Santa Magdalena Yi Yong-hui

Magdalena Yi -Yong-hui (Sumber: cbck.or.kr)

Magdalena Yi Yong-hui (1809-1839) lahir dari keluarga bangsawan yang miskin. Ibunya yaitu Magdalena Ho, kakak perempuannya yaitu Barbara Yi, dan bibinya yaitu Teresia Yi, mereka semua adalah orang Katolik yang sungguh-sungguh, tapi ayahnya seorang pagan yang kuat yang membenci umat Katolik. Oleh karena itu, mereka menjalankan agamanya dengan diam-diam. Ayahnya berusaha supaya Magdalena menikah dengan seorang pagan, namun dia ingin hidup sebagai seorang perawan dan menolak untuk mematuhi keinginan ayahnya. Dia memutuskan untuk melarikan diri.

Suatu hari Magdalena berkata kepada seorang hamba wanita muda yang beragama Katolik yang bekerja di rumahnya: “Saya mendengar kalau jarak dari sini ke Seoul sejauh 12 kilometer. Ayah saya akan pergi ke Seoul besok. Tolong ikutilah dia, dan saya akan mengikuti kamu.”

Pada malam hari, Magdalena memakai sebuah baju usang dan dia keluar dari rumahnya sambil membawa baju yang biasa dia kenakan. Rumahnya berada di hutan. Dia pergi ke dalam hutan dan menyayat dirinya sendiri supaya mengeluarkan darah. Dia mencipratkan darahnya di tanah dan juga di bajunya, yang sudah dirobek-robek dan diserakkan di sepanjang jalan. Keesokan harinya, waktu hari masih pagi benar, ayahnya pergi menuju Seoul, Magdalena dan hamba wanita itu mengikuti ayahnya. Dia pergi menuju tempat bibinya yaitu Teresia Yi. Magdalena menceritakan semua itu kepada bibinya yang sedang terkejut.

Santa Magdalena Yi Yong-hui (Sumber: cbck.or.kr)

Santa Magdalena Yi Yong-hui (Sumber: cbck.or.kr)

Sementara itu, di desa, seluruh keluarganya berusaha mencari Magdalena yang hilang. Ibunya sangat sedih. Salah satu paman Magdalena pergi ke hutan dan menemukan jejak darah di jalan dan baju Magdalena yang berlumuran darah juga sobek semua. Pamannya bergegas ke Seoul dan memberitahukan kepada ayah Magdalena yang sedang bersama dengan Teresia Yi, saudari ibunya, bahwa Magdalena telah dibunuh oleh harimau. Ayah Magdalena pingsan karena mendengar berita itu. Satu-satunya orang yang tahu semua cerita itu hanyalah Teresia Yi. Ayah Magdalena menyewa pemburu untuk menangkap harimau di hutan itu. Tiga bulan berlalu, ibu Magdalena entah bagaimana mengetahui semua cerita itu dan dia tak lagi menunjukkan kesedihannya. Ayah Magdalena bertanya kepadanya: “Sekarang, kamu tidak terlalu sedih. Beritahu saya semua ceritanya. Saya berjanji untuk tidak melawan keinginan Magdalena.” Ibu Magdalena memberitahukan semuanya kepada suaminya. Ayah Magdalena bergegas ke Seoul dan ia sangat gembira karena mencari Magdalena yang aman berada di rumah Teresia Yi. Ayahnya berkata kepada Magdalena bahwa ia tidak akan bersikeras tentang pernikahannya, dan Magdalena diperbolehkan untuk tinggal di Seoul.

Magdalena dan tiga orang wanita saleh lainnya menyerahkan diri mereka kepada polisi.

Magdalena dipenggal di luar Pintu Gerbang Kecil Barat pada tanggal 20 Juli 1839, bersama dengan tujuh orang Katolik lainnya. Dia berusia 31 tahun, ketika mempelai surgawinya memahkotainya dengan kemartiran.

 

Sumber: cbck.or.kr

Posted on 10 January 2016, in Orang Kudus and tagged , , . Bookmark the permalink. 5 Comments.

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d bloggers like this: