Beato Felix Petrus Kim Gi-ryang
Profil Singkat
- Tahun lahir: 1816
- Tempat Lahir: Hamdeok-ri, Pulau Cheju
- Gender: Pria
- Posisi/Status: Pedagang besar/saudagar dari keluarga kelas menengah
- Usia: 51 tahun
- Tanggal Kemartiran: Januari 1867
- Tempat Kemartiran: Tongyeong, Gyeongsang-do
- Cara Kemartiran: Digantung
Felix Petrus Kim Gi-ryang lahir pada tahun 1816 di Hamdeok-ri, Pulau Cheju (sekarang, Hamdeok-ri, Jocheon-eup, Bukjeju-gun, Cheju-do) pada keluarga kelas menengah. Orang-orang memanggil dia dengan nama ‘Kim Seon-dal’. Dia pergi dari satu tempat ke tempat lain dengan perahu untuk melakukan bisnisnya. Pada tanggal 18 Januari 1857 (24 Januari pada penanggalan Lunar), dia melakukan perjalanan bisnis bersama dengan teman-teman pelautnya dan perahunya hanyut terobang-ambing oleh angin dan ombak.
Pada tanggal 26 Maret, satu bulan setelah kejadian itu, Felix Petrus Kim diselamatkan oleh perahu Inggris di dekat wilayah Laut Kwangjeou di Tiongkok. Pada waktu itu, semua teman pelautnya meninggal karena sangat kelelahan. Setelah itu, Felix Petrus Kim dikirimkan ke Serikat Misi Paris (Paris Foreign Missions Society / Société des Missions étrangères de Paris disingkat menjadi M.E.P.) di Hong Kong, dan di sana dia bertemu dengan misionaris dari Perancis dan Paulinus Yi, seorang seminaris dari Korea yang sedang beristirahat di sana.
Paulinus Yi mengajarkan Felix Petrus Kim dengan Katekismus sejak hari setelah mereka bertemu. Felix Petrus Kim merasa senang dan dia mengingat doa-doa. Ketika imannya tumbuh dengan cepat dan semakin dalam, dia menerima Sakramen Baptis pada tanggal 31 Mei 1857 dari Pastor J. J. Rousseille yang merupakan wakil pimpinan dari Serikat Misi Paris di wilayah Hong Kong , kemudian dia kembali ke Korea.
Tak lama setelah dia pulang, Felix Petrus Kim bertemu dengan Pastor S. Feron dan Pastor Thomas Choe Yang-up pada bulan Maret atau April tahun 1858 sebelum dia menuju kampung halamannya di Pulau Jeju. Imam-imam itu yakin bahwa Felix Petrus Kim akan menjadi seorang rasul yang baik di Pulau Jeju. Dia mengabdikan dirinya untuk mengajarkan Katekismus kepada keluarganya dan para pelaut. Pada musim semi tahun berikutnya, dia datang ke daratan (Semenanjung Korea), dan dia bertemu dengan Uskup Santo Siméon-François Berneux. Selama dia di sana dia menerima Sakramen.
Setelah itu, Felix Petrus Kim mangabdikan hidupnya untuk agamanya sebagai seorang pelaut. Pada tahun 1865, perahunya karam untuk kedua kalinya, dan dia tiba di pantai Nagasaki di Jepang. Dia di sana bertemu dengan Pastor Petitjean dan pulang pada tahun berikutnya. Kemudian dia datang lagi ke daratan dan mengunjungi Pastor Félix-Claire Ridel yang membaptis dua pelautnya. Dia membuat sajak berikut ini dan memuji Tuhan:
“Teman-teman, mari kita berbaris ke jalan kemartiran walaupun bukan jalan yang mudah untuk dijalani. Saya ingin seumur hidup memuji Tuhan dan Bunda Suci Maria. Saya rindu akan Surga baik siang maupun malam. Felix Petrus berharap untuk naik ke tanah Tuhan.”
Usaha Felix Petrus Kim untuk menginjili Pulau Jeju tidak berhasil karena Penganiayaan Byeongin pada tahun 1866. Dia ditangkap di Gyesom (sekarang, Punghwa-ri, Sanyang-eup, Tongyeong-si, Gyeongnam) ketika dia berada di Tongyeong, Gyeongsang-do untuk melakukan bisnis. Felix Petrus Kim dibawa ke kantor pemerintahan di Tongyeong, dan harus menjalani interogasi dan siksaan. Dia tidak menyerah, namun dia tetap melekat pada agamanya. Di penjara dia menguatkan umat beriman lainnya, dengan berkata, “Saya siap untuk mati bagi Tuhan, jadi jangan ubah pikiran kalian, tapi ikutilah saya.”
Kepala petugas di Tongyeong melaporkannya kepada Gubernur Daegu dengan berkata, “Saya tidak dapat membuat mereka untuk mengkhianati agamanya.” Kemudian gubernur memerintahkan dia untuk mengalahkan otak/pikiran mereka. Felix Petrus Kim dan teman-temannya dipukuli dengan kejam berdasarkan perintah gubernur, namun dia tidak meninggal. Sehngga, kepala petugas memerintahkan mereka untuk dibawa ke penjara dan digantung.
Dikatakan bahwa kepala petugas memerintahkan agar sebuah paku ditancapkan ke dadanya supaya dia tidak pernah bisa hidup kembali. Pada bulan Januari 1867 (Desember 1866 pada penanggalan Lunar), Felix Petrus Kim dan teman-temannya digantung dan meninggal sebagai martir. Pada saat itu, Felix Petrus Kim berusia 51 tahun.
Sumber: koreanmartyrs.or.kr
Posted on 30 May 2015, in Orang Kudus and tagged Korea, Martir, Orang Kudus. Bookmark the permalink. Leave a comment.
Leave a comment
Comments 0