israel dalam hieroglif sekitar tahun 1209 SM. Dalam prasasti itu digambarkan kemenangan Firaun Merneptah melawan Israel. Artinya, Israel adalah suatu bangsa yang sudah ada sebelum tahun 1209 SM, yang menguatkan naskah Alkitab.
- Realibilitas Kitab Bilangan
Kitab Bilangan menggambarkan peristiwa antara pembebasan bangsa Israel dari Mesir dan merebut tanah Palestina. Salah satu peristiwa yang digambarkan adalah pemimpin bangsa Moab mempekerjakan seorang peramal yang hebat bernama Bileam bin Beor untuk mengutuk bangsa Israel (Bilangan 22-24). Apakah Bileam ini tokoh fiktif dari mitos kitab sucinya bangsa Israel? Bukan! Arkeologi menemukan inskripsi berbahasa Aram dari Tell Deir ‘Alla yang menyebutkan Bileam. Inskripsi dari abad ke-8 SM ini membicarakan tentang Bileam bin Beor yang menerima pesan dari berbagai macam sesembahan orang Kanaan. Apa yang ada dalam inskripsi itu cocok dengan kesaksian kitab suci bahwa Bileam itu seorang peramal.
- Eksistensi Yosua
Kitab Suci mengisahkan dalam Yosua 8:30-55 tentang penerus Musa yang bernama Yosua, ia mendirikan sebuah mezbah di Gunung Ebal. Adam Zertal menunjukkan bahwa bukti peristiwa ini ditemukan! Zertal memublikasikan sebuah karya tulis berjudul “Has Joshua’s Altar Been Found on Mt. Ebal?” di Biblical Archeology Revier (1985). Ia mencatat bagaimana ada suatu struktur persegi panjang besar, dengan ukuran panjang 30 kaki (± 9 m), lebar 23 kaki (± 7 m), dan tinggi 10 kaki (± 3 m) yang menyerupai tempat suatu kultus tertentu. Benda ini berasal dari abad ke-12 SM, yang isinya ribuan tulang binatang seperti “lembu jantan, domba, kambing, dan rusa” yang sebagian besar “dibakar dalam nyala api bersuhu rendah (200-600 derajat Celcius)” (Zertal, hlm. 31). Struktur ini sepertinya sebuah altar/mezbah di mana umat Israel mengorbankan binatang bagi Allah. Provan, Long, dan Longman III mengatakan bahwa “Zertal dan timnya mulai memeriksa penggambaran mezbah dalam Alkitab (misalnya, Keluaran 27:28) dan Mishnah, dan mereka tercengang melihat betapa cocoknya gambaran ini bukan hanya bentuk umum struktur ini tapi juga berbagai bentuk khusus yang ada pada benda itu” (hlm. 249).
- Eksistensi Raja Daud
Alkitab menggambarkan seorang anak gembala bernama Daud yang naik takhta Israel. Banyak orang sudah mendengar kisah tentang Daud ini, seperti mengalahkan Goliat yang perkasa dengan ketapel. Dari Daudlah asal mula keturunan panjang raja-raja kerajaan Daud yang dibuktikan dalam Kitab Suci dalam kitab Raja-raja dan Tawarikh.
Ada beberapa orang berpendapat bahwa Raja Daud dari Israel hanyalah legenda, tapi pendapat itu tidak bisa diterima lagi. Karena di Tel Dan, ada sebuah prasasti dari akhir tahun 800-an SM yang menyebut namanya. Dalam prasasti itu, seorang raja Aram menyebutkan pembunuhan berbagai orang, salah satunya seorang raja dari “Keluarga Daud.” Rupanya, dinasti Daud yang dijelaskan Kitab Suci dikenal di seluruh Timur Dekat pada zaman kuno. Dan hal ini memvalidasi naskah-naskah Alkitab.
- Eksistensi Raja Yehu
Prasasti Tel Dan berbicara tentang garis keturunan atau “keluarga” Daud, dan bukan Daud saja. Ada juga Raja Yehu yang diceritakan dalam 2 Raja-raja 9 dalam benda arkeologi itu. Obeliks Hitam Shalmoneser III adalah bongkahan batu kapur yang menyebutkan seorang raja Asyur yang menaklukan berbagai bangsa di bawah kekuasaannya. Obeliks itu melambangkan Raja Yehu yang memberikan upeti kepada raja Asyur Shalmoneser III. Yang berasal dari tahun 858-824 SM, di benda itu disebutkan, “Yehu, putra Omri.” Hal ini menunjukkan bahwa Kitab Suci didasarkan pada orang-orang yang nyata dan historis, dan tidak bisa diremahkan sebagai mitos belaka.
- Eksistensi Raja Omri
Alkitab menggambarkan bahwa Raja Omri dari Israel berperang melawan bangsa-bangsa di sekitarnya yaitu bangsa Moab dalam 2 Raja-raja 3. Orang-orang skeptis mungkin bertanya-tanya apakah pertempuran ini historis dan benar-benar terjadi. Ada sebuah penemuan arkeologis yang dikenal sebagai Batu Moab atau prasasti Mesha. Yang ditulis dalam bahasa Moab yang berasal pada zaman Raja Mesha dari Moab dan menceritakan kembali perang antara Moab dan Israel pada tahun 850 SM. Dituliskan dalam prasasti itu bahwa Raja Omri “mempermalukan” Moab, tapi sesudah itu Raja Mesha memenangkan peperangan. Kitab Suci berbicara tentang perang dari sudut pandang bangsa Israel, sedangkan Batu Moab berbicara tentang perang dari sudut pandang bangsa Moab.
- Eksistensi Raja Hizkia
Salah satu raja dari keturunan Daud adalah Hizkia. Kitab Suci memujinya atas reformasi agama yang dilakukan olehnya. Bangsa di sebelah timur Yerusalem adalah bangsa Asyur. Raja Asyur pada akhir tahun 700-an SM adalah Sanherib.
Sanherib menyerbu Raja Hizkia dari Yehuda karena Hizkia “dianggap tidak mau tunduk pada kekuasaan Asyur” (Provan, Long, Longman III, hlm. 370).
Menurut arkeologi, orang skeptis tidak punya alasan untuk meragukan kalau Alkitab membicarakan sejarah yang sebenarnya. Catatan sejarah Sanherib sudah ditemukan yang mengisahkan petualangan militernya. Salah satu petualangan itu adalah menyerang Hizkia. Catatan Sanherib ini mendukung apa yang dikatakan naskah Alkitab tentang Asyur dan Hizkia dalam Yesaya 33 dan 36-37, 2 Raja-raja 18-19, dan 2 Tawarikh 32.
Memang ada beberapa perbedaan dalam kisah rincinya. Salah satunya adalah naskah Alkitab mengatakan bahwa kekuatan Sanherib dilawan oleh seorang malaikat, sedangkan catatan sejarah Sanherib tidak mengatakan hal itu. Ini mungkin lebih ke tipikal seorang raja yang ingin menceritakan kemenangannya. Secara keseluruhan, Alkitab dan arkeologi selaras dalam hal ini.
- Reliabilitas 2 Raja-raja dan 2 Tawarikh
Setelah perjuangan Raja Hizkia melawan Sanherib, Kitab Suci mengatakan bahwa ia menugaskan untuk membangun terowongan ketika mempersiapkan masa pengepungan dari musuh di masa yang akan datang (2 Raja-raja 20; 2 Tawarikh 32). Terowongan itu akan membawa air dari mata air Gihon ke kota Yerusalem ke kolam Siloam. Terowongan yang dibangun oleh Hizkia masih ada hingga hari ini, dan di sana juga ditemukan prasasti berbahasa Ibrani. Prasasti itu dibuat oleh seorang insinyur yang mengatakan bahwa terowongan itu dibangun dengan menggali batu kapur dari kedua ujungnya. Prasasti itu berasal dari abad ke8 SM, pada masa pemerintahan Raja Hizkia.
- Eksistensi Serangan Babel atas Yerusalem
Menurut Kitab Suci, bangsa Israel melanggar perjanjian dengan Allah. Salah satu hukuman karena melanggar perjanjian adalah pembuangan dari tanah itu, dan hal ini terjadi menurut 2 Raja-raja 24, 2 Tawarikh 36, dan Yeremia 39. Raja Nebukadnezar (605-552 SM) dari Babel, sebelah timur Israel, datang dan menaklukan Yerusalem.
Mereka yang tidak percaya akan kebenaran Kitab Suci mungkin mempertanyakan semua cobaan berat ini. Namun arkeologi sudah menemukan seseuatu yang mendukung kesaksian Alkitab. Tawarikh Nebukadnezar menggambarkan Babel yang berusaha mengambil alih Kerajaan Yehuda yang berpusat di Yerusalem. Tawarikh ini menyebutkan tentang pengepungan Yerusalem pada tahun 597 SM yang menegaskan para penulis Alkitab.
- Reliabilitas Ezra dan Nehemia
Nebukadnezar menawan dan memindahkan banyak orang dari Israel. Beberapa dekade kemudian, ada Raja Koresh dari Persia yang menjadi kekuatan besar di wilayah Timur Dekat kuno. Koresh percaya bahwa rakyatnya tidak akan memberontak jika mereka diberi tanah dan sesembahan mereka. Kitab Suci mengatakan dalam kitab Ezra dan Nehemia, bahwa Koresh mengirimkan orang-orang Yahudi yang diasingkan itu kembali ke Yerusalem untuk beribadah. Pada masa sekarang, peristiwa ini semakin bisa dipercaya bagi orang skeptis karena adanya bantuan dari penemuan arkeologi yang dikenal sebagai Silinder Koresh. Dokumen paku berbentuk silinder ini menggambarkan kebijakan toleransi beragama Raja Koresh terhadap berbagai bangsa. Koresh menurut silinder itu berbuat sama dengan Koresh yang ada di Kitab Suci. Raja Koresh tidak hanya membantu orang-orang Yahudi saja, ia juga membantu bangsa-bangsa lain yang diasingkan.
Mengabaikan Alkitab sebagai legenda sama saja dengan mengabaikan penemuan arkeologis yang dijelaskan di sini, sehingga menunjukkan skeptisisme yang bodoh. Jauh dari tidak berdasar dari pernyataannya, Kitab Suci punya bukti arkeologis yang mendukung klaim historisnya, dalam kasus di atas adalah mengenai bangsa Israel. Jadi Anda bisa melihat bahwa Alkitab adalah kitab yang bisa dipercaya yang merinci asal muasal bangsa Yahudi. Jika hal yang dibahas di sini bisa dipercaya, ada baiknya para skeptis mempertimbangkan kembali mungkin seluruh isi Alkitab bisa dipercaya.
Posted on 14 January 2022, in Apologetika, Kitab Suci and tagged Alkitab, Arkeologi Alkitab, Kitab Suci, Perjanjian Lama. Bookmark the permalink. Leave a comment.
Leave a comment
Comments 0