Beata Anastasia Kim Jo-i

Beata Anastasia Kim Jo-i (Sumber: koreanmartyrs.or.kr)

Beata Anastasia Kim Jo-i (Sumber: koreanmartyrs.or.kr)

Profil Singkat

  • Tahun lahir: 1789
  • Tempat Lahir: Deoksan, Chungcheong-do
  • Gender: Wanita
  • Posisi/Status: Keluarga kelas biasa
  • Usia: 50 tahun
  • Tanggal Kemartiran: Sekitar bulan Oktober 1839
  • Tempat Kemartiran: Jeonju, Jeolla-do
  • Cara Kemartiran: Meninggal dalam tahanan

Anastasia Kim Jo-i lahir di Deoksan, Chungcheong-do di keluarga kelas biasa. Ketika dia bertumbuh dewasa, dia menikah dengan Paulus Yi Seong-sam. Dia mempelajari Katekismus dari suaminya, dan dia menjadi seorang Katolik.

Anastasia Kim adalah seorang yang lembut dan dicintai oleh banyak orang. Namun, setelah dia menjadi seorang Katolik, dia semakin dicintai lagi. Keluarganya menjadi sebuah contoh dari keluarga kudus bagi semua umat Katolik. Dia menjalani kehidupan agamanya dengan ketulusan hati dan berusaha memberikan pendidikan yang baik berdasarkan Katekismus kepada anak-anaknya. Bahkan dia mengabdikan dirinya untuk membimbing wanita-wanita di desa itu, dorongan dan nasihat darinya diterima dengan baik oleh mereka.

Ketika Penganiayaan Jeonghae terjadi pada tahun 1827, Anastasia Kim dan suaminya melarikan diri dan dia melahirkan seorang anak perempuan, Anastasia Yi Bong-geum. Pada saat itu, mereka mendapat kesempatan untuk memiliki seorang misionaris yang akan tinggal bersama mereka dan mereka melayaninya. Pasangan itu menerima Sakramen Baptis dari imam dan putri mereka mendapatkan Sakramen Komuni Pertamanya. Ketika Penganiayaan Gihae terjadi pada tahun 1839, keluarganya terancam kembali oleh penganiayaan.

Ketika penganiayaan diumumkan, suami Anastasia Kim tidak berada di rumah. Berhubung keluarganya sudah diketahui oleh polisi, dia melarikan diri. Dia ragu-ragu untuk sementara waktu, kemudian dia membawa putrinya bersamanya dan melarikan diri ke rumah Protasius Hong Jae-yeong yang berada di pengasingan di Gwangju, Jeolla-do. Dia di tangkap disana bersama dengan umat Katolik lainnya dan dia dibawa ka Jeonju.

Di Jeonju, Anastasia Kim berkali-kali menjalani interogasi dan siksaan sebagai paksaan untuk membuat dia menyerah dari imannya dan mengaku tentang keberadaan suaminya, namun, dia menolaknya. Kemudian, dia disiksa dengan lebih kejam lagi. Dia dibawa menghadap gubernur untuk interogasi lebih lanjut, dan dia dimasukkan ke dalam penjara. Putrinya yang masih muda juga menyatakan imannya kepada Tuhan dengan berani, dan dia juga dipenjarakan.

Suatu hari, ketika putrinya Anastasia Yi kembali ke sel penjara setelah diinterogasi, Anastasia Kim berpura-pura meragukan iman putrinya dan berkata; “Kamu pasti akan mengkhianati Tuhan karena kamu tidak memiliki keberanian untuk menahan siksaan.” Putrinya menyangkal dengan keras bahwa dia tidak melakukannya, dan dia berjanji kepada ibunya untuk tetap setia kepada ajaran Gereja apapun siksaan yang harus dia jalani.

Anastasia Kim dibawa kepada gubernur dan dia menandatangani surat hukuman mati. Dia dicambuk dengan kejam dan dia menunggu keputusan hukum dari istana di dalam penjara. Walaupun keinginan yang membara untuk menjadi seorang martir dengan cara dipenggal, dia meninggal karena sakit  yang diderita di penjara dan juga karena luka-luka parahnya. Pada saat itu sekitar bulan Oktober 1839 dan dia berusia 50 tahun.

Berikut ini adalah surat yang dikirimkan Gubernur Jeolla-do kepada istana:

“Kim Jo-i diajarkan ajaran Katolik oleh suaminya dan dia dibaptis oleh seorang misionaris dari Eropa. Dia sangat menjiwai agama Katolik sehingga dia menolak untuk mengubah pikirannya. Oleh karena itu, pemenggalan tidak akan cukup untuk dosanya.”

Sumber: koreanmartyrs.or.kr

Advertisement

Posted on 29 April 2015, in Orang Kudus and tagged , , . Bookmark the permalink. 1 Comment.

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: